Rabu, 31 Juli 2013

Belajar Bersastra dari Seorang Umbu

Willem B Berybe
http://kupang.tribunnews.com

SEBUT nama Umbu, paling tidak bagi masyarakat Flobamora, langsung teringat akan sebuah pulau yang terletak di selatan wilayah Propinsi NTT yaitu Sumba. Mengapa? Etnik Sumba dengan marga (fam) Umbu berasal dari sana. Dari sekian nama Umbu salah satunya adalah Umbu Landu Paranggi, pria kelahiran Sumba 10 Agustus 1943, dan dikenal sebagai penulis puisi Indonesia.

Majalah Sastra Horison edisi Tahun XXXX 1, 2006, No: T3.3 dalam rubrik khusus ‘Kaki Langit’ mengangkat sosok Umbu Landu Paranggi dengan sederetan puisinya yang khas seperti Ni Reneng (Denpasar, Oktober-November 1984), Sajak Kecil (1) & (2), Ibunda Tercinta (1965), Solitude, Melodi, Percakapan Selat, Sabana, Sajak, Di Sebuah Gereja Gunung.

Dari sajak-sajak itu berikut ulasan Korie Layun Rampan perihal seluk beluk kepenyairan Umbu Landu Paranggi semakin memperkuat pengetahuan dan pemahaman kita bahwa ia adalah salah satu sastrawan Indonesia.
“Sebagai penyair, Umbu memang tidak seterkenal Chairil Anwar, Amir Hamzah, Rendra, Subagio Sastra Waroyo, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Darmanto Yt, Abdul Hadi WM, atau Afrizal Malna misalnya. Akan tetapi, perannya sebagai penyair yang turut melahirkan bakat-bakat baru membuatnya tak bisa dilupakan dalam pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia mutakhir,” demikian ungkapan Korrie seorang sastrawan, kritikus dan peneliti sastra Indonesia (ibid, Horison; Kaki Langit, hal.10).

Di sinilah faktor waktu dan ruang (lingkungan, konteks) ikut membentuk dan menentukan watak individu seorang penulis puisi. Tidak heran si Umbu pun harus keluar dari sarangnya di daratan Sumba dan pergi mencari alam, ruang, dan waktu, untuk terus berpuisi di tempat lain.

Bagi seorang Ajip Rosidi mengaku Jepang memberinya waktu menulis lebih banyak ketimbang Jakarta (Kompas, 31 Mei 2003). Demikian halnya Umbu Landu Paranggi tidak memilih Jakarta untuk dijadikan tempat ia berkarier, justru Bali adalah ‘istana’ kehidupannya sebagai seorang sastrawan. Pulau Dewata ini begitu berperan dalam eksistensi kehidupan bersastra Umbu. Atas dasar itulah kelompok seniman sastra dan akademisi Denpasar pernah memberikan penghargaan kepada beliau atas dedika-sinya di bidang sastra di TBD (Taman Budaya Den-pasar), Bali 9 Juli 2009 lalu.

Apa yang telah dikemuka-kan oleh Korrie menunjukan bahwa kontribusi Umbu dalam percaturan puisi Indonesia tidak bisa disepe-lekan. Bahkan pengakuan Korrie sendiri menyebutkan Umbu sebagai bidan yang turut melahirkan dua angkatan sastra Indonesia modern yaitu Angkatan 80 dan Angkatan 2000 (ibid Horison, hal.13). Ketika kalangan sastrawan nasional menempatkan posisi Umbu sebagai bagian dari sastra Indonesia masa kini, maka dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan sastra NTT pun Umbu Landu Paranggi adalah sebuah legenda. ‘Ketersembunyian,’ diam dalam pengembaraan ibarat voice of the voiceless telah memperlihatkan potensi orang NTT dalam dunia seni sastra.

Boleh jadi banyak kalangan di NTT sendiri merasa asing dan jauh, siapa sebenarnya Umbu Landu Paranggi. Umbu yang menjadi besar dan berkibar sebagai penyair di luar NTT (Yogya dan Denpasar) sama sekali tidak mengecilkan esensi bumi Flobamora. Sebuah kawasan yang telah melahirkan seorang penyair yang dapat disejajarkan dengan Taufiq Ismail, Putu Wijaya, Danarto, Budi Darma, dll. Salah satu bukti keakraban dan relasi Umbu dengan penyair nasional ialah puisi berjudul ‘Beri Daku Sumba’ secara khusus ditulis Taufiq Ismail buat sahabatnya ini.

Cikal bakal kepenyairan Umbu Landu Paranggi bermula dari Malioboro Yogya. Di tahun 60 hingga 70-an kompleks sepanjang Jalan Malioboro Yogya ini bagaikan sebuah panggung imajinasi bagi komunitas Umbu bersama pengikut-pengikutnya dalam sebuah perkumpulan bernama PSK (Persada Studi Klub). Tak peduli siapa dan darimana asal mereka, para peminat sastra itu digembleng, ditempa dan diberi pendidikan khusus menjadi penulis ala Umbu. Dari tangan seorang Umbu munculah penulis-penulis terkenal di kemudian hari seperti Linus Suryadi AG, Emha Ainun Nadib, Agus Darmawan T, Korrie Layun Rampan, Yudhistira ANM Massardi, Frans R Passandaran, dan lain-lain.

“Kami berjalan kaki berpuluh kilometer mengelilingi kota, pada tengah malam, dan kami dilarang bicara, dilarang bertanya. Kami hanya diperbolehkan berjalan dan merasakan kesunyian, merasakan bagaimana gejolak pikiran serta hati di tengah kebisuan. Saat puncak lelah, saat pagi menjelang subuh, barulah kami diperbolehkan bicara. Itu artinya kami harus berdiskusi tentang apa yang kami rasakan. Umbu selalu menekankan keterlibatan penuh dari seluruh panca indra untuk bisa menghasilkan karya yang baik,” ungkap penyair Mustofa W Hasjim yang pernah menjadi ‘murid’ Umbu dalam wadah PSK.

Berjalan di tengah malam dalam metode yang diterapkan Umbu di atas adalah sebuah contoh dan bagian kecil dalam proses bersastra bagaimana ‘pengalaman manusia’ diolah hingga menghasilkan sesuatu yang bernilai indah. Rene Welek dan Austin Warren menyebutnya human experience (Theory of Literature; terjemahan Melani Budianta; Teori Kesustraan; hal. 328). Lebih lanjut Rene Welek dan Austin Warren menulis dengan manis: “… Semula merupakan dunia kini berubah menjadi bahasa” (hal. 322).

“Dusun Flobamora sebuah wadah bersastra yang hadir di Kota Kupang memiliki daya dan spirit membangun penciptaan karya sastra asal Flobamora (NTT) yang patut diapresiasi dan didukung. Figur-figur seperti Amanche Franck Oe Ninu dan Mario F Lawi bersama para koleganya telah memperlihatkan spirit dimaksud. “Kami bukan apa-apa di dunia sastra. Kami memang masih muda, namun bara api semangat dan cinta yang kuat akan tanah ini menjadi motivasi bagi Dusun Flobamora” tulis Amanche Franck Oe Ninu dan Mario F Lawi (Baca: Pos Kupang Minggu, 20 Maret 2011). Inilah ungkapan yang optimistik tentang sastra NTT ke depan.

Korrie Layun Rampan mengelompokkan sastrawan asal NTT masuk dalam deretan penulis-penulis sastra Indonesia Timur seperti Gerson Poyk (Rote), Otto J Gaut, Dami N Toda, John Dami Mukese (Manggarai), Maria Matildis Banda (Ende, Lio) dan Umbu Landu Paranggi (Sumba) dengan karakter sastra bercorak lokal dan khas budaya setempat. Bahkan disebut sebagai sastrawan-sastrawan penganut karya sastra etnik. Sebagai contoh sepenggal sajak Umbu berjudul ‘Sabana’: /sabana sunyi/di sini hidupku/sebuah gitar tua/seorang lelaki berkuda kemudian ia teruskan: sabana tandus/mainkan laguku/harum nafas bunda/seorang gembala berpacu/ (Ibid Horison; rubrik Kaki Langit hal.7).

Kata-kata sabana, tandus, gembala, (ber)kuda adalah warna lokal, dan latar alam serta diselingi simbol kesedehanaan seperti gitar tua terasa begitu kental. Tentu saja perjalanan sastra NTT tidak berhenti dan habis di era Gerson Poyk cs. Tampilnya wadah-wadah seperti Dusun Flobamora dan komunitas penulis sastra lainnya di NTT diharapkan berpotensi untuk meneruskan dan melanjutkan jejak langkah para sastrawan senior NTT.

Rahasia keberhasilan PSK puluhan tahun silam yang ditangani Umbu Landu Paranggi terletak pada kolektivitas yang kuat. Saling berkontak, berdialog. Hubungan dari hati ke hati. Kebersamaan kreatif yang terdidik dan sehat. Sebuah pembelajaran praktis dan berhasil menuju aktivitas bersastra. Selamat (belajar) bersastra! *

___________________8 Mei 2011
*) Guru SMAK Giovani Kupang, Peminat Sastra

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati