Yohanes Sehandi **
yohanessehandi.blogspot.co.id
Sejak kapan orang NTT (Nusa Tenggara Timur) berkiprah di panggung sastra? Siapa perintis sastra NTT? Siapa saja orang-orang NTT yang menggeluti dunia sastra? Berapa jumlah karya sastra yang dihasilkan para sastrawan NTT? Inilah sejumlah pertanyaan menarik ketika orang menyaksikan betapa semaraknya pertumbuhan dan perkembangan sastra NTT dalam lima tahun terakhir ini, sejak tahun 2011 sampai dengan saat ini. Sastra NTT yang dimaksudkan di sini adalah sastra Indonesia yang bertumbuh dan berkembang di Provinsi NTT atau sastra Indonesia warna daerah NTT. Sedangkan sastrawan NTT adalah orang-orang NTT atau keturunan orang NTT yang berkiprah di panggung sastra. Di tingkat nasional sastrawan NTT ini tentu bisa masuk dalam jajaran sastrawan Indonesia.
Sejak tahun 2010 saya melakukan penelitian pribadi (bersifat mandiri) terhadap pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia di Provinsi NTT beserta kiprah orang-orang NTT di panggung sastra, baik di tingkat regional NTT maupun di tingkat nasional. Hasil penelitian pribadi itu tertuang dalam dua judul buku, yakni Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT (2012) dan Sastra Indonesia Warna Daerah NTT (2015). Kedua buku ini diterbitkan oleh Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saya bersyukur buku pertama Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT (2012) menjadi salah satu pemenang buku insentif untuk dosen yang diberikan oleh Ditjen Dikti Kemendikbud RI melalui SK Nomor 1982/E5.4/HP/2014 tertanggal 23 Juni 2014.
Gerson Poyk, Perintis Sastra NTT
Berdasarkan penelusuran terhadap berbagai data dan dokumentasi yang ada, baik yang ada di NTT maupun di luar NTT, saya akhirnya menemukan orang NTT pertama yang menggeluti dunia sastra. Dia adalah Gerson Poyk. Gerson Poyk menulis dan mempublikasikan karya-karya sastranya lewat media cetak bertaraf nasional sejak Oktober 1961, tepat 55 tahun lalu. Gerson Poyk patut diberi penghormatan dengan sebutan sebagai “perintis sastra NTT.”
Gerson Poyk
Data otentik karya sastra Gerson Poyk yang saya miliki sebagai karya awal orang NTT di bidang sastra adalah cerita pendek, berjudul “Mutiara di Tengah Sawah.” Cerpen ini dimuat dalam majalah Sastra (Nomor 6, Tahun I, Oktober 1961) dan mendapat hadiah dari majalah Sastra sebagai cerpen terbaik pada tahun 1961 itu. Majalah Sastra adalah majalah bulanan yang khusus menerbitkan karya-karya sastra, terbit pertama kali tahun 1961, dipimpin H.B. Jassin dan M. Balfas. Cerpen berjudul “Mutiara di Tengah Sawah” ini setelah 23 tahun kemudian, yakni tahun 1984, ditambah dengan sejumlah cerpen Gerson Poyk yang lain, dibukukan dalam satu buku antologi cerpen berjudul Mutiara di Tengah Sawah (1984).
Dalam sejumlah biografi (riwayat hidup) Gerson Poyk yang tertera pada buku-buku karyanya terungkap bahwa Gerson Poyk mulai menulis karya sastra sejak menjadi guru SMP dan SGA di Ternate dan di Bima sebelum tahun 1961. Disebutkan, ada sejumlah media yang memuat karya sastranya, yakni Mimbar Indonesia, Tjerita, dan Sastra. Hanya sayangnya, saya hanya menemukan data otentik karya sastra Gerson Poyk pada majalah Sastra (1961), sedangkan pada majalah Mimbar Indonesia dan Tjerita sebelum tahun 1961, tidak ditemukan.
Dalam forum Temu 1 Sastrawan NTT yang diselenggarakan Kantor Bahasa Provinsi NTT pada 30-31 Agustus 2013 di Aula Taman Budaya NTT, Kupang, saya tanyakan langsung kepada Gerson Poyk apa judul karya sastra pertamanya. Dijawab bahwa karya sastra pertamanya berupa cerpen dengan judul “Mutiara di Tengah Sawah.” Atas jawaban itu, saya sungguh merasa lega dan bahagia, karena hasil temuan saya tidak keliru.
Dengan demikian, pertanyaan, kapan sastra NTT lahir, jawabannya pada tahun 1961, tepatnya bulan Oktober 1961, dengan perintisnya Gerson Poyk. Tidak ada orang NTT lain yang menulis karya sastra sebelum tahun 1961 itu, selain Gerson Poyk. Dengan demikian, pada tahun 2016 ini, sastra NTT sudah berusia 55 tahun. Sastra NTT lahir 3 tahun setelah Provinsi NTT lahir pada 22 Desember 1958.
Gerson Poyk lahir pada 16 Juni 1931 di Namodale, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT. Tahun 2016 ini Gerson Poyk genap berusia 85 tahun. Selama 55 tahun terus-menerus, sejak tahun 1961 sampai dengan 2016 ini, Gerson Poyk tetap dan terus berkarya sastra, mengangkat citra Provinsi NTT dalam panggung sastra Indonesia modern. Banyak pembaca karya sastra Indonesia modern dengan sangat mudah menghubungkan karya-karya sastra Gerson Poyk dengan kondisi alam lingkungan dan sosial budaya Provinsi NTT. Gerson Poyk juga sering dijuluki sebagai pendongeng dari Timur.
Pada Temu 2 Sastrawan NTT di Universitas Flores, Ende, pada 8-10 Oktober 2015, yang diselenggarakan Kantor Bahasa Provinsi NTT, yang dihadiri lebih dari 60 sastrawan NTT yang hadir, “menetapkan” tanggal 16 Juni sebagai Hari Sastra NTT, bersamaan dengan HUT Gerson Poyk. Ini terkandung maksud sebagai bentuk rasa hormat kepada Gerson Poyk sebagai perintis sastra NTT. Hari Sastra NTT diperingati pertama kali pada 16 Juni 2016.
Cerpen Gerson Poyk berikutnya yang terdata setelah “Mutiara di Tengah Sawah” adalah cerpen berjudul “Oleng-Kemoleng” dimuat dalam majalah sastra Horison tahun 1968 dan mendapat pujian dari Redaksi majalah sastra Horison pada tahun itu. Pada tahun 1975, Gerson Poyk menggebrak dengan menerbitkan tiga buku kumpulan cerpen, yakni (1) Nostalgia Nusa Tenggara (1975, 1977); (2) Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Aleksander Rajaguguk (1975, 1977); dan (3) Matias Akankari (1975). Ketiga buku antologi cerpen ini diterbitkan oleh Penerbit Nusa Indah, Ende, penerbit yang sangat berjasa dalam mengangkat karier Gerson Poyk di bidang sastra selanjutnya, baik tingkat nasional maupun internasional.
Pada tahun 1964 Gerson Poyk menerbitkan pertama kali karya sastra novel, yakni novel Hari-Hari Pertama (BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1964, 1968). Beliau orang NTT pertama yang menulis karya sastra novel. Novel Gerson yang kedua berjudul Sang Guru terbit 1971 oleh Penerbit Pustaka Jaya, Jakarta. Novel yang ketiga berjudul Cumbuan Sabana terbit 1979 oleh Penerbit Nusa Indah, Ende.
Berdasarkan hasil penelusuran saya, sampai dengan 2016 ini, Gerson Poyk telah menerbitkan buku novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan buku jurnalistik bergaya sastra sebanyak 29 judul, namun rupanya masih banyak buku sastra Gerson yang belum terlacak. Pada waktu ditanyakan, beliau sendiri tidak ingat lagi berapa jumlah karya sastra yang telah diterbitkannya dalam bentuk buku. Di samping sebagai perintis sastra NTT, Gerson Poyk juga sekaligus sebagai perintis penulisan cerpen dan novel dalam sastra NTT.
Sastrawan NTT berikutnya yang mengikuti jejak Gerson menulis cerpen dan novel adalah Julius R. Sijaranamual (1944-2005), Agust Dapa Loka, Willy A. Hangguman, Maria Matildis Banda, Yoss Gerard Lema, Fanny J. Poyk, Vincentcius Jeskial Boekan, Buang Sine, Mezra E. Pellondou, Robert Fahik, Pion Ratuloly, Christo Ngasi, Erlyn Lasar, dan lain-lain.
Dami N. Toda, Perintis Puisi dan Kritik Sastra
Pertanyaan berikut, siapa orang NTT pertama yang menulis puisi dan kritik sastra? Berdasarkan hasil penelusuran saya, orang NTT pertama yang menulis puisi dan mempublikasikannya dalam media cetak bertaraf nasional adalah Dami N. Toda (1942-2006). Beliau pula orang NTT pertama yang menulis telaah dan kritik sastra. Lahir pada 29 September 1942 di Cewang, Pongkor, Kabupaten Manggarai, NTT, meninggal dunia di Hamburg, Jerman, pada 10 November 2006. Dami Toda patut diberi penghormatan sebagai penyair perintis dan kritikus perintis dalam sastra NTT.
Dami N. Toda
Dami Toda menulis puisi pertama kali pada tahun 1969 dengan judul “Sesando Negeri Savana” dimuat majalah Sastra (Nomor 7, Juli 1969). Puisi yang kedua pada 1973 berjudul “Epitaph Buat Daisia Kecil” dimuat dalam majalah sastra Horison (Nomor 12, Tahun VIII, Desember 1973). Puisi yang ketiga pada 1977 berjudul “Pidato Kuburan Seorang Pembunuh (Tragedi Pendendam Tua di Adonara)” dimuat dalam Majalah Dian (Nomor 1, Tahun V, 24 Oktober 1977), yang pada bagian akhir puisi tertulis, Mei 1967 (artinya puisi ini diciptakan tahun 1967). Dilihat dari segi tahun penciptaannya, puisi yang dimuat Majalah Dian (terbitan Ende, Flores), adalah puisi pertama Dami (Mei 1967), namun dilihat dari segi tahun publikasinya, puisi yang dimuat majalah Sastra (1969) adalah puisi pertama Dami.
Buku kumpulan puisi Dami Toda pertama terbit 1976 dalam bentuk antologi bersama penyair Indonesia lain berjudul Penyair Muda di Depan Forum (diterbitkan Dewan Kesenian Jakarta, 1976). Puisi-puisi Dami yang lain terdapat dalam antologi puisi Tonggak: Antologi Puisi Indonesia Modern III (Gramedia, Jakarta, 1987) editor Linus Suryadi AG. Tahun 2005 terbit buku kumpulan puisi pribadinya berjudul Buru Abadi (Indonesia Tera, Magelang, 2005). Di bidang penulisan puisi, Dami Toda tidak terlalu produktif.
Dalam perjalanan kariernya, Dami Toda lebih banyak menulis kritik sastra sehingga lebih dikenal luas sebagai kritikus sastra daripada sebagai penyair. Karya Dami Toda dalam bidang telaah dan kritik sastra dan budaya, antara lain (1) Puisi-Puisi Goenawan Mohamad (Pusat Bahasa, Jakarta, 1975), (2) Sajak-sajak Goenawan Mohamad dan Sajak-sajak Taufik Ismail (bersama Pamusuk Eneste, Pusat Bahasa, Jakarta, 1976), (3) Novel Baru Iwan Simatupang (Pustaka Jaya, Jakarta, 1980), (4) Cerita pendek Iwan Simatupang Tegak Lurus dengan Langit (pengumpul dan penyusun Prakata, Sinar Harapan, Jakarta, 1983), (5) Hamba-Hamba Kebudayaan (Sinar Harapan, Jakarta, 1984), (6) Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi (Nusa Indah, Ende, 1999), (7) Maka Berbicaralah Zarathustra karya Friedrich Nietzsche (penerjemah dan penyusun Prakata, Nusa Indah, Ende, 2000), dan (8) Apakah Sastra? (Indonesia Tera, Magelang, 2005).
Penyair NTT berikut setelah Dami N. Toda merintisnya adalah Umbu Landu Paranggi, John Dami Mukese, Leo Kleden, Usman D. Ganggang, Marsel Robot, Sr. Wilda, CIJ, Santisima Gama, Amanche Franck Oe Ninu, Bara Pattyradja, Jefta Atapeni, Christian Dicky Senda, Mario F. Lawi, dan lain-lain. Penyair NTT yang cukup produktif adalah John Dami Mukese. Nama Dami Mukese melejit di tingkat nasional pada tahun 1980-an tatkala puisi panjangnya “Doa-Doa Semesta” (20 bait) dimuat dalam majalah sastra Horison (Nomor 2, Tahun 1983, halaman 86-89). Sampai kini Dami Mukese telah menerbitkan sejumlah buku puisi, yakni (1) Doa-Doa Semesta (Nusa Indah, Ende, 1983, 1989, 2015), (2) Puisi-Puisi Jelata (Nusa Indah, Ende, 1991), (3) Doa-Doa Rumah Kita (1996), (4) Kupanggil Namamu Madonna (Obor, Jakarta, 2004), dan (5) Puisi Anggur (2004).
Dalam usia sastra NTT yang ke-55 pada tahun 2016 ini jumlah orang NTT yang berkiprah di panggung sastra sebanyak 44 orang. Para penulis sastra ini patut diberi apresiasi dengan sebutan sebagai sastrawan NTT. Berdasarkan data yang saya miliki, para sastrawan NTT ini telah mempersembahkan 164 judul buku sastra untuk masyarakat NTT, Indonesia, dan dunia. Karya para sastrawan NTT ini saya kelompokan menjadi tiga genre, yakni novel, cerpen, dan puisi. Adapun perinciannya, 66 judul buku novel, 41 judul buku antologi cerpen, dan 57 judul buku antologi puisi. Sastrawan NTT yang paling poduktif dan berkarya sastra selama 55 tahun terus-menerus adalah Gerson Poyk, sang perintis sastra NTT. Yang sedikit mengikuti jejak Geson Poyk dari segi produktivitas adalah Maria Matildis Banda, John Dami Mukese, Mezra E. Pellondou, dan Mario F. Lawi. *
*) Catatan: Artikel ini merupakan ringkasan makalah yang dipresentasikan pada Seminar Internasional yang bertema Bahasa, Budaya, dan Masyarakat, diselenggarakan oleh Program Studi Magister Linguistik, Pascasarjana Universitas Nusa Cendana, Kupang pada Jumat, 9 September 2016.
**) Pengamat Sastra NTT dari Universitas Flores, Ende
http://yohanessehandi.blogspot.co.id/2016/11/55-tahun-orang-ntt-di-panggung-sastra.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar