Minggu, 29 Mei 2011

Menautkan Makna

Soni Farid Maulana
http://www.pikiran-rakyat.com/

DALAM kesempatan kali ini, laman Mata Kata kembali hadir menampilkan puisi yang ditulis oleh penyair Meitha Kartika Herdiyanti (Bogor) dan Oky Syeiful Rahmadsyah Harahap (Bandung). Masing-masing penyair menampilkan dua buah puisi, yang ditulis dengan amat sederhana, namun kaya makna. Masing-masing penyair tampil dengan gaya ucap yang berbeda satu sama lainnya. Namun demikian, keduanya secara esensial mempunyai benang merah yang sama, yakni mengeksplorasi kesunyian dengan berbagai variasinya. Titik pijaknya bermuara pada kerinduan, jauh dari kekasih idaman. Atau paling tidak, kedua penyair tersebut tengah menyeru harapan dan impian akan kebahagiaan hidup, yang penuh gairah.

Imaji alam, simbol, metafor apa pun namanya, bisa kita temukan dalam dua puisi yang ditulis oleh Meitha. Apa yang ditulisnya itu cukup efektif dalam mengomunikasikan gagasan kreatifnya. Ini terjadi, karena Meitha benar-benar fokus dalam mengungkapkan pengalaman batinnya, yang dilanda kesunyian dan kesendirian. Baik ketika pengalaman itu digambarkan dengan sebatang pohon dan sebuah potret, maupun dengan laut, senja, dan bulan. Kemampuan semacam ini memang menjadi daya tarik dan bahkan merupakan ciri khas tersendiri dalam sejumlah puisi yang ditulis Meitha, yang sudah dipublikasikannya sejak awal tahun 2000 lalu, ketika masih mahasiswa dulu.

Sementara itu dalam sejumlah puisi Oky, khususnya yang dimuat dalam laman ini, diksi senja dan gerimis yang menjadi kata kunci dalam puisinya itu, secara esensial juga menyiratkan kesunyian. Lepas dari segala kelebihan dan kelemahannya, Oky paling tidak tengah berupaya sedemikian rupa mengungkapkan gagasan kreatifnya tentang betapa fananya manusia berhadapan dengan waktu, yang ditandai dengan kematian. Meski agak tersendat dalam mengekspresikan pengalaman batinnya itu, setidaknya kemampuan dan keberanian Oky dalam menulis puisi cukup dipujikan. Saya yakin, di kemudian hari ia akan menemukan gaya ucap yang lebih pas dari apa yang sudah ditemukannya selama ini.

Berkaitan dengan itu, Meitha tampak lebih punya pengalaman dalam menulis puisi, dibandingkan dengan Oky. Matang dan tidaknya seorang penyair dalam menulis puisi, dalam hal ini dalam mengolah kata dalam larik-larik puisi yang ditulisnya itu, memang sangat bergantung pada jam terbang. Di samping itu, tentu saja juga sangat ditentukan oleh seberapa jauh ia mau membaca perkembangan dan pertumbuhan penulisan puisi itu sendiri, baik yang ditulis oleh para penyair dari dalam maupun luar negeri.

Tujuannya tentu saja bukan untuk mengekor, melainkan untuk melakukan studi banding, bagaimana para penyair tingkat dunia itu dalam mengolah kata, juga gaya ungkap yang menjadi ciri khasnya itu. Misal, betapa bedanya gaya ungkap Rimbaud dengan Tu Fu. Apa yang membedakan keduanya sangat berlainan dalam gaya ungkap itu? Apa itu simbolisme dan apa itu imajis. Semua itu hanya bisa kita cerap perbedaannya, ketika kita berhadapan dengan kedua teks yang ditulis oleh dua penyair tersebut di atas.

Cara belajar semacam ini tentu tidak salah adanya. Lihatlah Chairil Awar, dalam masa-masa pertumbuhannya ia banyak belajar pada para penyair asing, baik para penyair yang tumbuh dan berkembang di Amerika maupun di Inggris dan Perancis. Demikian juga dengan penyair Amir Hamzah dan bahkan penyair Acep Zamzam Noor pun melakukan hal yang sama. Ia tidak hanya belajar pada gaya ucap Goenawan Mohamad dan Sapardi Djoko Damono, juga pada Rumi dan Baudelaire.

Selain itu tentu saja harus juga meluaskan wawasan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Dalam konteks yang demikian itu, sebagaimana dikatakan penyair Rendra almarhum, penyair harus menjadikan dirinya sebagai gudang ilmu pengetahuan. Apa sebab? Agar teks dan konteks tidak saling mematikan, melainkan saling menautkan makna. Selebihnya, selamat berkarya, masa depan berdiri tegak di hadapan. (Soni Farid Maulana/”PRLM”)***

Sajak-sajak Meitha Kartika Herdiyanti
POTRETMU
-untuk Michael Nauli

Pada tanah yang kosong, sebatang pohon menua menanam cerita.
Hatinya bagai selembar daun, terjatuh, bersimpuh di atas batu batu.

Pada tanah yang basah, jiwamu mengakar sampai ke dasar.
Berbisik kisah, merindu kasih, membenam sunyi.

Pada pohon yang sendiri,
Potretmu
begitu abadi.

2011



BULAN ITU

Laut itu mike,
Seperti perjalanan ombak membawa ikan ikan, menepi ke pantai, bergemuruh dalam dada manusia.

Senja itu mike,
Memerah seperti hatiku yang tak berumah.
Meringkas cahaya, mengubur hasrat,
Dalam tanah jiwa bersungai airmata.

Bulan itu mike,
Tak juga abadi..seperti kesedihan dan kebahagian yang silih berganti. Lantas hidup kita menjadi ada, menjadi arti, menjadi tanya.

Di depan laut, saat senja merendah, bulan meninggi di atas kita.
Semoga mimpi kita menjelang sama..

2011

Meitha Kartika Herdiyanti; Meitha Kartika Herdiyanti; lahir di Bandung pada tanggal 2 Mei 1982. Menikmati puisi sejak membaca majalah sastra Horison pada saat kelas 1 SMU. Menyelesaikan Strata 1 di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kemudian menyelesaikan Strata 2 di Universitas Budi Luhur Jakarta jurusan manajemen.

Sempat aktif di beberapa organisasi masyarakat dan Politik. Cerpennya dimuat dalam antologi 'Sekte Birahi Sastra', beberapa puisi dimuat dalam Harian Umum Pikiran Rakyat dan Media Indonesia. Karya-karyanya yang lain terdapat di majelis sastra, situs seni, dan kompasiana.

Kini, penulis bekerja pada salah satu perusahaan swasta sebagai 'Trainer' untuk memberikan pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran kepada pengusaha-pengusaha mikro dan menengah di Bogor dan Jakarta. Email: meithakh@yahoo.com
***

Sajak-sajak Oky Syeiful Rahmadsyah Harahap
Senja Milikmu

Senja yang inikah milikmu?
Karena ada gerimis yang menyertai
Bunyinya persis sama dengan yang kau puja
Nyanyian alam
Yang tiada banding, ujarmu

Senja yang inikah milikmu?
Karena dulu kita berciuman ketika senja diiringi rintik-rintik
Ketika itu aku menyentuh
Kau elak
Lalu kau serbu aku sembari berseru dalam bibirku

Senja inikah milikmu?
Karena aku mengantarmu ke pemakaman bersama yang lainnya
Diiringi hujan yang satu satu, pilu yang beribu
Lalu melihatmu ditanam, pelan
Lalu kami menyeru
Doa untuk mu
Pada sebuah senja, milikmu

16 April ‘11



Gerimis Tipis

Gerimis yang tipis
Ke mana kau bawa kami pergi
Sangkakala belum lagi ditiup
Bahkan genderang perang pun belum tiba.

Pernah suatu kali kau ajak aku berjalan
Menelusuri jejak para dewata
Ke tengah kota tempat yang kau puja
Lalu kau bicara
Tentang cinta yang membara di dalam dada

Terperangah aku memandang wajahmu
Karena cinta kubilang tak bisa diterka
Meski kau, gerimis, terus menggoda, cinta ada dan mengembara

2011

Oky Syeiful Rahmadsyah Harahap, lahir di Medan 15 Maret 1977. Menamatkan pendidikan di SMA 2 Bandung, diteruskan pada FISIP dan Magister Ilmu Hukum Unpad. Saat ini mendirikan Yayasan Edukasi Sosial Indonesia (YES Indonesia). Selain itu Oky juga banyak menghabiskan waktu sebagai aktivis sosial dan menulis apa saja: puisi, cerita, sampai artikel ilmiah dan buku.***

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati