Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
Sebelum berbilang kata. Haturkan diri ini sekadar pengelana, serupa tamu kurang sopan dengan kesiapan mati konyol ke medan magnetik kesusastraan. Meski yang kutulis melewati keyakinan kuat, kadang keraguan ganjil segetaran menggejolaki tubuh melampaui masa.
Dapat dibilang kesusastraan facebook di Indonesia bermula tahun 2009, atas deru semarak hingga hantu-hantu sebelumnya terlelap berbangkit berupa ketampanan aneh. Ialah para sastrawan yang mati suri tak lagi berkarya, kini mendapati darah segar seharum perubahan yang dihembuskan para generasi muda, yang kemuncul memandangi hamparan luas padang rumput nan menghijau bersama kesegarannya.
Kelak mandek menstupa atau berpuing-puing atas pantulan kesungguhan ditimbang percepatan lesat alam halus bathiniah masing-masing. Sejarah ialah teks tercetak di lembaran kertas, demi kemudahan diteliti juga penjelmaan gairah abadi penciptaan itu wujud fisikal menjadi dokumentasi penting di kemudian hari.
Di sini aku tak sebut nama-nama pun komunitas yang berkisaran di facebook. Semua sampai terukur daya dinayanya sendiri-sendiri. Dan diriku lebih yakin kesemangatan murni bukan dari dorongan seorang pun golongan, tapi gairah dari dalam membumi. Ini kudu ditempa berkali-kali keraguan, penjegalan mematangkan jiwa bermandiri.
Jika mengguna istilah mengamati, pelaku sastra facebook yang baru sadar sejarah sastra Indonesia terhanyut setubuh menggumuli teks dunia maya, dan serasa abai kurang suntuk menyinahuni lebih di luarnya; buku-buku, koran, majalah pun jurnal sastra. Bagaimana sanggup mengganyang realitas seluruh, jika berpangku tangan menyimak hanya yang disuntuki, meski yakin menghantar ke mimbar perkenalan.
Kata abai terpantul minimnya perbendaharaan, tapi langsung nyempelung ke sumur yang diandaikan sampai terpesona tiada kemampuan bergerak lincah. Apalagi hanya mengedarkan pandangan ke alam susastra, namun kurang sudi menggali bencah di sekitarnya; sejarah, filsafat, agama, sosiologi pun lainnya yang memantabkan sendi-sendi bersastra.
Bagiku yang doyan merevisi karya, ladang maya sekadarlah wilayah pembelajaran, menjajal kemungkinan teks diedarkan demi kematangan kelak kala tercetak dalam buku, serta patut diuji ulang perbaikan lanjut jika mengharap kesegaran ruh jaman dinafaskan. Kalau menilik fitroh hayati berawal keraguan ataupun diragukan, namun tatkala makna pertahanan sama dengan perlawanan, kemungkinan menjelma tradisi dan mau tak mau ditelan meski pahit.
Sudah menjelma kutukan ialah sejarah terpegang bagi yang berkuasa dalam ruang-waktu kedirian menantang hasil-hasil luaran merangsek bentuk sebelumnya, lewat melahirkan peluang menebarkan jala kemungkinan pada yang jauh pula terdekat.
Ini berbenturan sampai ada yang pingsan juga lontang-lantung kurang manfaat. Maka hanya bermental baja dibalut beton ampuh sulit dihantam badai keisengan setengah lelah di tengah jalan juga yang lekas tergiur kemapanan.
Bergulat di dunia sastra dengan keuletan menggali nilai-nilai, ruh lengkingan suara yang dikumandangkan kalimah dengan pesona, maka kekurangseriusan tertebas di medan laga. Jika menegok para empu dunia sastra, ditimbang-timbang hampir 30% pelakunya mendekati mati keadaan gila. Ini dapat dimaklumi, tersebab karya sastra bersimpan keseimbangan jaman dirasai para pensiarnya.
Mereka sengaja bernafas di alam antara pertimbangan nalar angan mengambili bebatuan realitas, dipadu gagasan yang diharapkan abadi, terbaca setiap jaman setelahnya, seperti jiwa-jiwa menetralisir perubahan atas benturan budaya yang memayungi hayat di dalam hembusan peradaban.
Jika dicermati, hampir 60% karya sastra facebook merupakan cipta rasa dadakan, setidaknya terimbasi percepatan dunia maya yang tampak kurang endapan kukuh. Apa yang diandalkan? Kalau ini melaju tanpa kendali kritik diri, pihak lain dengan tajam, tapi cuman pujian. Lebih parah sanjungan dimasukkan hati tidak menggali ulang pencarian jati diri demi mempuni karyanya.
Sungguh malang nasibnya ditumbuhi jamur-jamur oleh hujan dadakan, tentu dapat dipastikan terlibas kekuatan sastra di negara tetangga Asia; Cina, Jepang yang kian memantabkan diri menggali kekayaan tradisi bathiniahnya.
Dengan tidak kesampingkan peran serta dedengkot pesastra Indonesia sebelumnya yang masih segar bugar berkarya. Tampak benar politik sastra lebih kental daripada pengujian karya secara terbuka, kekuatannya berpamorkan faham tertentu dan abai corak sastra yang tak semadzab dengannya.
Padahal jikalau ditengok pertumbuhan kesusastraan di bumi Nusantara, merupakan benturan berbagai aliran yang pernah tumbuh di Timur serta Barat. Maka keteguhan suntuk memegang kedaulatan jiwa-jiwa berkarya akan teruji perubahan masa-masa.
Bagiku karya sastra yang mengendap di facebook itu tantangan harus dihadapi, apalagi bagi yang telah merasa aman sudah dipertuan sejarah. Seyogyanya tidak memicingkan mata sebelah pada dunia yang bergerak mengukuhkan tapal batas pendapatan, kalau tak ingin terkena serangan jantung keyakinan nan serempak.
Aku tidak menjawab apakah catatan yang bercokol di facebook kelak bertahan di dunia luar, atas pergolakan budaya global melampaui jamannya. Semua kembali oleh citraan ruh penciptaan nasib teremban yang menggelinding padanya. Sebab facebook sekadar sarana perkenalan, mengukuhkan bathin penulisnya. Ini cuaca rindu musim berdamainya diri, kala negara dipimpin manusia bermental serakah.
Kelak bermuara ke batas kesungguhan masing-masing. Ini bisa disiasati bagi yang mampu mengatur nafas pengolah perasaan, tidak hanya hadir lewat, atau hujaman jantung sekali sudah. Maka bobot ruang-waktu pengendalian laju timbunan kenang pengalaman, patut diolah baik guna tak sia-sia pengetahuan yang selama ini dibaca.
Dapat dimaknai kesusastraan facebook baru gejala terciptanya karya lebih paripurna nantinya, semisal kawah candradimuka bagi yang tak menelan mentah pujian dalam proses kreatif berlangsung. Sebab sekurang-kurangnya kritik dan anggapan kurang tepat, sanggup membelokkan niatan unggul tercebur dalam pandangan sempit, jika tidak berbaca perluasan sejarah kesusastraan dunia juga yang tengah menggejolak.
Akan menjadi bahan sia-sia atau sampah abad 21 dari negeri dunia ketiga, sungguh ini tak kita harapkan. Padahal berkarya sastra merupakan benih unggul perkenalkan pandangan nalar perasaan, dari watak geografis menapaki tubuh bangsanya menuju derajat sejajar bangsa lainnya.
Bagiku, minimal tebaran gemintang kesastraan yang memancar di facebook seperti jembatan awal mengenali watak pesastra indonesia yang terperangkap pun sekadar ngincipi dunia maya. Di samping melihat gelagat kesusastraan dunia pada umumnya dalam jarak terdekat juga lebih mudah menjiwai karya dan pelakunya, sebab keluar-masuknya bathin menyuntuki teks tercetak serta yang betebaran di jendela beranda.
Pun sarana memahami karakter keindonesiaan dari karya sastra, nun tergantung penyikapan ruang-waktu manusianya. Kala kesempatan usia sempit atas padatnya pergolakan pribadi mematangkan diri melalui karangan, menuju pertemuan nyata pada gerak bertukar singgung keilmuan dalam memperluas jiwa mantab menapaki.
Dan gelagat bayang-bayang jaman menjadi nyata kesadaran sendiri, untuk pelaku berpandangan luas ke dapan, hingga mampu menarik benang kesimpulan. Darinya diharapkan terciptanya karya-karya mempuni, yang sanggup menjawab tantangan jaman, demi mencerahkan abad-abad mendatang di atas bumi kemanusiaan damai.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar