Sabtu, 13 Februari 2010

Fenomena Penyair Facebook Indonesia

Kurniawan Junaedhie
http://www.suarakarya-online.com/

Akhir tahun lalu, saya menjadi kurator buku antologi berjudul Merah Yang Meremah. Buku yang laris manis dijual Facebook itu memuat hampir 100 puisi yang ditulis oleh 10 penyair perempuan yang biasa menulis di situs perkawanan yang sedang ngetrend itu. Kesepuluh penyair itu adalah Dewi Maharani, Faradina Izdhihary, Helga Worotitjan, Kwek Li Na, Nona Muchtar, Pratiwi Seyaningrum, Shinta Miranda, Susy Ayu, Tina K, dan, Weni Suryandari.

Saya tergugah untuk membukukan puisi mereka, karena beberapa alasan. Pertama, nama mereka pada umumnya (kecuali satu dua nama) belum pernah saya dengar dalam perbicangan sastra, karena memang belum pernah dipublikasikan di media mainstream berupa koran atau majalah berskala nasional. Kedua, motivasi mereka menulis di Facebook, tampaknya murni ‘hanya’ didorong keinginan mengekspresikan dan beraktualisasi diri, tidak sebagaimana gerakan Cybersastra pada tahun 2005 yang ditokohi penyair Medy Loekito dkk; yang secara terang-terangan menjadikan Internet sebagai media untuk ‘melawan’ dominasi dan hegemoni sastra koran. Alasan lain, puisi-puisi yang mereka tulis menarik perhatian saya dari segi tema, sementara dalam hal ‘rasa bahasa’, pada umumnya mereka sudah dikaruniai ‘bakat alam’ dalam menulis syair. Munculnya fenomena dunia maya sebagai media ekspresi sastra di Indonesia memang bukan hal baru. Namun demikian, menurut saya ada karakteristik khas yang membedakan penyair Facebook dengan penyair di dunia maya sebelumnya yang ‘masih’ menggunakan situs web, dan paling banter situs blog (blogger, multiply, worldpress dll).

Facebook, seperti halnya situs blog adalah situs yang termasuk dalam generasi Web 2.0. Situs generasi ini bersifat interaktif, sedang situs-situs web generasi Web 1.00 bersifat statis atau tidak interaktif. Pada web generasi lama, penyair sebagai users hanya bebas menayangkan tulisan, namun pembaca (readers) tidak bisa memberikan komentarnya secara langsung atau at moment. Komunitas tidak terbentuk dengan sendirinya. Penyair harus mempromosikan atau memperkenalkan dulu nama domain situs webnya kepada publik agar situswebnya dikunjungi orang.

Dengan web generasi baru yang dimulai dengan munculnya situs-situs blog seperti blogger, multiply, worldpress dll, pengguna atau penyair dengan mudah bisa nge-blog kapan saja di mana saja sekaligus bisa menjadi penerbit dengan mempublikasikan sendiri ke seluruh dunia, tanpa harus melewati seleksi dari lembaga yang bernama redaksi.

Itulah yang kemudian melahirkan apa yang disebut sebagai jurnalisme warga (citizen journalism) yang dalam konteks ini kita sebut sebagai ‘kesusastraan warga’. Seperti halnya jurnalisme warga di mana masyarakat punya kebebasan berbicara, maka ‘kesusastraan warga’ pun membuat para penyair bebas mengekspresikan diri di dunia maya. Mereka bisa melepaskan diri dari apa yang disebut ‘keangkuhan media massa mainstream’ dan tak perlu mengikuti selera redaksi atau trend yang terbentuk karenanya.

Keunggulan generasi Web 2.00 adalah, kita bisa menggunakan situs ini tanpa harus mahir dalam bidang HTML. Tapi keunggulan Facebook yang dikatagorikan sebagai situs jejaring sosial (seperti halnya Friendster) lebih hebat lagi. Selama kita punya alamat email, maka kita sudah bisa memiliki akun yang memungkinkan kita nge-blog atau memposting tulisan kita ke Facebook, kapan saja di mana saja secara instant.

Yang hebat, teman satu minat akan muncul dengan sendirinya sebagai sebuah jaringan (networking) tanpa perlu kita mengiklankan diri atau memberitahu alamat situs kita pada orang. Networking itu sendiri pada dasarnya adalah komunitas, atau khalayak yang memiliki minat yang sama. Keunggulan lain, penyair bisa secara langsung mengirim puisinya kepada jaringan pertemanannya (tag atau tagging) dan segera mendapat komentar. Keuntungan lain dari sisi penyair, situs jejaring pertemanan ini tidak memberi peluang untuk melakukan tinjauan secara mendalam. Facebook juga tampaknya memang dirancang sebagai media pertemanan sehingga agak aneh bila ada debat kusir di sana. Lihat saja. Kolom komentar Facebook, misalnya, ‘hanya’ menampung sekitar 200 karakter.

Tingginya interaksi yang nyaris tanpa jeda dalam hitungan detik dan menit, tanpa disadari ikut ‘mendorong’ agar orang memberi komentar bersifat selayang pandang, tidak perlu in depth. Dan lagi-lagi, karena Facebook merupakan situs jejaring sosial, maka semua komentar itu selalu dibalut dengan semangat persahabatan yang kental. Bahkan pembaca yang malas berkomentar, ‘hanya bisa memilih gambar jempol yang berarti ‘tanda suka’, karena media ini tidak menyediakan pilihan simbol ‘tanda tidak suka’. Namun di sinilah nilai plus-nya, para penyair bisa berinteraksi dengan para sejawatnya secara intens di Facebook sekaligus berkreasi tanpa rendah diri.

Di dunia Facebook, siapa saja bisa jadi penyair, bisa jadi penerbit, sekaligus bisa jadi kritikus atau reviewer tanpa perlu risi. Maka tak perlu heran, di Facebook, setiap hari puisi terus ditulis dan penyair-penyair termasuk kritikus baru pun bermunculan. Bahkan di media demokratis itu, seakan-akan dikesankan, puisi dan menjadi penyair bukan lagi menjadi hal yang rumit dan sakral.

Penyair Iwan Soekrie secara spekulatif pernah menaksir ada ribuan penyair berbahasa Indonesia berkarya di dunia maya dewasa ini; dan separuh diantaranya bergumul di Facebook. Jika Soekrie benar, maka ini jelas hal yang pantas untuk meyakinkan kita bahwa Indonesia memang sebuah ‘negeri produsen syair dan penulis syair terbesar’ di dunia. Memang bukan mustahil, dengan semaraknya situs-situs jejaring sosial sejenis, akan terus lahir sebuah generasi penyair baru Indonesia dengan karakteristik yang baru pula. Ke-10 penyair perempuan yang tergabung dalam buku Merah Yang Meremah itu buktinya.***

*) Penulis adalah penyair dan kurator buku puisi Merah Yang Meremah, antologi 10 Penyair Perempuan di Facebook terbitan Bisnis2030, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati