Soni Farid Maulana
http://www.pikiran-rakyat.com/
DALAM kesempatan kali ini, laman Mata Kata kembali hadir menampilkan puisi yang ditulis oleh penyair Meitha Kartika Herdiyanti (Bogor) dan Oky Syeiful Rahmadsyah Harahap (Bandung). Masing-masing penyair menampilkan dua buah puisi, yang ditulis dengan amat sederhana, namun kaya makna. Masing-masing penyair tampil dengan gaya ucap yang berbeda satu sama lainnya. Namun demikian, keduanya secara esensial mempunyai benang merah yang sama, yakni mengeksplorasi kesunyian dengan berbagai variasinya. Titik pijaknya bermuara pada kerinduan, jauh dari kekasih idaman. Atau paling tidak, kedua penyair tersebut tengah menyeru harapan dan impian akan kebahagiaan hidup, yang penuh gairah.
Imaji alam, simbol, metafor apa pun namanya, bisa kita temukan dalam dua puisi yang ditulis oleh Meitha. Apa yang ditulisnya itu cukup efektif dalam mengomunikasikan gagasan kreatifnya. Ini terjadi, karena Meitha benar-benar fokus dalam mengungkapkan pengalaman batinnya, yang dilanda kesunyian dan kesendirian. Baik ketika pengalaman itu digambarkan dengan sebatang pohon dan sebuah potret, maupun dengan laut, senja, dan bulan. Kemampuan semacam ini memang menjadi daya tarik dan bahkan merupakan ciri khas tersendiri dalam sejumlah puisi yang ditulis Meitha, yang sudah dipublikasikannya sejak awal tahun 2000 lalu, ketika masih mahasiswa dulu.
Sementara itu dalam sejumlah puisi Oky, khususnya yang dimuat dalam laman ini, diksi senja dan gerimis yang menjadi kata kunci dalam puisinya itu, secara esensial juga menyiratkan kesunyian. Lepas dari segala kelebihan dan kelemahannya, Oky paling tidak tengah berupaya sedemikian rupa mengungkapkan gagasan kreatifnya tentang betapa fananya manusia berhadapan dengan waktu, yang ditandai dengan kematian. Meski agak tersendat dalam mengekspresikan pengalaman batinnya itu, setidaknya kemampuan dan keberanian Oky dalam menulis puisi cukup dipujikan. Saya yakin, di kemudian hari ia akan menemukan gaya ucap yang lebih pas dari apa yang sudah ditemukannya selama ini.
Berkaitan dengan itu, Meitha tampak lebih punya pengalaman dalam menulis puisi, dibandingkan dengan Oky. Matang dan tidaknya seorang penyair dalam menulis puisi, dalam hal ini dalam mengolah kata dalam larik-larik puisi yang ditulisnya itu, memang sangat bergantung pada jam terbang. Di samping itu, tentu saja juga sangat ditentukan oleh seberapa jauh ia mau membaca perkembangan dan pertumbuhan penulisan puisi itu sendiri, baik yang ditulis oleh para penyair dari dalam maupun luar negeri.
Tujuannya tentu saja bukan untuk mengekor, melainkan untuk melakukan studi banding, bagaimana para penyair tingkat dunia itu dalam mengolah kata, juga gaya ungkap yang menjadi ciri khasnya itu. Misal, betapa bedanya gaya ungkap Rimbaud dengan Tu Fu. Apa yang membedakan keduanya sangat berlainan dalam gaya ungkap itu? Apa itu simbolisme dan apa itu imajis. Semua itu hanya bisa kita cerap perbedaannya, ketika kita berhadapan dengan kedua teks yang ditulis oleh dua penyair tersebut di atas.
Cara belajar semacam ini tentu tidak salah adanya. Lihatlah Chairil Awar, dalam masa-masa pertumbuhannya ia banyak belajar pada para penyair asing, baik para penyair yang tumbuh dan berkembang di Amerika maupun di Inggris dan Perancis. Demikian juga dengan penyair Amir Hamzah dan bahkan penyair Acep Zamzam Noor pun melakukan hal yang sama. Ia tidak hanya belajar pada gaya ucap Goenawan Mohamad dan Sapardi Djoko Damono, juga pada Rumi dan Baudelaire.
Selain itu tentu saja harus juga meluaskan wawasan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Dalam konteks yang demikian itu, sebagaimana dikatakan penyair Rendra almarhum, penyair harus menjadikan dirinya sebagai gudang ilmu pengetahuan. Apa sebab? Agar teks dan konteks tidak saling mematikan, melainkan saling menautkan makna. Selebihnya, selamat berkarya, masa depan berdiri tegak di hadapan. (Soni Farid Maulana/”PRLM”)***
Sajak-sajak Meitha Kartika Herdiyanti
POTRETMU
-untuk Michael Nauli
Pada tanah yang kosong, sebatang pohon menua menanam cerita.
Hatinya bagai selembar daun, terjatuh, bersimpuh di atas batu batu.
Pada tanah yang basah, jiwamu mengakar sampai ke dasar.
Berbisik kisah, merindu kasih, membenam sunyi.
Pada pohon yang sendiri,
Potretmu
begitu abadi.
2011
BULAN ITU
Laut itu mike,
Seperti perjalanan ombak membawa ikan ikan, menepi ke pantai, bergemuruh dalam dada manusia.
Senja itu mike,
Memerah seperti hatiku yang tak berumah.
Meringkas cahaya, mengubur hasrat,
Dalam tanah jiwa bersungai airmata.
Bulan itu mike,
Tak juga abadi..seperti kesedihan dan kebahagian yang silih berganti. Lantas hidup kita menjadi ada, menjadi arti, menjadi tanya.
Di depan laut, saat senja merendah, bulan meninggi di atas kita.
Semoga mimpi kita menjelang sama..
2011
Meitha Kartika Herdiyanti; Meitha Kartika Herdiyanti; lahir di Bandung pada tanggal 2 Mei 1982. Menikmati puisi sejak membaca majalah sastra Horison pada saat kelas 1 SMU. Menyelesaikan Strata 1 di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kemudian menyelesaikan Strata 2 di Universitas Budi Luhur Jakarta jurusan manajemen.
Sempat aktif di beberapa organisasi masyarakat dan Politik. Cerpennya dimuat dalam antologi 'Sekte Birahi Sastra', beberapa puisi dimuat dalam Harian Umum Pikiran Rakyat dan Media Indonesia. Karya-karyanya yang lain terdapat di majelis sastra, situs seni, dan kompasiana.
Kini, penulis bekerja pada salah satu perusahaan swasta sebagai 'Trainer' untuk memberikan pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran kepada pengusaha-pengusaha mikro dan menengah di Bogor dan Jakarta. Email: meithakh@yahoo.com
***
Sajak-sajak Oky Syeiful Rahmadsyah Harahap
Senja Milikmu
Senja yang inikah milikmu?
Karena ada gerimis yang menyertai
Bunyinya persis sama dengan yang kau puja
Nyanyian alam
Yang tiada banding, ujarmu
Senja yang inikah milikmu?
Karena dulu kita berciuman ketika senja diiringi rintik-rintik
Ketika itu aku menyentuh
Kau elak
Lalu kau serbu aku sembari berseru dalam bibirku
Senja inikah milikmu?
Karena aku mengantarmu ke pemakaman bersama yang lainnya
Diiringi hujan yang satu satu, pilu yang beribu
Lalu melihatmu ditanam, pelan
Lalu kami menyeru
Doa untuk mu
Pada sebuah senja, milikmu
16 April ‘11
Gerimis Tipis
Gerimis yang tipis
Ke mana kau bawa kami pergi
Sangkakala belum lagi ditiup
Bahkan genderang perang pun belum tiba.
Pernah suatu kali kau ajak aku berjalan
Menelusuri jejak para dewata
Ke tengah kota tempat yang kau puja
Lalu kau bicara
Tentang cinta yang membara di dalam dada
Terperangah aku memandang wajahmu
Karena cinta kubilang tak bisa diterka
Meski kau, gerimis, terus menggoda, cinta ada dan mengembara
2011
Oky Syeiful Rahmadsyah Harahap, lahir di Medan 15 Maret 1977. Menamatkan pendidikan di SMA 2 Bandung, diteruskan pada FISIP dan Magister Ilmu Hukum Unpad. Saat ini mendirikan Yayasan Edukasi Sosial Indonesia (YES Indonesia). Selain itu Oky juga banyak menghabiskan waktu sebagai aktivis sosial dan menulis apa saja: puisi, cerita, sampai artikel ilmiah dan buku.***
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Minggu, 29 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar