Aris Kurniawan
http://www.sinarharapan.co.id/
Dua malam lagi aku akan meninggalkan kota ini. Beberapa menit setelah tiang listrik dipukul orang tiga kali, dan penjual nasi goreng mendorong gerobaknya pulang meninggalkan kawanan tukang becak yang terkapar di dalam becak mereka setelah lelah berjudi. Saat-saat seperti itulah aku bisa keluar dari kamar kontrakan dengan perasaan lapang. Mengunci pintu perlahan-lahan, kemudian meletakkannya bersama sebuah surat di bawah keset untuk ibu kontrakan.
Dua malam lagi kamar kontrakan yang bertahun-tahun menghidupiku dengan kesunyian hanya akan kubawa dalam ingatan. Meninggalkan tumpukan baju kotor yang menggelantung di balik pintu. Meninggalkan percakapan anak-anak mahasiswa yang selalu diselingi gelak tawa. Meninggalkan gadis kecil yang dua minggu ini setiap menjelang magrib melintas di jalan itu. Gadis kecil berambut kemerahan yang selalu berjalan dengan langkah-langkah kecil dan tergesa. Dua tangan mungilnya mendekap sebuah buku di dadanya. Gadis kecil yang telah membatalkan niatku pulang.
Mestinya sejak dua minggu lalu aku meninggalkan kota ini. Tetapi niatku yang sudah bulat mendadak menguap begitu saja ketika memandang gadis kecil itu. Gadis kecil berbaju biru yang segera menghilang di tikungan begitu kukejar. Sehingga aku harus menunggunya menjelang magrib pada keesokan harinya. Tetapi sampai berkali-kali aku mengejarnya, dia selalu lebih cekatan menghilang. Seakan menghindari bahaya yang siap menerkam.
Aku pernah mencoba mengadangnya untuk dapat menatap wajahnya dengan jelas. Aku berdiri di balik pintu pagar menatap ke arah ia biasanya muncul. Beberapa lama menunggu, kulihat dia akhirnya muncul dengan langkah-langkah kecil dan tergesa menapaki jalanan berkerikil, dengan gerak tubuh yang tiba-tiba sangat kuhapal. Terutama dua tangan mungilnya yang mendekap sebuah buku di dadanya. Rambutnya keriting dan sedikit dikacaukan angin tampak makin kemerahan oleh matahari menjelang magrib. Pandangannya lurus, kadang tertunduk, melihat buku di dadanya yang tampak begitu dikhawatirkannya lepas terjatuh.
Dia makin mendekat. Hanya beberapa langkah lagi dia akan melintas di depanku, aku akan menyapa dan menghentikan langkahnya, memegang pundaknya, memberinya senyum seraya menatap wajahnya. Namun ketika selangkah lagi dia melintas di depanku, tiba-tiba terdengar bunyi benturan amat keras yang mengalihkan perhatianku ke seberang jalan. Dan manakala rasa terkejutku hilang, gadis itu sudah jauh berada di ujung jalan dan segera lenyap ditelan tikungan. Peristiwa ini kuingat terjadi lebih dari satu kali. Ketika beberapa waktu kemudian berhasil mencegat langkahnya, dia hanya membisu, menatapku beberapa lama, menepis tanganku, dan lekas-lekas berlalu. Wajah gadis itu mirip Laila yang tengah kucari di kota ini.
Laila, gadis yang telah kuhancurkan masa depannya. Mungkin aku akan menanggung rasa bersalah sepanjang umurku. Apa boleh buat, tak ada lagi yang bisa kulakukan. Laila, maafkan aku.
Kukemasi sejumlah barang dan pakaianku yang tak seberapa. Mengemasi baju-baju ke dalam tas seperti mengemasi perjalanan hidupku yang belum selesai. Ini sungguh pekerjaan yang tidak mudah. Dan yang lebih berat lagi, aku harus mengemas perasaanku yang rawan. Lalu bagaimana aku mengemas perasaan bersalah pada Laila yang gagal kutemukan di kota ini?
“Katanya takkan pulang sebelum Laila kamu temukan?” Terngiang ucapan ibu kontrakan siang tadi. Aku menggeleng seraya tersenyum getir.
Lima tahun lalu, sekembali dari kuliah di kota ini, ayah-ibuku menyambut dengan gembira. Aku berhasil lulus dengan predikat cum laude. Ini prestasi yang membanggakan orangtuaku. Selain jodoh, telah disiapkan pekerjaan buatku di pabrik gula yang ada di kota kecamatan. Ayahku adalah salah seorang pembesar di perusahaan yang telah banyak menghidupi warga desa tersebut. Namun sayang, keduanya gagal kuperoleh. Bukan hanya karena aku tidak tertarik pada kedua pilihan tersebut, melainkan karena aku bertemu dengan Laila. Gadis kecil anak seorang kuli tebu. Matanya yang indah dan pipinya yang penuh membuat hatiku tak dapat mengelak mencintainya. Tak peduli Laila seorang gadis kecil 13 tahun, dan aku insinyur 27 tahun. Aku sering secara sembunyi-sembunyi mendatangi rumahnya di tepi kebun tebu. Biasanya menjelang magrib.
Aku tahu Laila merasa senang setiap aku datang, bukan cuma karena aku membawakan majalah-majalah remaja yang disukainya dan mengajarinya menggunakan handphone. Laila senang, karena dirinya bisa bercerita pada orang lain tentang dirinya. Maklum, tak ada teman sebaya di sekitar rumahnya. Ia baru lulus sekolah dasar, dan tak mungkin melanjutkan ke SMP. Tidak dengan ibu-bapaknya yang tampak cemas. Aku mengerti, tentu mereka khawatir aku hanya mempermainkan anaknya. Tapi mereka tak mungkin mengatakannya.
Kuajak Laila berjalan menemaniku menyusuri pematang, melompati parit. Duduk di atas pematang, memandang langit merah yang berangsur gelap. Kami menerobos kebun tebu. Kupetik bunga tebu untuk Laila, dan kucium bibirnya dengan gairah yang meletup tak terkendali. Masih sempat kudengar Laila merintih dan memekik. Suaranya hilang timbul di antara gemuruh nafasku dan suara angin yang terengah menggetarkan daun-daun tebu, menerbangkan serat-serat kembang tebu. Entah berapa kali batang-batang tebu merekam peristiwa indah itu. Sampai tibalah suatu hari aku menangis di pangkuan ibunya karena aku telah membuatnya hamil.
Kubuktikan tanggung jawabku sebagai laki-laki, aku meminang Laila. Tapi ayah-ibuku tak menerima Laila menjadi menantunya. Tentu perbedaan usia yang terpaut jauh hanya alasan mereka menolak Laila. Alasan yang sesungguhnya adalah karena Laila hanya lulusan SD dan hanya anak seorang buruh tani. Aku dipaksa menikah dengan perempuan yang telah disiapkan orang tuaku. Sementara Laila harus menanggung penderitaan seorang diri. Kudengar Laila kemudian diungsikan ke kota.
Beberapa lama setelah mendengar kabar tersebut, aku pergi meninggalkan rumah, menyusul Laila ke kota ini. Menyewa kamar kontrakan, tempat aku menitipkan baju-bajuku, meletakkan tubuh lelahku setelah melakukan pencarian. Kuingat hampir lima tahun aku melakukannya. Lima tahun, berarti lima kali masa tanam dan potong tebu di kampungku. Dan selama lima tahun seluruh sudut kota ini telah kususuri sepanjang siang sepanjang malam, bertanya pada hampir semua orang.
“Berambut lurus, ada tahi lalat di bawah dagu.” kataku seraya menyodorkan selembar foto kusam. Dan selalu gelengan kepala yang kudapatkan, atau kalimat “Nggak ada,” dengan nada yang sering kali amat ketus.
Memang kadang ada pula yang menjawab lembut, penuh perhatian dan berkeinginan membantu,
“Adik atau istri sampeyan?”
“Istri saya, namanya Laila”
“O, tapi dia bukan Laila. Tapi Lilis namanya,” ujar ibu penjaga warung rokok.
“Mungkin saja dia ganti nama. Antarkan saya pada Lilis,” kataku mengharap.
“Walah, saya nggak tahu rumahnya. Kemarin sih dia datang. Besok saja datang lagi kemari. Siapa tahu dia ke sini,”
Esoknya dan esoknya, dan esoknya lagi aku datang. Tapi Lilis tak juga muncul. Ibu penjaga warung itu memberi kabar, “Kata si Nur, dia sudah pulang kampung,”
“Nur, siapa dia? Temannya? Bisa saya ketemu dengan dia,”
“Tunggu saja di sini. Malam ini pasti dia datang,”
Sampai hampir subuh Nur tidak pernah tampak. Bahkan sampai beberapa malam aku tunggu. Kini kesabaranku sudah sampai pada batasnya. Aku tak mungkin membiarkan umurku habis untuk mencari Laila di kota ini. Menghabiskan malam-malamku menyusuri tikungan jalan, membebat tubuhku dengan jaket atau sweter, menyelinap ke pintu pub, bar, dan warung remang-remang sepanjang kota ini.
Dua malam lagi, waktu yang akhirnya kupilih untuk menghentikan pencarian dan kembali pulang menemui rumah dan ayah-ibu. Mungkin aku akan menemui ibu dan bapak Laila, untuk kesekian aku akan meminta maaf. Maafkan aku, Laila. Maafkan aku…
Pondok Pinang, 2008
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Minggu, 25 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar