Viddy AD Daery **
ahmadsamantho.wordpress.com
Perang sastera yang terjadi dan semakin membesar akhir-akhir ini di Indonesia, menurut hemat saya, sangat berbeza dengan beberapa kali perang sastera yang pernah terjadi di Indonesia.
Bahkan sebelum Republik Indonesia berwujud, perang sastera telah dilancarkan oleh Lembaga Balai Pustaka yang dikendalikan pemerintahan kolonialisme Hindia Belanda, yakni, pada tahun 1920-an melancarkan perang terhadap “bacaan Liar” yakni buku-buku Melayu-Tionghoa yang ditulis oleh orang-orang Tionghoa dengan menggunakan bahasa Melayu yang kacau-balau, atau disebut “Melayu pasar” atau “Melayu Rendah”.
ahmadsamantho.wordpress.com
Perang sastera yang terjadi dan semakin membesar akhir-akhir ini di Indonesia, menurut hemat saya, sangat berbeza dengan beberapa kali perang sastera yang pernah terjadi di Indonesia.
Bahkan sebelum Republik Indonesia berwujud, perang sastera telah dilancarkan oleh Lembaga Balai Pustaka yang dikendalikan pemerintahan kolonialisme Hindia Belanda, yakni, pada tahun 1920-an melancarkan perang terhadap “bacaan Liar” yakni buku-buku Melayu-Tionghoa yang ditulis oleh orang-orang Tionghoa dengan menggunakan bahasa Melayu yang kacau-balau, atau disebut “Melayu pasar” atau “Melayu Rendah”.