Senin, 05 Desember 2011

Maaf, Supir Itu Suami Saya!

Salamet Wahedi *
tabloid Memo edisi 156, 11 Juli 2010

“Mbak, Mbak sudah siuman? Syukurlah kalau Mbak sudah siuman”, lamat-lamat Reni mendengar suara setengah cemas di sampingnya. Perempuan muda seumurny, yang kira-kira dalam taksirannya, tiga tahun lebih tua dibanding dirinya. Ia juga melihat ruang tempatnya terdampar putih semua. Sekeliling, hanya warna putih yang menyapa retina-pupil matanya.

“Ada apa ini? Saya di mana?”, Reni minta kepastian pada perempuan muda, yang dua jam lalu, dilihatnya. Perempuan yang duduk bersebelahan dengannya sejak di terminal Joyoboyo. Perempuan yang membuatnya sedikit tenang naik angkot Lyn G jurusan Lidah nomor 40. Reni masih ingat, ia sebenarnya enggan untuk naik lyn G jurusan Lidah nomor 40. Reni masih agak ngeri melihat supirnya yang item. Rambutnya berukuran satu centi. Bermodel ala kadarnya. Dan mata yang agak memerah. Reni selalu ingat ngrumpi teman-teman kosnya.

“Ren, hati-hati Ren kalau sama orang item. Sudah jelek! Biasanya perangainya tak baik”, ujar Santul sutu sore.

Waktu itu Reni juga ingat dengan para pemain sepak bola Afrika: Samuel Eto’o, Drogba, dan lainnya, yang menurutnya walaau hebat cetak gol, tapi tetaaap kasar dan suka marah. “Ya Tul. Matanya supir itu lirak-lirik. Aku jadi ngeri. Deg-degan. Cuma berduaan lagi waktu itu”

Hana yang baru datang dari luar, juga ikut nyambung. “Ohw… supir Lyn G jurusan Lidah nomor 40 toh?”, tanpa menunggu respon dari teman-temannya, Hana menyerocos, “Oalah, ya Ren hati-hati aja kamu. Dia supir paling jelek yang pernah saya lihat lho. Makanya bawa motor ja kamu”
“Hahahahah” semuanya tertawa.

Mengingat ngrumpinya dengan teman-temannya tentang supir item itu, Reni merinding. Reni selalu menghindari angkot Lyn G jurusan Lidah nomor 40 itu. Bahkan, demi menghindari angkot nomor 40 itu, demi tidak bertemu dengan supir paling item itu, Reni kadang rela menunggu setengah jam lebih untuk nomor antrian angkot berikutnya.

Tapi hari ini, Reni terpaksa naik angkot Lyn G jurusan Lidah nomor 40 karena terpaksa. Waktu itu, hari sudah menjejak senja. Seperti nenek yang sudah menginjak usia senja, Reni membayangkan kerentanan nasib. Reni membayangkan yang bukan-bukan. Apalagi gerimis seolah ingin mempercepat kelam. Reni tanpa panjang lebar pun, terpaksa naik Lyn G jurusan Lidah nomor 40.

“Mbak juga jurusan Lidah?”, tanya Reni waktu itu basa-basi pada perempuan satu-satunya dalam angkot itu. Bahkan penumpang satu-satunya yang bersamanya.

“Tidak. Saya Menganti. Bentar lagi berangkat kok”
“Mbak tidak ikut Lyn M. yang warna cokelat?” Reni memastikan bahwa teman barunya itu tidak salah naik.

Perempuan itu hanya tersenyum. Ia mendekap lebih erat bayi yang bergelantungan di lengannya. Reni bersyukur. Angin semakin menusuk sumsum. Dan gerimis semakin menghapus sisa cahaya matahari yang setengah angslup mungkin. Dan angkot pun melaju.
Dan supirnya, supir item itu…
***

“Saya kenapa Mbak? Saya di mana?” kembali Reni mengulang pertanyaannya. Perempuan muda dengan seorang bayi itu hanya tersenyum. Senyum yang dua jam lalu membuatnya bersyukur. Membuatnya tenang.

“Mbak pingsan. Tiba-tiba pingsan tadi” perempuan muda itu bercerita. Setelah angkot melaju, dan melintasi rolak, angin dan gerimis semakin bersekutu-ria. Dingin tidak hanya menusuk. Cuaca yang lembab pun, benar-benar hendak membekukan kulit. Waktu itu, Reni, kata perempuan muda itu, batuk-batuk. Reni seperti merasa ketakutan. Reni seolah selalu menghindar setiap pak supir menoleh ke belakang. Sampai-sampai Reni memilih mojok untuk menghindari kontak langsung dengan pak supir.

“Tiba-tiba Mbak pingsan. Untung di dekat Rumah Sakit Tali Asih”, dengan suara lemah perempuan muda itu bercerita. Wajahnya polos. Senyumnya yang sesekali mengembang di sela ceritanya, mengesankan perempuan muda itu cantik dan anggun. Rasa kagum Reni semakin bertambah, saat ia membayangkan kalau perempuan muda ini yang menolongnya.

“Nama Mbak siapa?” Reni berusaha menghilangkan kikuk. Ia bimbang.
“Seraddhin. Orang-orang biasa panggil saya Raddhin”
“Saya Reni. Terima kasih Mbak telah menolong saya”

Perempuan muda itu tersenyum. “Bukan saya yang menolong Mbak. Saya hanya menunggui Mbak. Orang yang menolong Mbak orang itu”, perempuan muda itu menunjuk ke sosok yang bersandar lesuh di ruang tunggu. Dari celah kaca pintu kamar, Reni melihat sosok item yang memejamkan mata. Mulutnya menganga. Garis-garis wajahnya mengingatkan Reni pada pemain sepakbola Afrika: Samuel Eto’o.

“Maksudnya, Mbak?” setengah kaget Reni kembali meminta kepastian cerita perempuan yang untuk kesekian kali berusaha menenangkan bayinya.

“Kenapa Mbak? Emangnya ada apa?”, perempuan muda itu kembali bercerita. Pak supir itulah yang membopong Reni dari angkotnya ke kamar UGD ini. “Pak supir itu pula, yang menghubungi nomor keluarga atau teman Mbak tadi.”

“Ssssst. Mbak”, Reni menyilangkan tegak-lurus telunjukknya di depan mulutnya. “Saya pingsan karena alergi dengan pak supir itu Mbak. Saya takut dengan kulitnya yang item. Entahlah Mbak, saya juga tak mengerti kenapa mesti takut”

Perempuan muda itu hanya tersenyum. Ia membetulkan letak bayinya yang sudah terlihat pulas.

“Menurut teman-teman saya, orang item seperti pak supir itu sering jahat. Bahkan, kalau penumpangnyaa sendirian, bisanya orang item itu ngajak temannya tuk malak. Saya sebenarnya tidak mau naik angkot ini. Untung ada Mbak”, Reni seperti ingin menepis rasa ngerinya dengan menumpahkan segala uneg-unegnya.

Perempuan muda yang dari rautnya sudah tampak lelah menunggui Reni, hanya tersenyum. Senyum yang dua jam lalu membuat Reni tenang.

“Yang menanggung biaya perawatan ini siapa?”, rasa khawatir seolah menjalari sekujur tubuh Reni. Suaranya tampak bergetar.

“Saya Mbak. Tapi hanya sebagian”, kembali senyum perempuan itu mengembang.

“Syukurlah”, seperti terlepas dari bayang-bayang yang menghantui, Reni mengusap wajahnya. Ia tersenyum menatap perempuan muda yang kini berdiri mendiamkan bayinya yang mungkin tergagnggu dengan celoteh Reni.
Perempuan muda itu balas tersenyum.
***

“Ren, kamu kenapa Ren?”, jam sudah menunjuk pukul pukul 20:46, ketika teman-teman Reni muncul dari balik pintu. Hana, Santul dan Aida mengambil posisi di samping tempat tidur Reni.

“Tidak apa-apa kok! Hanya kelelahan”, Reni bangun membetulkan bajunya yang kusut. Reni lalu bercerita tentang kejadian yang menimpanya. Tidak lupa, dengan setengah ngeri dan jijik, Reni juga menceritakan kalau yang membopong dirinya ke kamar UGD ini adalah pak supir yang tidur duduk dengan pulas di ruang tunggu.

“Kamu ditolong Mester item itu?” Santul melongok keluar kamar. “Ich, nggak ngeri kamu Ren?”

“Tapi tenang kok Tul. Yang jaga dan bayarin biaya perawatanku, Mbak Raddhin ini”, setengah berusaha tenang, Reni menunjuk Mbak Raddhin. Mbak Raddhin hanya tersenyum menanggapi tatapan teman-teman Reni.

“Mbak, berapa biaya perawatan teman kami Mbak?” Hana buru-buru mengalihkan perhatian.
Raddhin hanya tersenyum. Senyum yang membuat mereka tenang. “Ohw… hanya biaya administrasi. Obatnya belum Mbak beli, maaf ya?!” Raddhin hendak bergegas. Dengan melempar senyum, sambil membetulkan letak bayinya, Raddhin pamit pada mereka. “Maaf, Mbak tidak bisa bantu lebih”.

“Mbak, biaya administrasinya berapa Mbak?” setengah memaksa, Santul menyodorkan uang lima puluhan. Tapi Raddhin hanya tersenyum. Ia menolak uang yang disodorkan Hana.. “Tidak usah. Semoga cepat sembuh”, Sejenak Raddhin memandang keluar. “Mbak pulang dulu ya?”

“Mbak pulang sendirian? Saya anter ya?”

Raddhin hanya tersenyum. Matanya mengisyaratkan ‘terima kasih’ yang tulus. Raddhin menolak tawaran mereka dengan halus. Dan mengatakan bahwa ia akan pulang bersama suaminya.

“Suami Mbak di mana?”, Reni berusaha turun dari ranjang. Dengan berpangku pada lengan Hana dan Aida, ia berusaha berjalan menghantar Raddhin.

“Itu suami saya. Tertidur pulas. Ia sangat lesuh”, sambil menjinjing tas, dan sesekali berusaha mendiamkan bayinya, Raddhin menghampiri Pak Supir yang tidur duduk dengan mulut menganga.

Sedang Reni dan teman-temannya hanya melepasnya dengan bibir kelu. Dengan cerita yang menusuk waktu: supir item itu yang menolongnya. Samuel Eto’o itu yang mencetak gol kemenangan timnya!

Lidahwetan, mar 2010
*) Salamet Wahedi, Lahir di Sumenep, 03 Mei 1984. Menulis puisi, cerpen, dan esai. Karya-karyanya pernah dipublikasikan di berbagai media, antara lain: Majalah Sastra Horison, Radar Madura, Suara Pembaruan, dan Batam Pos. Juga dalam beberapa antologi: Nemor Kara (antologi puisi Madura, Balai Bahasa Surabaya, 2006), Yaa-sin (antologi puisi santri Jawa Timur, Balai Bahasa Surabaya, 2007), dan lain-lain. Tinggal di di Lidah Wetan, Gang VI No. 24 Surabaya.
Dijumput dari: http://www.facebook.com/note.php?note_id=447871217274

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati