Rabu, 21 Januari 2009

BELAJAR MENULIS DARI AZYUMARDI AZRA*

Sutejo
http://thereogpublishing.blogspot.com/

Sejak mahasiswa tingkat S1, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini sudah rajin menulis. Awalnya dia menulis sajak dan puisi yang dimuat majalah Ti¬me. Berangkat dari kelompok diskusi mulailah dia menulis artikel di berbagai media massa, dan buku pertama yang diterbitkan adalah tesis dan disertasinya. Hingga kini –paling tidak-- telah mengha¬silkan 18 judul.

Menulis bagi Azyumardi menebarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dia tidak pernah memikirkan pendapatan yang dihasilkan dari menulis buku. Bahkan, dia tidak pernah tahu berapa royalti yang dia dapatkan ataupun eksemplar bukunya yang terjual. "Bagi saya, begitu selesai menulis, saya tidak memikirkan hal lain lagi, bahkan saya tidak pernah tahu persis honor yang saya terima dari hasil menulis kolom atau artikel," ujar ayah empat anak ini.

Keseriusan dalam menulis menyebabkan dia mendapat penghargaan Buku Utama dari Yayasan di bawah naungan Depdiknas tahun 2000, buku berjudul Renaisans Islam di Asia Tenggara mendapat penghargaan karya terbaik dalam bidang humaniora dan ilmu sosial. Tahun 2002 ia mendapat penghargaan dari Mizan sebagai penulis paling produktif dan mendapat hadiah sebesar Rp 10 juta. Akan tetapi, jika dia harus menghitung, tentu saja honor menulis buku sama sekali ti¬dak menutupi biaya yang harus dia keluarkan untuk menghasilkan buku tersebut. "Saya harus riset, kadang membutuhkan waktu lama." ujarnya.

Nah, dari pengakuan Azyumardi demikian, apa yang dapat dipetik? Pertama, menulis itu membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan untuk melakukan research --yang tentu-- biayanya tidak sedikit. Di samping, pengorbanan waktu untuk meluangkan setiap saat. Menulis, dengan begitu, membutuhkan kerelaan untuk memfasilitasi, memberikan ruang, dan apa pun untuk memfasilitasi ide penulisan. Dalam banyak kasus menulis perlu mengumpulkan bahan, baik itu melalui penelitian ataupun dari berbagai sumber referensi yang memadai. Di sinilah, tergambar bagaimana menulis sesungguhnya membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Permasalahannya adalah bagaimana untuk kita yang pemula? Sebab, permodalan seringkali menjadi hambatan utamanya. Berbagai sumber bisa diakses gratis, katakanlah lewat internet, perpustakaan daerah, atau boleh jadi pinjam. Jika ini yang kita lakukan hal penting yang dapat dilakukan adalah membuat kartu kutipan yang akan berisi hal-hal penting dari berbagai sumber bacaan terperoleh.

Kedua, sebaiknya menulis tidak usah mempertimbangkan berapa honor yang kita terima, tetapi pada tingkat kepuasan dan keinginan untuk berbagi ilmu pengetahuan. Sebuah idealisme kepenulisan yang luar biasa, yang dapat dicontoh oleh siapa pun kita. Meskipun, sesungguhnya menulis juga dapat dipergunakan untuk mencari uang tetapi bagi Azyumardi hal itu dinomorduakan karena komitmen keinginan berbagi. Penulisan buku, misalnya, memang dapat menjadi jariyah bagi penulisnya. Hal ini, sebagaimana Steven Covey, pengarang buku Eight Habits, yang pernah mengatakan bahwa orang harus punya sesuatu yang bisa diwariskan setelah mati selain nama. Covey bilang, “Apa sih yang ingin orang ucapkan tentang kamu di depan makam kamu. Cuma nama saja, atau kamu ingin diumpat sebagai penjahat, atau diingat karya-karyanya atau pemikirannya?"

Keinginan berbagi, ini sebenarnya tidak saja bagi Azyumardi tetapi juga Rhenald Kasali. Bagi Rhenald Kasali, misalnya, bisa menulis buku itu satu anugerah, suatu kebanggaan yang tidak terhingga lantaran penulisnya meninggalkan warisan pemikiran kepada orang lain. Di sinilah, makna terpenting dari hal yang dapat kita petik dari Azyumardi yang dalam bahasa Rhenald dimaknakan sebagai anugerah. Bagaimana dengan kita? Berbagi pengalaman lewat tulisan tentunya akan menjadi forum komunikasi positif yang ujungnya mewariskan pengalaman pada orang lain.

Ketiga, membiasakan menulis sejak kecil sangat bermanfaat bagi kepenulisan selanjutnya. Di sinilah, menariknya andai kita mau membiasakan menulis sejak dini. Jika kita belajar dari Azyumardi, paling tidak, ketika kuliah di perguruan tinggi, penting untuk mengembangkan kepenulisan itu. Usia mahasiswa boleh jadi usia produktif secara intelektual, karena itu, jika kita ingin mengembangkannya masa-masa ini adalah “masa emas” yang penting diselamatkan.

Pelatihan yang dapat dilakukan sejak dini adalah membiasakan untuk (a) memiliki buku harian, (b) latihan mengungkapkan gagasan secara tertulis, (c) mencatat hal-hal penting yang ditemukan, (d) merespon pikiran orang lewat tulisan, (e) memberikan komentar kritis atas realita yang terjadi, (f) membuat laporan hasil kunjungan, dan (g) menulis feature hasil perjalanan, ilmu pengetahuan, maupun ketokohan. Dalam pelatihan ini, mengingatkan kita akan kiat yang dilakukan Maman S Mahayana dalam melatihkan kepenulisan kepada para mahasiswa dengan berbagai kegiatan kecil: mendeskripsikan tokoh, melukiskan peristiwa, menggambarkan tempat, merangkaikan peristiwa, dan seterusnya.

Keempat, jangan remehkan puisi. Kalau Azyumardi mengawali kepenulisannya lewat puisi yang dimuat di majalah Time maka makna yang dapat ditarik adalah dengan menulis puisi (a) kita melatih empati, (b) menuangkan ekspresi, dan (c) mengorganisasi “potongan-potongan” ekspresi. Dalam teori menulis kreatif, sebenarnya, menulis puisi relatif lebih sulit dibandingkan dengan menulis popular. Pengalaman Azymardi menjadi unik dan menarik untuk direnungkan.

Menulis puisi pada tahap awal biasanya berpusar pada masalah cinta dan kemanusiaan. Ungkapan remaja dan mahasiswa yang sedang kasmaran, misalnya, dapat dijadikan media awal latihan itu. Banyak penulis yang mengawali darinya. Untuk itu, jangan malu ketika kita arif belajar dari pesan Azyumardi ini.

Dalam pengalamannya yang mengesankan bagi saya adalah (a) bagaimana Azyumardi mendampingi tulisan-tulisan yang dihasilkan mahasiswanya, (b) mengoreksi, dan (c) memberikan rekomendasi untuk dikirimkan ke media tertentu yang cocok. Pengorbanan seorang Azyumardi, karenanya, adalah contoh keteladanan intelektual yang menarik untuk dibudidayakan di masyarakat kita. Dalam kasus ini, akan menjadi wahana penting dalam belajar menulis.

Akhirnya, belajar dari pengalaman Azyumardi itu ada baiknya kita bertanya: maukah kita menulis? Mengorbankan waktu dan finansial untuk berbagi ilmu? Jika kita ingin dikenang dalam sejarah peradaban manusia, maka menulis tentu akan menjadi pilihan yang harus dilakukan. Mudah-mudahan.
***

*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati