Jumat, 13 Mei 2011

Nasib Sastra di Sekolah

Suheri
Lampung Post, 16 April 2011

…wahai Pak Guru, jangan kami disalahkan apalagi dicerca/bila kami tak mampu mengembangkan kosakata/selama ini kami hanya diajar menghafal dan menghafal saja/mana ada dididik mengembangkan logika/mana ada diajar berargumentasi dengan pendapat berbeda/dan mengenai masalah membaca buku dan karya sastra, Pak Guru/sudah lama sekali/mata kami rabun novel, rabun cerpen, rabun drama, dan rabun puisi/tapi mata kami kan nyalang bila menonton televisi. (Taufiq Ismail, Pelajaran Tata Bahasa dan Mengarang)

CUPLIKAN puisi tersebut, meskipun ditulis tahun 1997 dan merupakan refleksi Taufik tentang pengajaran sastra di sekolah waktu itu, aromanya masih kental tercium sampai saat ini. Pengakuan bila siswa rabun novel, drama, cerpen, dan puisi tersebut merupakan indikasi, bila si pengampu mata pelajaran (baca: guru Bahasa dan Sastra Indonesia) pun terjangkit penyakit tersebut. Bahkan, Taufik menyatakan bila kita sedang “rabun membaca dan lumpuh menulis”.

Padahal, Eko Triono dalam Lampung Post, 25 November 2010, menulis bila dalam dunia pendidikan, tonggak sastra adalah guru dan calon guru. Namun, tonggak itu tidak berdiri dengan gagah dan kokoh menancap dalam, hal ini karena si pemegang tonggak itu justru menjauh dari dunia sastra itu sendiri, maksudnya aspek berbahasa lebih dominan disajikan semestara aspek bersastranya dikesampingkan. Kalaupun guru mengajarkan sastra hal yang disampaikan yaitu tentang pengetahuan tentang sastra (definisi, tokoh, dan karya, periodesasi dsb.), bukan membedah karya sastra (membaca, membicarakan, menulis esai, dan kritik, dsb).

Masalah Sastra di Sekolah

Patut dicurigai ada beberapa masalah yang dihadapi guru dan siswa sehingga mereka menjadi rabun sastra. Problem itu antara lain: 1. kompetensi guru dalam bersastra, 2. kurang/tidak tersedianya buku sastra di perpustakaan sekolah, 3. sastra dipandang sebelah mata/kurang bergengsi, dibanding mata pelajaran MIPA.

Kompetensi guru dalam bersastra dapat dicurigai masih rendah, hal ini disebabkan guru berhenti membaca karya sastra dan berhenti pula menulis. Indikasinya terlihat kala berbincang sastra, ia akan menghindar, tidak nyambung, atau hanya menjadi pendengar saja. Indikasi yang lain, hanya sedikit guru yang aktif mengikuti lomba sastra, menulis masalah sastra (baca: puisi, cerpen, esai, artikel, resensi) di media massa. Kesibukan sebagai guru merupakan alasan bagi guru untuk berhenti membaca dan menulis, terlebih bila guru memang tidak menyukai sastra sehingga penyakit rabun membaca, lumpuh menulis, kian menjalar kepada guru yang efek dominonya berjangkit kepada siswa.

Kompetensi guru yang jalan di tempat itu, tertinggal jauh dengan perkembangan di dunia sastra, konsekuensinya guru kian jauh tertinggal, makin gagap bila menyoal sastra, baik di kelas, sekolah, maupun dunia nyata. Bandingkan dengan apa yang dilakukan Merry E. Fowler dalam Taufiq Ismail (2003), siswa belajar mengarang dengan banyak. Banyak membaca dan dibimbing mengarang, dibarengi saran, guru merevisi hasilnya, kemudian didiskusikan serta akhirnya mengalami perbaikan.

Untuk mewujudkan hal itu, tentunya guru lebih dahulu membaca dan menulis sehingga mempunyai bekal yang cukup untuk memberi saran dan merevisi hasil karya siswa. Begitu pula terhadap sastra, bedah puisi bedah cerpen, novel, drama, karya siswa dilakukan guru dengan siswa, tentunya guru harus terlebih dahulu mempunyai wawasan yang cukup untuk memberi penilaian kelebihan dan kekurangan karya siswa tersebut.

Benar dalam standard isi pada ruang lingkup, mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (KTSP) ada kalimat yang mengatakan bahwa pada akhir pendidikan di SMA/MA peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra. Sebagai asumsi buku sastra 7 buah, buku nonsastra 8 buah. Kelas X membaca 3 buku, kelas XI 3, kelas XII 1 buku sastra. Masalah yang timbul bukan hanya tidak adanya ketegasan guru menugaskan siswa membaca buku sastra, membuat esai dan atau kritik, lalu diuji oleh guru, melainkan juga buku yang dimaksud tidak ada di perpustakaan sekolah.

Bandingkan dengan peserta didik dari Thailand, yang wajib membaca 5 judul buku sastra, Malaysia 6 judul, Singapura 6 judul, Brunei Darussalam 7 judul, Jepang 15 judul, Belanda 30 judul, Amerika serikat 32 judul. Sebagai pengingat, zaman penjajah Belanda. Algemeene Midllebare School (setingkat SMA), AMS-A, wajib membaca 25 judul, dan AMS-B wajib membaca 15 judul buku sastra. Wajib membaca itu dapat dilaksanakan karena buku yang dimaksud terdapat dalam perpustakaan sekolah.

Tampaknya kecerdasan logika lebih diutamakan sehingga kecerdasan majemuk tidak mendapat porsi yang sepadan dari sekolah. Hal ini terlihat dari penyediaan sarana dan prasarana. Laboratorium IPA berserta alat praktek dan peraga tersedia lengkap. Namun, laboratorium bahasa, terlebih ruang praktek teater, kesenian, belumlah tiap sekolah menyediakan sarana tersebut. Kecerdasan linguistik dipadang sébelah mata sehingga kecerdasan ini tidak ditumbuhkembangkan layaknya kecerdasan logika. Terlebih perlombaan-perlombaan yang bersifat lokal, nasional, internasional, masih mengagungkan IQ, sebagai puncak kecerdasan manusia.

Kondisi ini membuat siswa berduyun-duyun menggeluti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, sementara sastra sekadar numpang lewat saja.

Kondisi tersebut bila dibiarkan akan membuat nasib sastra di sekolah kian merana. Untuk itu, sudah keharusan bila guru bahasa dan sastra kembali lagi ke jalan yang benar, dengan membaca dan lalu menulis tiada henti, menebarkan benih sastra di ladang hati siswa, melalui puisi, cerpen, drama, novel, esai, dan kritik. Pelajaran sastra bukan menyiapkan siswa menjadi sastrawan atau penyair, melainkan menanamkan humanisme, melembutkan hati, menyemai budi pekerti. Menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan (logika dan emosi).

Marilah kita latih anak-anak bangsa kita terbang/ke angkasa pemikiran dan perenungan/melalui kemampuan dan kecintaan mengarang/membaca, membaca, membaca/mengarang, mengarang, mengarang. (Taufiq Ismail, sajak Membaca Buku dan Mengarang, Kakak-Adik Kandung Tak Terpisahkan)

Suheri, Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMAN 1 Sukadana Lampung Timur
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/04/nasib-sastra-di-sekolah.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati