Jumat, 25 Februari 2011

KISAH PARA PEREMPUAN PERKASA

(Di balik Buku Puisi Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang, F Aziz Manna)
S. Jai *)

http://ahmad-sujai.blogspot.com/

SAMPAI detik ini, makluk paling misterius masih tetap perempuan.

Sepanjang perjalanan sejarah, sejak takdir padanya baik yang datang dari luar diri maupun yang direbut olehnya menunjukkan hal itu. Sejarah yang kemudian dimitoskan (atau sebaliknya) seperti halnya Oidipus Complex, Sangkuriang, Malin Kundang, Theodora, juga kisah-kisah perempuan di mata agama mempertontonkan diri sebagai makluk yang amat misterius. Kita tentu masih ingat kontroversi seputar kehidupan pelacur di sekitar Yesus.

Bahkan misteri perempuan tak habis hingga dunia keseharian kita, hari ini.

Seorang perempuan pemilik warung bernama Mak Mursinah di depan Kampus Unair, tidak minta menjadi ibu dari ratusan mahasiswa-mahasiswa Unair yang selama berpuluh-puluh tahun menjadi langganannya. Tetapi dia tunjukkan itu—kasih sayangnya laiknya kepada anaknya sendiri– dan mengispirasi banyak mahasiswa-mahasiswa untuk kemudian menjadi orang: guru, wartawan, penyair, karyawan. Bahkan diantara mereka yang telah menjadi orang masih kerapkali bertandang—salah sebagian diantara mereka ada yang menjadikan Mak Mursinah sebagai objek penyusunan skripsinya.

Sepeninggalan suaminya kurang lebih 10 tahun lalu, praktis Mak Mursinah mengelola warung sendirian sebagai nakhoda dan tak satupun bidang usaha lainnya sebagai penyangga. Dua anaknya, perempuan. Seorang punya anak satu dari hasil perkawinannya yang gagal. Lalu, seorang lagi berkat kegigihan Mak Mursinah melobi pimpinan Unair, bisa kuliah dan mengambil jurusan Teknis Perpustakaan. Kini pun telah menikah dan menjadi PNS di sebuah Rumah Sakit TNI di Jember.

Pengalaman batin Mak Mursinah diserap tidak saja oleh anak—yang kini salah satunya mewarisi usaha warungnya—tetapi juga oleh sekian banyak orang yang pernah dekat dengannya dan merasa sebagai “anak kandungnya.” Ketika diantara mereka menikah, Mak menjadi informasi satu pintu. Mak memberi petuah, mengirimkan amplop ‘becek’an.” Demikian saat cucunya khitanan, “anak-anak kandungnya” yang lain menjadi undangan utama secara sukarela. Sikap sukarela yang sama diberikannya pada waktu berebut membantu kerepotan Mak Mursinah tatkala warungnya diobrak oleh petugas Satpol PP.

Memang selaku orang miskin dan terpinggirkan, dalam kondisi paling kritis, Mak Mursinah bisa mempertontonkan ketegasannya saat ada seorang yang hendak menyaingi usahanya. Mak tegas melawan—tentu saja dengan bahasa dan alasan yang sangat esensial. Lalu, ketika putrinya lolos tes masuk perguruan tinggi, tapi tanpa biaya, Mak dengan lembut melobi pucuk pimpinan kampus.

Semua itu, sebagai bentuk “keperkasaannya” gamblang diapertontonkan justru saat suaminya telah tiada. Barangkali suaminya turut andil atas kepribadian dan sikapnya seperti ini. Mungkin juga keadaan sosiallah yang mengajarinya. Bisa pula gabungan dari keduanya, meskipun bisa jadi peranan yang paling besar atas kematangan jiwa Mak Mursinah adalah trauma sepeninggalan suaminya.

Pertanyaan pentingnya, mestikah trauma pada perempuan berbuah spirit teguh seperti itu?

Kisah-kisah seperti itulah yang banyak mengilhami puisi-puisi F Aziz Manna yang terkumpul dalam buku Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang (Diamond, kerjasama DKJT, FS3LP, CeRCS, November 2010). Aziz banyak melakukan penggalian potensi estetik puisinya di warung milik Mak Mursinah. Lingkungan seperti itu memang memungkinkan Aziz menciptakan tokoh perkasa Siti Surabaya dalam sajaknya yang tergencet hingga ke komplek pelacuran pinggiran kota Surabaya.

Meski ada suara bernada “kiri” dari sajak-sajak Aziz Manna, namun demikian amat berbeda bila dibanding nasib tokoh Annelies, dalan novel Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer. Annelies, yang menjadi korban seks brutal di kebun tebu oleh saudaranya, oleh Pramoedya justru dibunuh dalam perjalanan kembali ke Nederland dan jauh dari upaya pengarang untuk membangkitkan kesadaran jiwa tokohnya sendiri.

Lebih dari itu, dunia batin perempuan korban brutalitas seks laki-laki, sangat menarik di tangan pengarang novel populer yang sangat cemerlang Paul I Wellman. Ia melihat potensi seks sebagai suatu yang luar biasa potensinya. Pada novelnya Wanita, yang bersetting di Romawi pada abad-abad permulaan, Wellman menyusun biografi perempuan bangsawan yang mengawali karirnya dari dunia hitam.

Theodora adalah pelacur muda di Konstantinopel. Dia sangat cerdas, pemberani, dan setia. Sifat-sifat itu membawanya dari lumpur jalanan Konstantinopel sampai ke puncak kemaharajaan. Kecerdasan dan ketegasannya selalu menyelamatkannya. Dia pernah dibuang dari Konstantinopel, lalu sekali lagi diusir sehingga terpaksa mengarungi keganasan Sahara. Meskipun demikian, perlahan tapi pasti, Theodora membawa dirinya kembali ke Konstantinopel. Tapi tidak lagi sebagai pelacur, melainkan menjadi maharani.

Dunia hitam yang digambarkan Welman syarat dengan problematika kemanusiaan, dan Theodora berhasil gemilang menjadikannya kegairahan untuk berbicara dalam konteks yang lebih luas: politik dan kekuasaan dengan segala intriknya. Yang menarik dari tokoh ini, tampaknya pengarang mengamini betul apa yang diyakini oleh Sigmund Freud bahwa pada manusia yang paling menjadi dasar dari keberlangsungan hidup adalah insting seksual dan agresi (id) sementara ego dan superego hanyalah berfungsi penyeimbang.

Terbayangkah jiwa Theodora oleh Aziz Manna bila itu terjadi di komplek-komplek pelacuran pinggir kota semacam Kremil di Surabaya? Jarang dibicarakan kualitas seksual perempuan apakah berbanding lurus atau terbalik dengan daya survivalnya dalam kehidupan nyata yang lebih kompleks. Seringkali masyarakat menggunakan ’standar laki-laki’ untuk menaklukkan perempuan, termasuk seksual. Peran khusus perempuan dalam hal hamil, melahirkan, menyusui, bahkan seks dilihat bukan sebagai kekuatan, melainkan sebagai kelemahan dan justru mempersempit subtansi keperempuanan yang tidak dilihat sebagai suatu fitrah adi kodrati demi kelestarian umat manusia di bumi. Bahkan tak jarang daya survival perempuan dalam kehidupan sehari-hari yang tinggi oleh kaum lelaki dinilai merupakan konsekuensi akibat fungsi seksualnya yang abnormal. Tentu saja ini suatu asumsi yang didasari pola pikir yang sama sekali tidak adil terhadap kaum perempuan.

Berbeda semisal ketika kita musti mengisahkan kekaguman pada sosok perempuan dalam diri ibu. Meski sangatlah subjektif karena semua umat manusia punya ibu, namun bangun superego dari sosok ibu relatif lebih kukuh, terlebih bila disangga oleh kehidupan sehari-hari seorang ibu yang perkasa dimata anak-anakknya, berjuang demi masa depan anak-anaknya, sehingga juga lebih gampang bagi putra-putrinya untuk melihat ke dalam cakrawala yang lebih luas secara manusiawi.

Perkecualian: bagi anak-anak yang dendam pada sosok ibu kandungnya. Manusia semacam ini kelak berbahaya melakoni kisah kemanusiaan, apalagi yang meluaskan cakrawala pelbagai ranah sosial, ideologi, budaya, politik, lingkungan dan sebagainya. []

*) Penulis adalah Kepala Devisi Seni Budaya Center for Relegious and Community Studies Surabaya.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati