Minggu, 06 Juli 2014

Jerami, Hasrat, dan Waktu

Ahda Imran
Pikiran Rakyat, 23 Jan 2010

JERAMI itu tak hanya berupa batang-batang padi yang telah mengering setelah dituai. Akan tetapi, ia juga menyimpan jejak panjang ihwal manusia dan ruang yang dihuninya, para petani, masyarakat agraris, dan ruang pesawahan. Dan ketika jerami itu menjadi tubuh manusia maka niscaya di situ ada yang hendak diungkapkan. Dari mulai realitasnya sebagai sebuah sosok hingga berbagai lanskap peristiwa yang dihuninya. Dan ketika lanskap itu adalah perubahan ruang yang dihuni manusia, jerami menjadi sebuah narasi yang getir. Narasi yang hidup dalam tubuh manusia. Tubuh masyarakat agraris yang tertatih-tatih dalam berbagai hasratnya. Hasrat yang terus tumbuh dan bergerak dalam dirinya. Juga hasrat waktu yang menghendaki berbagai perubahan.
Waktu, tubuh, jerami mungkin adalah kesatuan demi mengungkapkan berbagai gejala tentang hasrat. Waktu sebagai sebuah misteri, dalam kesadarannya yang dikonkretkan menating berbagai pengalaman dan sejarah ihwal tubuh manusia. Sebagai sejarah, waktu adalah jerami itu sendiri. Masa lalu tubuh orang-orang agraris yang terus tumbuh sebagai sebuah mental, cara pandang, dan segala sesuatu diyakini di tengah berbagai hasrat. Tak hanya hasrat dalam budaya urban, tetapi juga kekuasaan.

Inilah yang banyak mengemuka di atas kanvas Noer Dhami. Pelukis yang konsisten mengeksplorasi batang-batang padi kering itu sebagai metafora tubuh manusia. Setelah dua pameran tunggalnya di John Erdo`s Gallery Singapura dua tahun lalu, ia kembali mengusung manusia-manusia jerami itu dalam pameran tunggalnya bertajuk “Aku Berhasrat, Karena itu Aku Ada” di Galeri Zola Zulu Bandung, 21-26 Januari 2011.

Pameran ini menampilkan sejumlah lukisan dan karya instalasi Noer Dhami. Seperti tajuknya, karya-karya Noer Dhami berangkat dari berbagai gejala kesadaran ihwal hasrat manusia yang diperhadapkan dengan eksistensi waktu. Eksistensi yang niscaya dan terus menghadapkan manusia pada berbagai hasrat demi mengartikulasikan dirinya. Tubuh tampaknya menjadi fokus ari narasi manusia yang pada situasi tertentu juga merepresentasikan tubuh masa lalu. Tubuh jerami, tubuh orang-orang agraris dalam berbagai figur dan peristiwa.

Kesadaran ihwal waktu sebagai strategi tematik untuk menyasar pemaknaan hasrat manusia, tampak hendak dijadikan fokus. Di situ hasrat manusia dihadirkan sebagai subjek. Sebutlah, pada “Merangkai Waktu” yang menampilkan manusia-manusia jerami yang tengah berkerja membuat sebuah jam raksasa. Angka-angka dan jarum jam bertebaran. Sosok-sosok bertubuh jerami itu melingkari jam dan tampak bersusah payah memanggul dan berusaha keras memasang jarum jam. Bulatan jam itu berusaha di angkat.

Pemandangan yang sama juga tampak pada “Menyongsong Waktu”, berupa sejumlah manusia jerami berwarna ungu yang menarik lingkaran jam hingga berbentuk pipih. Tak jauh dari situ, seorang lelaki jerami bertubuh merah sedang berdiri dan sekuat tenaga membetot sebuah jam. Ia menginjak bantal yang menindih jam (“Membongkar Pagi”).

Karya-karya ini menyimpan kesan yang kuat ihwal hasrat masyarakat agraris yang telah berubah. Perubahan yang membawa mental dan perilaku mereka yang tidak lagi tunduk pada waktu. Dalam tradisi masyarakat sawah, waktu adalah sebentuk kekuatan dan misteri alam yang mesti dipatuhi. Alih-alih menjadi subjek, mereka senantiasa meyakini waktu dan musimnya dalam pola kerja sebagai petani.

Tubuh masyarakat agraris kini adalah tubuh dengan hasrat yang ingin merebut dirinya untuk menjadi subjek di hadapan waktu. Tubuh yang tertatih-tatih. Tubuh inilah juga yang bisa ditemukan ketika mereka berada di tengah hasrat budaya urban dan narasi kekuasaan. Pada konteks kedua hasrat ini, mereka dihadirkan sebagai sosok-sosok massif yang menjadi objek, memanggul berbagai beban, sebutlah dalam “Di Atas Awan”. Karya ini menghidangkan pemandangan yang paradoks dalam budaya kuasa, jarak antara hasrat kekuasaan dan manusia-manusia yang tertatih-tatik memanggul beban.

Begitu pula pada “Afta 2010″ yang mengusung isu besar ihwal kapitalisme global. Sosok manusia jerami berwarna merah berkerumun di sebuah kawasan dengan latar sebuah kota besar. “Pada jerami, saya melihat gulungan, ikatan, simbol tubuh manusia, baik sebagai individu maupun sebagai sebuah kesatuan di antara mereka. Di situlah saya juga menemukan hasrat mereka,” kata Noer Dhami.
**

DENGAN jerami, Noer Dhami mengusung tubuh manusia ke berbagai narasi tentang hasrat mereka. Hasrat yang tampil dalam berbagai peristiwa, adegan, dan juga figur. Akan tetapi umumnya, peristiwa dan adegan ini selalu menekan pada situasi yang tampak mengenaskan, getir, dan menyedihkan. Jika pun di situ tampak lelucon, lewat figur-figur badut bertubuh jerami, kelucuan itu sebenarnya menyimpan berbagai ironisme dan snobisme hasrat orang agraris di hadapan budaya urban dan modernitas.

Akan tetapi, alih-alih menampilkan suasana yang kelam dengan warna-warna yang murung, strategi estetis yang dihadirkan oleh Noer Dhami menghidangkan panorama visual yang menarik. Segenap peristiwa di atas kanvasnya dihidangkan dengan pengolahan warna-warna cerah. Pula demikian dengan detail jerami pada tubuh. Goresan yang terasa tegas membentuk garis yang seolah saling merangkai menjadi motif jerami. Pada beberapa figur dengan ukuran kecil, garis-garis jerami itu terkesan sebagai suatu arsir tanpa kehilangan bentuknya sebagai jerami.

Dalam pandangan Suwarno Wisetromo, kurator dan pengajar Fakultas Seni Rupa Insititut Seni Rupa Indonesia (ISI) Yogyakarta, hasrat yang digubah dan diolah oleh Noer Dhami menghidangkan panorama betapa hasrat telah begitu menghegemoni perilaku manusia. Karena itulah ia terus menjelajah ke berbagai persoalan manusia yang dianggapnya menarik.

Noer Dhami dan manusia jeraminya tak hanya menyuguhkan panorama perilaku manusia agraris di tengah perubahan hasratnya. Melainkan juga merepresentasikan berbagai sikap kritis terhadap fenomena manusia dan modernitas, termasuk dalam budaya konsumsi. Hasratlah yang membuat manusia ada. Akan tetapi, hasrat, dalam karya-karya Noer Dhami telah membuat manusia ke dalam berbagai perubahan yang membuatnya gagap dan tertatih-tatih.

Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/01/jerami-hasrat-dan-waktu.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati