Sabtu, 23 Oktober 2010

SEOLAH-OLAH KRITIK SASTRA

Maman S. Mahayana
Pikiran Rakyat 3 Okt 2010

Esai “Kritik dan ’Hama Sastra’” yang dimuat “PR” (19/9), tak mubazir kiranya jika ditanggapi. Ia seolah-olah esai “kritik sastra” yang enak dibaca, mengalir lancar memainkan bahasa. Akan tetapi, di sana sini ramai sesat nalar dan salah data. Tulisan ini coba mengembalikan duduk perkaranya ke jalan yang benar.

Esai itu berangkat dari buku Damhuri Muhammad, Darah Daging Sastra Indonesia (2010) yang memuat berbagai aspek sastra Indonesia; sejarah sastra, praktik kritik sastra, dan beberapa pandangan Damhuri tentang kehidupan kesusastraan Indonesia. Meski pembaca berkuasa menanggapi memaknai teks apa pun sebagaimana disarankan resepsi sastra, esai itu nyata benar telah mereduksi wacana keseluruhan isi buku.

Dengan mencomot satu konsepsi analogis, “hama sastra” untuk menyebut kritik sastra yang tidak sehat, esai Damhuri yang lain ditenggelamkan entah ke mana. Wacana yang lebih substansial, seperti problem sejarah sastra yang tersesat, perbincangan karya sebagai model kritik praktik (practical criticism) atau kritik terapan (applied criticism), dan berbagai kemungkinan pengembangan sastra Indonesia di masa depan, tak terbaca sama sekali.

Dalam sejarah sastra mana pun, perbalahan kritik sastra adalah rangkaian polemik pemikiran untuk menghindari stagnasi kehidupan sastra. Jika terjadi konflik sebagai ekor polemik, kemungkinan ada kepentingan ideologis yang melatarbelakanginya, seperti terjadi dalam perdebatan humanisme universal dan realisme sosialis. Bukankah Polemik Kebudayaan, perdebatan Kritik Aliran Rawamangun vs Metode Kritik Ganzheit, penolakan konsep Angkatan ’66, dan semangat estetik Angkatan 70-an, sampai ke sastra kontekstual, tidak ada konflik yang tertinggal. Camkanlah, kritik sastra adalah disiplin ilmu. Di sana bertaburan berbagai konsep dan istilah yang lahir melalui pergulatan panjang pemikiran. Pemahaman atas istilah atau konsep adalah cara belajar yang bijak. Bukankah para siswa pun memahami perbedaan polemik dengan konflik?

Perhatikan kutipan berikut dari esai itu, “Pada tahun 1940-an Chairil Anwar dan H.B. Jassin bertikai gara-gara Chairil tak suka kritik Jassin terhadap beberapa puisinya.” Dari mana sumber informasi ini? Kecuali soal buku yang dipinjam Chairil yang nyaris tak pernah dikembalikan, pertikaian Chairil dan Jassin tidak menyangkut esai kritik Jassin. Pada zaman Jepang (1942-1945), dari 42 puisi yang dihasilkan Chairil Anwar, hanya satu yang dipublikasikan, yaitu puisi “Siap Sedia” (Keboedajaan Timoer, No. 3, Agustus 1945). Setelah merdeka, sejumlah puisi Chairil Anwar dimuat majalah Pantja Raja (1946-1947) dan Gema Suasana (1947-1948) yang salah satu redakturnya, Chairil Anwar. Ia menawarkan puisi-puisinya kepada Sutan Takdir Alisjahbana (STA) yang menjadi redaktur Balai Pustaka dan direktur penerbit Dian Rakyat. STA menolak, sebab dianggap tak sesuai pandangan estetikanya. Jassinlah penyelamat puisi-puisi Chairil Anwar. Terbitlah antologi Deru Tjampur Debu (Pembangunan, 1949) dan Kerikil Tadjam dan Jang Terempas dan Jang Putus (Pustaka Rakjat, 1949). Sementara Tiga Menguak Takdir (dipersiapkan sejak 1946, terbit 1950) adalah jawaban Chairil Anwar pada STA. Dari sana Jassin menulis sejumlah ulasan tentang puisi Chairil Anwar. Mungkinkah Chairil membaca esai-esai Jassin yang dipublikasikan setelah Chairil Anwar meninggal (28 April 1949).
**
Perlu dipahami, perspektif dalam kritik sastra bukanlah pendekatan. Ia bukan alat analisis. Ia masuk kategori model penilaian. Dalam kritik sastra, ada tiga jenis penilaian, yaitu penilaian absolut, relatif, dan perspektif. Penilaian absolut dipengaruhi positivisme ketika perkembangan ilmu pengetahuan alam menggiring penilaian pada perkara benar atau salah. Penilaian relatif didasarkan pada impresi kritikus. Oleh karena itu, sepuluh kritikus akan menghasilkan sepuluh penilaian. Ada pun penilaian perspektif menekankan pada berbagai kemungkinan lain ketika satu pendekatan dengan teori tertentu, tidak sesuai dengan unsur intrinsik karya yang diteliti. Melalui penilaian perspektif inilah kekayaan teks digali-diungkap. Dari situlah pendekatan baru ditawarkan; teori baru dapat dirumuskan berdasarkan teks yang bersangkutan.

Mengenai definisi kritik sastra, kita akan sia-sia menemukannya. Yang ada adalah rumusan glosarium yang menjelaskan tentang itu. Sejak Plato dalam Republic menerapkan teori sastra sebagai alat analisis atas puisi-puisi Homerus, lalu Aristoteles melengkapi dalam karyanya, Poetica, dan terus bergulir sampai abad XX saat Paul Henardi mempertanyakan kembali sebagaimana dinyatakan dalam judul bukunya, What is Criticism? (Bloomington: Indiana University Press, 1981), tak ada satu pun rumusan definisi kritik sastra yang mutlak, tahan uji, definitif, dan berlaku universal. Yang muncul adalah simpang siur pemikiran tentang kritik sastra; bagaimana ia menjalankan fungsinya, mendasari pendekatannya, dan mengembangkan teori kritik sastra (theoretical criticism) yang representatif. Muaranya berkutat pada tiga bidang kegiatan, meliputi teori sastra (literary theory), sejarah sastra (literary history), dan kritik sastra (literary criticism). Objek kajiannya pengarang-teks-pembaca. Belakangan, kajiannya melebar: memasukkan penerbit sebagai bagian dalam sistem produksi dan reproduksi, bahkan juga dengan sistem patronasi.

Penting dipahami: hakikat kritik sastra adalah penilaian. Di dalamnya melekat apresiasi. Jadi, bukan perkara pujian dan hujatan, melainkan elusidasi dan eksplanasi yang meliputi deskripsi, interpretasi, analisis, dan evaluasi. Esai itu keliru menempatkan hakikat kritik sastra. Kekeliruan elementer ini diperparah lantaran ia juga gagal memperoleh legitimasi. Pernyataan Suminto A. Sayuti dikutip secara salah, “Kritik sastra berfungsi memahami karya sastra ….” Secara holistik dan komprehensif, kritik sastra berfungsi memberi pemahaman (baca: bukan memahami) atas sebuah teks sastra. Ia boleh bertindak sebagai panduan, pencerah, dan pemberi jalan terang. Bahkan melalui teks, kritik sastra fungsional bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan pengarang dengan pembaca. Teks itu representasi pengarang. Itulah yang diyakini Roland Barthes seperti ditulis dalam artikelnya The Death of the Author (Image-Music-Text. London: Routledge, 1977).
**

Sebagai usaha apresiasi, patutlah kita menghargai esai apa pun. Meski begitu, tindak serampangan yang berakibat pada sesat nalar dan salah data, selayaknya dihindarkan. Apalagi semangatnya mereduksi gagasan yang kompleks, jelas itu laku tak terpuji. Bukankah salah satu yang ditekankan kritik sastra adalah mencermati teks sebagai totalitas dan menguaknya secara holistik dan komprehensif? Nah, kiranya demikian!

***
Maman S. Mahayana, staf pengajar FIB-UI, dosen tamu Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati