Selasa, 29 Desember 2009

Membaca Ensiklopedi Aceh, Mengulang Dongeng Lama

Peresensi: Herman RN
http://blog.harian-aceh.com/

Judul buku : ENSIKLOPEDI ACEH
Adat Hikayat dan Sastra
Penulis : L.K. Ara dan Medri (editor)
Tebal buku : 468 + xvi
Penerbit : Yayasan Mata Air Jernih (YMAJ) bekerja sama BRR-Badan
Arsip dan Perpustakaan NAD, JKMA-ICCO
Edisi : Cetakan Pertama, April 2008

Setelah Aceh mengalami sejarah panjang dengan derai air mata, maka menjadi sebuah kepatutan mendokumentasikan segala yang pernah ada di sini, baik yang telah hilang maupun masih tersisa. Salah satu upaya mendokumentasikan tersebut dapat berupa menuliskannya menjadi sebuah buku lalu menerbitkannya.

Adalah L.K. Ara dan Medri, mereka mendokumentasikan sejumlah hal sekitar sastra dan budaya dalam sebuah buku bertadjuk “Ensiklopedi Aceh” Adat Hikayat dan Sastra. L.K. Ara adalah seorang penyair dari Tanah Gayo, Aceh Tengah. Sedangkan Medri merupakan seorang sastrawan asal Riau yang menjadi salah seorang peneliti di Balai Bahasa Banda Aceh sejak tahun 2001—karena lama berkiprah dan menulis di media-media Aceh, dia mulai akrab juga disapa sebagai sastrawan Aceh.

Melalui buku dengan tebal 468 halaman lebih ini, kedua sastrawan Aceh itu mencoba membuka cakrawala tentang Aceh, adat budayanya, juga sastra dan sastrawan yang pernah ada di Bumi Iskandar Muda. Mereka–Ara dan Medri–yang mengeditori buku ini, patut diberikan aplus, sebab Aceh dan sejarahnya yang pernah jaya pada masa Iskandar Muda hingga bergelut tsunami dan pasca-perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sudah dicoba-rangkum Ara dan Medri, yang mana nantinya akan menjadi panduan atau semacam pedoman bagi orang-orang yang hendak mengetahui tentang Aceh. Karena itu, buku ini diberi judul besar “Ensiklopedi Aceh”.

Ensiklopedi atau disebut juga ensiklopedia, berasal dari bahasa Yunani, “enkyklios paideia” (????????? ???????), yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Ensiklopedi menurut wikipedia, dianggap juga sebagai sejumlah buku yang berisi penjelasan setiap cabang ilmu pengetahuan yang terususun menurut huruf abjad. Karena itu, sebuah ensiklopedi sering dianggap sebagai kamus atau pendamping kamus dan awalnya ensiklopedi memang berasal dari kamus.

Dengan demikian, pengertian “Ensiklopedi Aceh” dapat dipahami sebagai sesuatu isitilah tentang segala hal yang ada di Aceh. Jadi, buku ini hendaknya mencakup hal-hal dimaksud. Apalagi dibubuhi judul kecil “Adat Hikayat dan Sastra”, maka seyogianya buku ini memuat penjelasan tentang peristilahan adat, hikayat, dan sastra Aceh.

Buku yang mendapat tanda tangan dan setempel basah dari pemimpin Aceh—Gubernur Irwandi dan Wagub Muhammad Nazar—ini memang dapat dijadikan sebagai salah satu arsip, yang suatu bila, bagi peneliti atau siapa saja yang hendak mengetahui tentang Aceh; adat, hikayat, satrawan, dan karyanya, mungkin buku ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan.

Layaknya sebuah kamus, Ensiklopedi Aceh (selanjutnya disingkat EA) ini disusun berdasarkan abjad juga. Di dalamnya termuat tentang biografi ulama, sastrawan, peneliti, pemimpin, istilah tentang adat dan tradisi masyarakat Aceh, kesenian, dan karya-karya orang Aceh yang pernah diterbitkan di Aceh, atau diterbitkan di luar Aceh tetapi ditulis oleh orang Aceh atau bercerita tentang Aceh. Semua itu disusun secara apik. Layaknya sebuah kamus, buku ini pun memiliki indeks guna mempermudah pembaca melacak istilah-istilah di dalamnya.

Kopi Paste Buku Lama

Buku “Ensiklopedi Aceh” sebagai buku baru menjadi kemestian memuat informasi baru tentang apa yang hendak diungkapkan, semisal tentang biografi sastrawan Aceh. Namun, buku ini kelihatan hanya kopi paste dari buku-buku yang sudah diterbitkan. Di sini letaknya mirisnya.

Banyak memang informasi tentang sastrawan dan karya yang baru lahir di Aceh dalam EA, tetapi data-datanya sama seperti yang terdapat dalam buku-buku yang pernah diterbitkan sebelumnya. Sejumlah data tentang sastrawan Aceh misalnya, lebiih sebagian diambil dari buku “Seulawah, Antologi Sastra Aceh” terbitan Yayasan Nusantara (1995). Bahkan, dalam “Seulawah” yang tebalnya hingga 727 halaman itu, pemuatan tentang sastrawan Aceh lebih rinci. Di sana dipilah sastrawan menurut abjad nama pertamanya berdasarkan bidang sastra yang dia geluti, misalnya penyair, dikhususkan pada halaman syair, disusun berdasarkan abjad yang sesuai.

Nah, EA juga mencoba memuat serupa itu, tetapi yang namanya kopi paste dari buku sebelumnya, kesempurnaan dalam buku ini masih disayangkan. Sejatinya, sebagai sebuah buku yang ditulis baru, meskipun sejumlah data diambil dari buku yang sudah pernah ada, mestinya “Ensiklopedi Aceh” lebih baik dari yang sudah-sudah. Karenanya, sungguh sangat disayangkan banyak data yang diambil secara utuh dari buku sebelumnya, lalu diedit, bahkan ada yang hilang dalam pengeditannya, sehingga bukan bertambah lengkap, melainkan semakin ‘hancur’.

Sebagai contoh, pada biodata sastrawan bernama Zulfikar Sawang. Tentunya sangat mudah menemui biodata sastrawan satu ini, karena abjad awal namanya yang berfonem [Z] sehingga dilampirkan pada halaman terakhir isi buku. Biodata Zul kelihatan sekali diambil dari file lama yang dicoba edit kembali. Sayangnya, pengeditan telah menghilangkan beberapa hal tentang Zul. Misalnya, tempat lahir Zul ditiadakan dalam buku tersebut dan usianya disebutkan masih 32 tahun. Padahal, Zulfikar Sawang yang sekarang sudah menjadi Anggota Dewan di DPR Aceh telah berusia 36 tahun, tentang jabatannya sebagai Anggota Dewan pun tidak disebutkan dalam buku EA tersebut.

Contoh kedua, pada biodata Mustafa A. Glanggang, dituliskan bahwa dia (Mustafa) sejak 2002 sampai dengan sekarang menjabat sebagai Bupati Bureuen. Masa iya sih, Mustafa Glanggang masih menjabat bupati? Kelihatan sekali biodata satu ini dikopi paste dari buku “Celoteh Budaya Politik” karangan Mustafa (DKB, 2003). Mustafa sudah tidak lagi menjabat sebagai bupati sejak akhir tahun 2006. Jelas, upaya L.K. Ara dan Medri dalam EA bukan memberikan informasi terbaru kepada pembaca, melainkan ‘mendongengkan’ hal yang sudah pernah ditulis/ diterbitkan orang.

Tidak Dimuat

Di samping dua contoh kasus di atas, ada pula biodata sastrawan Aceh yang tidak dimuat sama sekali dalam EA. Mungkin jika sastrawan dimaksud adalah sastrawan baru muncul pasca-MoU Helsinky, masih dapat dimaklumi. Namun, terdapat juga biodata sastrawan senior yang sudah menerbitkan beberapa buku.

Adalah Hilmi Hasballah, seorang sastrawan Aceh yang dua tahun lalu menerbitkan sebuah kumpulan hikayat. Dia juga tercatat sebagai salah seorang penerima Award Sastra Aceh dari Dinas Kebudayaan Provinsi Aceh tahun 2007, tetapi dia maupun “Hikayat Tsunami”-nya tidak dimuat dalam EA. Padahal, teman-teman dekat Hilmi seperti Harun Al-Rasyid dan D. Keumalawati, tertera dalam EA. Saya tidak tahu, apakah ada upaya deskriminasi standar kelayakan untuk dimuat dalam EA oleh L.K Ara dan Medri sehingga hal ini terjadi. Yang jelas, sejumlah data lainnya masih banyak yang tak tertera, yang menurut banyak orang (sastrawan dan pengamat sastra di Aceh), mereka mesti disertakan juga, sebab buku ini adalah sebuah ensiklopedi.

Beberapa nama sastrawan Aceh lainnya yang sempat tercatat pada saya, tidak disertakan dalam EA adalah Alfi Rahman (seorang sastrawan dari FLP Aceh yang masih produktif), sedangkan istrinya (Cut Januarita) disertakan. Musmarwan Abdullah juga tidak diterakan, tetapi buku dia “Pada Tikungan Berikutnya” ada. Taufik Al Mubarak juga tidak ada, tetapi teman seperjuangannya, Muhammad Nazar, disertakan dalam EA. Selanjutnya, Alimuddin (sastrawan muda dari FLP Aceh) yang masih produktif menulis hingga ke media nasional tidak juga dilampirkan, sedangkan Ferhat (teman dekat Alimuddin) ada.

Hal yang sangat disayangkan adalah ketiadaan data tentang Muhklis A. Hamid dalam buku tersebut. Padahal, baik L.K.Ara maupun Medri, sama-sama tahu, Mukhlis adalah satu-satunya (untuk saat ini) dipercayakan sebagai kritikus sastra di Aceh.

Kemudian, dari segi kesenian tari juga banyak yang dilupakan EA. Tatkala tari seudati dilampirkan, tetapi tari likok pulo, rapai geleng, ratep meuseukat, tidak ada. Bahkan, tari ranub lampuan yang sudah mentradisi sebagai tarian penyambut tamu yang sudah dipamerkan hingga ke luar negeri, juga luput dalam EA. Tambah lagi, alat-alat kesenian tradisi Aceh, sebagian kecil diterakan, selebihnya yang masih patut dijaga seperti seurunei kale tidak ada.

Tak cukup sampai di situ, sejumlah nama lembaga kebudayaan yang juga dimuat dalam EA masih banyak ditulis salah. Misalnya, Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh ditulis menjadi “Jaringan Komunitas Masyarakat Aceh”–kata “Adat” hilang–(halaman 193). Padahal, JKMA Aceh merupakan salah satu lembaga penyokong terbitanya buku ini. Sungguh dangat disayangkan.

Sebagai sebuah buku yang ditulis ulang, sejatinya memuat data-data terbaru dari yang dituliskan. Hal ini guna menghindari diri istilah “Mengejar Buku Proyek” yang sementara ini sangat akrab di Aceh. Namun, yang terkesan dalam EA, memang ‘kejar terbit’.

Terakhir, yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah tentang pembubuhan nama (logo) penerbit yang sudah bekerja sama dengan YMAJ menerbitkan buku ini. Sejumlah lembaga yang bekerja sama menerbitkan EA adalah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)-Badan Arsip, Perpustakaan NAD, JKMA-ICCO. Namun, beberapa buku itu hanya melampirkan logo BRR tanpa lembaga lainnya, sebagian lainnya hanya membubuhkan logo JKMA dan ICCO, tanpa BRR. Sebagian lainnya pula hanya ada tulisan YMAJ tanpa lembaga lainnnya yang bekerja sama menerbitkan buku tersebut. (Ada apa ini?).

Terlepas dari semua itu, buku ini masih layak dibaca, kendati mungkin hanya untuk pengulangan pembacaan dari buku-buku sebelumnya sebagai sebuah ‘dongeng’ sebelum menulis buku.

*) Penikmat sastra. Alumni Bahasa dan Sastra Indonesia Unsyah.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati