http://sastra-indonesia.com/
SANUR BEACH
resah bak purnama tak sudah
gundahku siapa bilang melelah
di balik pesonamu
pekikan rindu bertalu-talu
aku terhuyung-huyung lalu terpaku
hanyut dalam hempasan waktu
agar laut tetap membiru
bahteramu tetap melaju
tulus asaku tak henti-henti
mencumbui pantai itu
menunggu peziarah kembali
berharap garam semanis madu
(Kamis, 5 Mei 2011)
KUTA BEACH
begitu bumi mengubur matahari
jejakmu tampak jelas berdiri
sebagaimana janji tak bertepi
bertali di jari-jemari
inikah ikrar suci?
memori demi memori bersahutan
memenuhi ruang perjanjian
huruf-hurufmu lalu menjelma kata
menjerit tanpa suara
malam-malam semata mengundang rasa
mendekap sejuta asa
tapi aku tak tahu harus berucap apa
(Jumat, 6 Mei 2011)
DREAM LAND
masihkah kau ingat dari sudut nun jauh
selaksa sajak tentang keluh kesah
menagih telunjuk penentu arah
tanda dunia belum berubah
deburan ombak yang kau antar
menumbuhkan putik-putik mawar
berakar segala sabar
laksana selendang yang masih melingkar
di punggung kapal yang terus berlayar
(Sabtu, 7 Mei 2011)
*) Ahmad Fatoni, kelahiran Surabaya, alumnus sastra Arab dari International Islamic University Islamabad Pakistan. Beberapa karya tulis; cerpen, puisi, esai, dan resensi sastra, pernah dimuat di majalah URTV (Malaysia), Al-Wathan (Malaysia), Kompas, Bisnis Indonesia, Seputar-Indonesia, Koran Tempo, Republika, Media Indonesia, Harian Pelita, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Suara Muhammadiyah, Jawa Pos, Radar Surabaya, Surya, Surabaya News, Surabaya Post, Duta Masyarakat, Harian Bhirawa, Malang Post, Sriwijaya Post, Waspada, Posinfo, Koran Pendidikan, Reform, Bestari, Nadi, Jurnal Ulumuddin-FAI, media elektronika //www.cybersastra.net// dan http://sastra-indonesia.com. Sebagian puisi sempat dibukukan dalam Antologi Puisi Indonesia 1997 (Angkasa Bandung) dan antologi puisi Nggombal (2001). Kini bergiat pada Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universtas Muhammadiyah Malang.
SANUR BEACH
resah bak purnama tak sudah
gundahku siapa bilang melelah
di balik pesonamu
pekikan rindu bertalu-talu
aku terhuyung-huyung lalu terpaku
hanyut dalam hempasan waktu
agar laut tetap membiru
bahteramu tetap melaju
tulus asaku tak henti-henti
mencumbui pantai itu
menunggu peziarah kembali
berharap garam semanis madu
(Kamis, 5 Mei 2011)
KUTA BEACH
begitu bumi mengubur matahari
jejakmu tampak jelas berdiri
sebagaimana janji tak bertepi
bertali di jari-jemari
inikah ikrar suci?
memori demi memori bersahutan
memenuhi ruang perjanjian
huruf-hurufmu lalu menjelma kata
menjerit tanpa suara
malam-malam semata mengundang rasa
mendekap sejuta asa
tapi aku tak tahu harus berucap apa
(Jumat, 6 Mei 2011)
DREAM LAND
masihkah kau ingat dari sudut nun jauh
selaksa sajak tentang keluh kesah
menagih telunjuk penentu arah
tanda dunia belum berubah
deburan ombak yang kau antar
menumbuhkan putik-putik mawar
berakar segala sabar
laksana selendang yang masih melingkar
di punggung kapal yang terus berlayar
(Sabtu, 7 Mei 2011)
*) Ahmad Fatoni, kelahiran Surabaya, alumnus sastra Arab dari International Islamic University Islamabad Pakistan. Beberapa karya tulis; cerpen, puisi, esai, dan resensi sastra, pernah dimuat di majalah URTV (Malaysia), Al-Wathan (Malaysia), Kompas, Bisnis Indonesia, Seputar-Indonesia, Koran Tempo, Republika, Media Indonesia, Harian Pelita, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Suara Muhammadiyah, Jawa Pos, Radar Surabaya, Surya, Surabaya News, Surabaya Post, Duta Masyarakat, Harian Bhirawa, Malang Post, Sriwijaya Post, Waspada, Posinfo, Koran Pendidikan, Reform, Bestari, Nadi, Jurnal Ulumuddin-FAI, media elektronika //www.cybersastra.net// dan http://sastra-indonesia.com. Sebagian puisi sempat dibukukan dalam Antologi Puisi Indonesia 1997 (Angkasa Bandung) dan antologi puisi Nggombal (2001). Kini bergiat pada Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universtas Muhammadiyah Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar