Jumat, 22 Agustus 2008

DI UJUNG WAKTU

Mala M.S

“Anggi jangan lupa obatnya diminum” Itulah kata-kata yang selalu diucapkan oleh Mama selama dua bulan terakhir ini, setiap aku bertanya kenapa kau harus minum obat; Mama selalu menjawab “Kamu kan sering pusing makanya mama nyuruh kamu minum obat itu biar kamu nggak pusing.” Jawaban yang sama sekali tidak membuatku puas. Dan tiap kali aku bertanya ke Papa; Papa hanya diam seribu bahasa, tapi seketika rasa penasaranku terhadap obat-obat itu hilang dikala aku bersama Rendy. Bila berada di dekatnya aku merasa tenang. Rendy adalah cowokku.

Aku sudah menjalin hubungan dengan Rendy selama tujuh bulan. Kami saling terbuka. Tak ada satupun masalah yang aku sembunyikan pada Rendy termasuk soal obat itu. Sebaliknya, Rendy juga demikian. Rendy sangat khawatir dengan keadaanku. Dia menyarankanku pergi ke Dokter Iwan. Dokter Iwan adalah dokter yang memberikan resep obat yang aku minum selama dua bulan terakhir ini. Pernah sekali aku bermaksud menanyakan penyakitku. Tapi dr. Iwan selalu menjawab “Adek tidak kenapa-napa apa, obat itu hanya sebagai penghilang rasa pusing.” Jawaban itu membuatku sedikit lega tapi belum sepenuhnya tenang. Seperti ada yang beliau sembunyikan dari aku.
***

Dua minggu kemudian.
“Bi, Mama sudah pulang belum?” tanyaku pada Bibi.
“Sudah Non, mungkin sekarang Nyonya lagi istirahat di kamar”
Aku kemudian pergi ke Kamar Mama.
“Ma, ke mall yuk! Anggi kan pengen beli baju baru.”
“Iya. Ini juga Mama baru mau mandi. Kamu tunggu aja bentar!”
Aku lihat meja Mama berantakan.“Meja Mama Anggi rapiin ya?!”
“Boleh”

Akupun menghampiri meja yang berantakan itu, sementara Mama beranjak ke kamar mandi. Satu persatu buku juga majalah aku rapikan. Tiba-tiba dalam majalah yang ada di tanganku; secarik kertas terjatuh tanpa sengaja. Ketika aku mengambil secarik kertas itu dan iseng membacanya ternyata surat itu dari Rumah Sakit yang ditandatangani oleh dr. Iwan yang menyatakan kalau aku mengidap penyakit leukimia dan umurku hanya tinggal enam bulan lagi.
“Anggi!!” teriak Mama.

Mama yang baru selesai mandi langsung menghampiriku.
“Ma… apa ini bener Ma?” ucapku tak kuasa menahan tangis sambil menunjukkan surat itu.
“Anggi, maafin Mama Nak!” kata Mama sambil matanya berkaca-kaca dan memelukku erat sekali seakan-akan Mama tidak mau kehilangan aku.
“Kenapa Mama merahasiakan semua ini pada Anggi Ma?!” aku melepas pelukan Mama.
“Kenapa Ma? kenapa?”
“Mama, Papa dan Dokter sengaja merahasiakan ini semua; karena kita tidak ingin melihat kamu bersedih sayang.”
Aku tertunduk dan air mataku terus mengalir.

Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk pergi ke Surabaya. Aku pergi tanpa memberitahu Rendy. Aku juga melarang Papa dan Mama untuk memberitahukan keberadaanku pada siapapun termasuk Rendy.

Tidak terasa aku sudah di Surabaya selama tiga bulan. Pagi ini Mama datang ke Surabaya untuk melihat keadaanku. Mama di Surabaya tidak lama, hanya satu jam. Sebelum pulang Mama memberikan secarik surat kepadaku. Setelah Mama pulang, aku membaca surat itu dengan hati tergetar.

Teruntuk
Kekasihku Anggi

aku nggak tahu kenapa kau pergi meninggalkanku
aku juga nggak tahu kemana kau pergi
aku selalu mencoba menghubungimu, mencarimu,
bahkan aku juga menanyakan pada orang tuamu
tapi semua sia-sia
namun aku tetaplah aku
meskipun kau jauh, aku selalu mencintaimu

Anggi…
“bila aku harus mencintai
dan berbagi hati itu hanya denganmu
namun bila ku harus tanpamu
akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta1”
sebait lagu itu telah mewakili hatiku.

Anggi…
i hope our love will last forever.

yang selalu mencintaimu
Rendy

Tanpa terasa, air mataku sudah sampai di pipi. Aku tak kuasa membaca surat dari Rendy. Dia begitu mencintaiku. Ingin rasanya aku memberitahukan semuanya pada Rendy tapi aku tak ingin melihat dia bersdih karena mengetahui keadaanku yang sebenarnya. ‘Rendy, maafkan aku. Andai saja kau tau keadaanku, kau pasti akan ikut bersedih’ ucapku dalam hati.
***

Lima bulan sudah aku berada di Surabaya. Itu berarti umurku hanya tinggal satu bulan. Aku kemudian memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Aku ingin sekali menemui Rendy. Tapi aku merasa belum siap bertemu dengannya. Akupun menelfon sahabat karib Gita.
“Hallo” terdengar suara Gita.
“Git, ini aku Anggi”
“Anngi, kamu sudah kembali?”
“Iya, aku sudah kembali. Kamu sekarang ke rumahku ya?!”
“Iya, aku akan datang ke rumahmu”

Beberapa menit kemudian, Gita sampai di rumahku dan aku mengajaknya pergi ke taman dekat lapangan basket.
“Nggi, selama ini kamu kemana aja. Sejak kepergianmu, Rendy sering melamun. Dia sangat terpukul atas keperginmu.”
“Aku pergi ke rumah saudaraku di Surabaya untuk menenangkan diri”
“Menenangkan diri?”
“Iya karena aku mempunayai masalah yang sangat berat”
“Masalah, Masalah apa? kenapa kamu nggak pernah cerita ke aku?”

Ketika aku hendak menceritakan semuanya pada Gita, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara cowok memanggilku. Dan akupun menoleh.
“Rendy!” ucapku kaget. Ternyata Rendy sudah berdiri di belakangku. Akupun kemudian berdiri dan bermaksud untuk pergi. Namun seketika langkahku terhenti karena Gita memegang tanganku.
“Lepasin Git! Biarkan aku pergi” Pintaku seraya mencoba melepaskan tanganku dari tangan Gita.
“Please Nggi, kamu jangan pergi! kasihan Rendy.”

Akupun kembali duduk.
“Anggi maafkan aku. Akulah yang memberitahu Rendy kalau kamu sudah kembali ke Jakarta. Aku melakukan ini semua karena aku kasihan sama Rendy. Sebaiknya kalian selesein masalah kalian berdua. Aku permisi.” Gita pun pergi meninggalkan aku dan Rendy.

“Nggi, kenapa selama ini kamu pergi meninggalkan aku? Dan kenapa kamu nggak pernah ngasih kabar ke aku?” tanya Rendy yang sekarang berdiri tepat di belakangku. Namun aku tidak bisa berbuat banyak hanya diam dan menangis.
“Anggi, jawab donk! aku butuh penjelasan.”

Dengan pipi penuh air mata, aku mencoba untuk bicara.
“Please Ren, tinggalin aku!”
“Enggak Nggi, aku nggak akan ninggalin kamu.” Ucap Rendy tulus.
“Ren, aku nggak pantes buat kamu. Di luar sana masih banyak cewek yang lebih bisa kamu harapkan dari pada aku.”
“Jangan bicara seperti itu Nggi”
“Tidak Ren, aku hanya akan mengecewakanmu.”

Dengan berlinangan air mata aku berlari meninggalkan Rendy.
“Anggi, tunggu! aku sangat menyayangimu.” Teriak Rendy. Namun aku tak menghiraukannya sama sekali.

Setelah kejadian itu, Rendy berkali kali datang ke rumahku. Namun sekalipun aku tak pernah mau menemuinya. Dan tiap dia menelfonku. Aku pun tak pernah mengangkatnya.
***

“Anggi” Panggil mama.
“Iya Ma”
“Jadi ikut Mama ke super market nggak?”
“Iya Ma, tunggu bentar!” Akupun keluar kamar dan turun.
“Ayo Ma, kita berangkat.” ajakku

Baru sampai di depan pintu tiba-tiba aku pingsan. Mama lalu membawaku ke Rumah Sakit. Keadaanku sangat kritis. Setelah beberapa hari aku terbaring lemah di kamar ICU bertahan melewati masa kritis, aku pun sadar. Kulihat di sampingku ada kedua orang tuaku.

“Ma….” Ucapku tersendat-sendat.
“Sayang, kamu sudah sadar.” Sahut Mama dan Papa bahagia. Aku berusaha bicara meskipun terputus-putus.
“Ma… Pa… maa..fin Anggi. Tolong berikan surat ini pada Rendy.” Aku berusaha berkata sambil memberikan surat pada Mama.
“Laa… illaa… ha.. illa… llah….” Setelah itu aku merasakan tubuhku begitu hampa dan pandanaganku begitu gelap dan aku pun tak sanggup untuk tidak menutup mata dalam diam. Mengikhlaskan segalanya di ujung waktu nan abadi.
***

Untuk Kekasihku,
Rendy

Ren, ketika kau membaca surat ini
mungkin aku telah tiada
kita telah terpisah ruang dan waktu
Tuhan telah menata taqdir setiap hambahNya
aku harap kau tak merasa kehilangan atas kepergianku
dan aku berdoa semoga kau mendapat pendamping hidup
yang lebih baik dariku
yang setia mencintaimu sampai ajal menjemputmu

Yang slalu menyayangimu
Anggi

Setelah membaca surat dari Anggi, Rendy terdiam merenungi semuanya.“adakah selamanya cinta berakhir dengan kepedihan.” Dan Rendy pun berdoa dalam derai air mata yang terburai oleh duka yang sangat dalam.**

Lamongan, 2008

*)Salah satu lirik dalam lagu dari Band ElEmEn

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati