Senin, 06 Desember 2010

Jalur Awal Sastra Facebook

Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

Sebelum berbilang kata. Haturkan diri ini sekadar pengelana, serupa tamu kurang sopan dengan kesiapan mati konyol ke medan magnetik kesusastraan. Meski yang kutulis melewati keyakinan kuat, kadang keraguan ganjil segetaran menggejolaki tubuh melampaui masa.

Dapat dibilang kesusastraan facebook di Indonesia bermula tahun 2009, atas deru semarak hingga hantu-hantu sebelumnya terlelap berbangkit berupa ketampanan aneh. Ialah para sastrawan yang mati suri tak lagi berkarya, kini mendapati darah segar seharum perubahan yang dihembuskan para generasi muda, yang kemuncul memandangi hamparan luas padang rumput nan menghijau bersama kesegarannya.

Kelak mandek menstupa atau berpuing-puing atas pantulan kesungguhan ditimbang percepatan lesat alam halus bathiniah masing-masing. Sejarah ialah teks tercetak di lembaran kertas, demi kemudahan diteliti juga penjelmaan gairah abadi penciptaan itu wujud fisikal menjadi dokumentasi penting di kemudian hari.

Di sini aku tak sebut nama-nama pun komunitas yang berkisaran di facebook. Semua sampai terukur daya dinayanya sendiri-sendiri. Dan diriku lebih yakin kesemangatan murni bukan dari dorongan seorang pun golongan, tapi gairah dari dalam membumi. Ini kudu ditempa berkali-kali keraguan, penjegalan mematangkan jiwa bermandiri.

Jika mengguna istilah mengamati, pelaku sastra facebook yang baru sadar sejarah sastra Indonesia terhanyut setubuh menggumuli teks dunia maya, dan serasa abai kurang suntuk menyinahuni lebih di luarnya; buku-buku, koran, majalah pun jurnal sastra. Bagaimana sanggup mengganyang realitas seluruh, jika berpangku tangan menyimak hanya yang disuntuki, meski yakin menghantar ke mimbar perkenalan.

Kata abai terpantul minimnya perbendaharaan, tapi langsung nyempelung ke sumur yang diandaikan sampai terpesona tiada kemampuan bergerak lincah. Apalagi hanya mengedarkan pandangan ke alam susastra, namun kurang sudi menggali bencah di sekitarnya; sejarah, filsafat, agama, sosiologi pun lainnya yang memantabkan sendi-sendi bersastra.

Bagiku yang doyan merevisi karya, ladang maya sekadarlah wilayah pembelajaran, menjajal kemungkinan teks diedarkan demi kematangan kelak kala tercetak dalam buku, serta patut diuji ulang perbaikan lanjut jika mengharap kesegaran ruh jaman dinafaskan. Kalau menilik fitroh hayati berawal keraguan ataupun diragukan, namun tatkala makna pertahanan sama dengan perlawanan, kemungkinan menjelma tradisi dan mau tak mau ditelan meski pahit.

Sudah menjelma kutukan ialah sejarah terpegang bagi yang berkuasa dalam ruang-waktu kedirian menantang hasil-hasil luaran merangsek bentuk sebelumnya, lewat melahirkan peluang menebarkan jala kemungkinan pada yang jauh pula terdekat.

Ini berbenturan sampai ada yang pingsan juga lontang-lantung kurang manfaat. Maka hanya bermental baja dibalut beton ampuh sulit dihantam badai keisengan setengah lelah di tengah jalan juga yang lekas tergiur kemapanan.

Bergulat di dunia sastra dengan keuletan menggali nilai-nilai, ruh lengkingan suara yang dikumandangkan kalimah dengan pesona, maka kekurangseriusan tertebas di medan laga. Jika menegok para empu dunia sastra, ditimbang-timbang hampir 30% pelakunya mendekati mati keadaan gila. Ini dapat dimaklumi, tersebab karya sastra bersimpan keseimbangan jaman dirasai para pensiarnya.

Mereka sengaja bernafas di alam antara pertimbangan nalar angan mengambili bebatuan realitas, dipadu gagasan yang diharapkan abadi, terbaca setiap jaman setelahnya, seperti jiwa-jiwa menetralisir perubahan atas benturan budaya yang memayungi hayat di dalam hembusan peradaban.

Jika dicermati, hampir 60% karya sastra facebook merupakan cipta rasa dadakan, setidaknya terimbasi percepatan dunia maya yang tampak kurang endapan kukuh. Apa yang diandalkan? Kalau ini melaju tanpa kendali kritik diri, pihak lain dengan tajam, tapi cuman pujian. Lebih parah sanjungan dimasukkan hati tidak menggali ulang pencarian jati diri demi mempuni karyanya.

Sungguh malang nasibnya ditumbuhi jamur-jamur oleh hujan dadakan, tentu dapat dipastikan terlibas kekuatan sastra di negara tetangga Asia; Cina, Jepang yang kian memantabkan diri menggali kekayaan tradisi bathiniahnya.

Dengan tidak kesampingkan peran serta dedengkot pesastra Indonesia sebelumnya yang masih segar bugar berkarya. Tampak benar politik sastra lebih kental daripada pengujian karya secara terbuka, kekuatannya berpamorkan faham tertentu dan abai corak sastra yang tak semadzab dengannya.

Padahal jikalau ditengok pertumbuhan kesusastraan di bumi Nusantara, merupakan benturan berbagai aliran yang pernah tumbuh di Timur serta Barat. Maka keteguhan suntuk memegang kedaulatan jiwa-jiwa berkarya akan teruji perubahan masa-masa.

Bagiku karya sastra yang mengendap di facebook itu tantangan harus dihadapi, apalagi bagi yang telah merasa aman sudah dipertuan sejarah. Seyogyanya tidak memicingkan mata sebelah pada dunia yang bergerak mengukuhkan tapal batas pendapatan, kalau tak ingin terkena serangan jantung keyakinan nan serempak.

Aku tidak menjawab apakah catatan yang bercokol di facebook kelak bertahan di dunia luar, atas pergolakan budaya global melampaui jamannya. Semua kembali oleh citraan ruh penciptaan nasib teremban yang menggelinding padanya. Sebab facebook sekadar sarana perkenalan, mengukuhkan bathin penulisnya. Ini cuaca rindu musim berdamainya diri, kala negara dipimpin manusia bermental serakah.

Kelak bermuara ke batas kesungguhan masing-masing. Ini bisa disiasati bagi yang mampu mengatur nafas pengolah perasaan, tidak hanya hadir lewat, atau hujaman jantung sekali sudah. Maka bobot ruang-waktu pengendalian laju timbunan kenang pengalaman, patut diolah baik guna tak sia-sia pengetahuan yang selama ini dibaca.

Dapat dimaknai kesusastraan facebook baru gejala terciptanya karya lebih paripurna nantinya, semisal kawah candradimuka bagi yang tak menelan mentah pujian dalam proses kreatif berlangsung. Sebab sekurang-kurangnya kritik dan anggapan kurang tepat, sanggup membelokkan niatan unggul tercebur dalam pandangan sempit, jika tidak berbaca perluasan sejarah kesusastraan dunia juga yang tengah menggejolak.

Akan menjadi bahan sia-sia atau sampah abad 21 dari negeri dunia ketiga, sungguh ini tak kita harapkan. Padahal berkarya sastra merupakan benih unggul perkenalkan pandangan nalar perasaan, dari watak geografis menapaki tubuh bangsanya menuju derajat sejajar bangsa lainnya.

Bagiku, minimal tebaran gemintang kesastraan yang memancar di facebook seperti jembatan awal mengenali watak pesastra indonesia yang terperangkap pun sekadar ngincipi dunia maya. Di samping melihat gelagat kesusastraan dunia pada umumnya dalam jarak terdekat juga lebih mudah menjiwai karya dan pelakunya, sebab keluar-masuknya bathin menyuntuki teks tercetak serta yang betebaran di jendela beranda.

Pun sarana memahami karakter keindonesiaan dari karya sastra, nun tergantung penyikapan ruang-waktu manusianya. Kala kesempatan usia sempit atas padatnya pergolakan pribadi mematangkan diri melalui karangan, menuju pertemuan nyata pada gerak bertukar singgung keilmuan dalam memperluas jiwa mantab menapaki.

Dan gelagat bayang-bayang jaman menjadi nyata kesadaran sendiri, untuk pelaku berpandangan luas ke dapan, hingga mampu menarik benang kesimpulan. Darinya diharapkan terciptanya karya-karya mempuni, yang sanggup menjawab tantangan jaman, demi mencerahkan abad-abad mendatang di atas bumi kemanusiaan damai.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati