Rabu, 20 September 2017

Catatan akhir tahun; Tubuh Bahasa

Awalludin GD Mualif

Keberadaan alam semesta beserta isinya,
manifestasi dari cara Tuhan menunjukan kebesaranya.


Tubuh, Bahasa

Tubuh bahasa merupakan ruh yangmembutuhkan ruang, ada ruang tubuh, ada ruang bahasa. Tanpa ruh, tubuh danbahasa hanyalah seonggok daging tanpa nyawa, ibarat benda mati: ada tangan, kaki,kepala, yang terpotong sebagian atau seluruh bagiannya, namun tak bernyawa. “Bendamati” sebagai bagian terkecil dari susunan bahasa, ibarat bagian tubuh yangterpotong beserakan. Sedangkan pada bahasa, tubuh menjelma dalam bentuk grafis berupahuruf: a, b, c, dst.

Sebagai sesuatu yang tak bernyawa merekatak dapat mengenali alam kenyataan, apalagi mempermainkanya. Mereka dapatmengolahnya ketika ruh bersarang di dalamnya, menggerakan, memberikan daya,bergerak dinamis, memiliki tenaga serta kekuatan tanpa bergantung kepada “dayahidup lainya”.  Maka, ia ibarat pusaran air yang mampu menelan apa punyang masuk ke dalam lingkarannya.

Kesadaran Tubuh

Daya bahasa adalah kesadaran yangditiupkan oleh Tuhan, bernama “ruh”, dimana nalaria dan naluria,gagasan dan harapan berada di dalamnya. Kesadaran merupakan pancaran ruh yangtak mau lepas dari  Tuhannya, bayangan yang tak lepas dari bendanya. Sebagaidaya bahasa kesadaran dapat menggambarkan dunia kenyataan. Ia mampu bercerita, pulamenyingkap misteri kenyataan. Dengannya sebuah kenyataan mampu dipertimbangkanatau dicampakan. Ringkasnya, sebuah kenyataan dapat diberi bentuk.

Bahasa pun dapat menjadi sebuah alammisteri, namun ia dapat dikuak lewat kesadaran manusia. Tanpa manusia beserta kesadarannya,bahasa tetaplah menjadi misteri yang tidak akan menjadi daya (tenaga) bahasa.Selihai apa pun manusia menyusun rangkaian bahasa,  - bentuk dan penempatan huruf - ia akan tetapmenjadi parade benda mati. Dengan kesadaranlah sebuah kenyataan dapat dikelola.

Semesta merupakan kepingan mozaik yangtercecer dan terserak di alam. Bagai reranting yang terpisah dan jatuh daribatangnya. Atau, seperti tangan manusia yang terlepas dari tubuhnya. Fragmentasi kedua hal tersebut merupakan seonggok benda tak bernyawa, keindahanbeserta fungsinya ada pada kelengkapan tubuh-batang dan tubuh-manusianya. Mereka yang tidak memiliki jiwa tidaklah hidup: karena jiwa dan kehidupan menyatu beradadalam tubuh induknya. Sepertibulu seekor burung yang tercerabut dari tubuhnya, melayang, jatuh, danmengering. Keelokan bulu burung itu ada dalam keutuhan burung itusendiri, bulu tersebut  menjadi indah saat ia berada dalam tubuh burung.

Seperti itulah saya menafsirkan tampilanhuruf-huruf, yang tertulis, terbaca. Grafis a, b, c, d, dan seterusnyamerupakan benda mati, sama halnya dengan fragmen alam yang adalah benda mati,belum memiliki jiwa, belum hidup, tak dapat mengenali serta belum dapatmengelola sebuah kenyataan. Mereka belum memiliki kesadaran.

Semesta, Bahasa

Lalu apakah yang dinamakan bahasa?Apakah ia rangkaian dari huruf-huruf yang sudah hidup, memiliki kesadaran?Ataukah huruf-huruf yang tersusun merangkai sebuah kesadaran, menjelma menjadimisteri-misteri bahasa? Misteri bahasa lahir dari sebuah keasadaran, darisusunan, dari pertimbangan, dari permainan dan kemungkinan-kemungkinan. Ibaratruh yang terperangkap dalam sebuah tubuh, begitu pun manusia terperangkap di dalamsemesta, atau sebuah kesadaran yang terperangkap dalam kata-kata. Mereka inginmelepaskan diri tapi bukan untuk melarikan diri, untuk melihatdari luar guna menjangkau serta mengenali siapakah gerangan yang membuat merekaterkungkung tak bisa lepas dari kemisteriannya.

Sepi, sunyi, tak bersemangat, putus asa,sesekali muncul pengharapan, adalah ciri-ciri dari mereka yang terperangkap.Tak ada kata takluk dan menyerah. “perlawanan” selalu diupayakan untukmenghasilkan simbol, juga metafora, agar dapat menjangkau keluar dari dirinyaatau bahkan masuk ke dalam dirinya. Gerak ruh yang dipenuhi kegelisahanmembutuhkan ruang. Bahasa adalah ruangnya. Bahasa mampu menggerakanhuruf-hurufnya demi memenuhi kegelisahan kesadaran, melayani kebutuhankesadaran. Kebutuhan kesadaran untuk mengetahui arti dunia yang belumdikenalinya atau mencoba untuk dikenali.

Kumpulan kata-kata yang dipotong danpotongan hurufnya dipisahkan, hanyalah grafis huruf. Maka itu, rumput dan bergoyang, tiang dan akhirbelum memberikan makna apa-apa, saat ia kita baca sebagai fragmen, belum dapat menggugah rasa kesadaranpembaca (karena kesadaran tersebut belum disematkan oleh penulisnya). Berbedaketika penulisnya bergerak merangkai kata-kata dalam bentuk penghayatan akankenyataan alam, menjelmalah semua kata dan membentuk dunia kenyataan.

Dalam barissyair lagu Ebit Gad “ tanyalah pada rumput yang bergoyang”, merupakansebuah “analogi” dan “metafora”. Ebit GAD dengan sangat indah melukiskansebuah bentuk jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh manusia dalammenjalani roda kehidupan, pula dengan sangat apik menganalogikan manusiamencari tempat untuk mencurahkan segala permasalahan yang sedang dihadapi yaitudengan bertanya kepada seorang Alim (orang yang ahli dzkir) yakni, rumput yang bergoyang.

Disana bahasa telah memberikan dinaya untuk merengkuh semesta, terpanaholeh semesta, telah mentakdirkan kehidupanya sendiri, alam berpikirnya sendiri. Dari huruf-huruf “mati” tiba-tiba ia bergerak, tersusun, hidup, dan akhirnyamengandung semesta di dalam dirinya. Rumput dan bergoyang sebagai kata(kenyataan) yang kita kenal adalah sesuatu yang biasa, tak bertenaga, takmemiliki misteri. Namun, begitu “rumput” digabung dengan “bergoyang”, laluditambahkan kata “yang”, menjelmalah keluasan tanpa batas itu: tanyalah padarumput yang bergoyang. Selaras dengan hal tersebut, tiang dan akhirmerupakan dua kata yang tak mempunyai tenaga, berbeda ketika kedua katatersebut digabungkan, lalu ditambahkan kata “tanpa” diantara keduanya: tiangtanpa akhir, maka ia akan menjadi susunan bahasa yang bermakna luas.

Misteri bahasa datang dari kata-katayang saling merangkai, saling bermain. Sebaliknya, semesta akan buyar tatkalarangkaian huruf-huruf diceraiberaikan dari tubuhnya, dari tubuh bahasa. Punmisterinya akan berantakan. Ia kembali menjadi benda mati, parade grafis dari huruf-huruf.

Dunia kenyataan yang “coba” kita kenalimelalui panca indera kita yang terbatas, tidak akan dapat menguak misterisemesta. Indera kita hanya dapat melihat sebatas kemampuan indera itu sendiri.Maka tidaklah mudah, dan tidak seorang pun dapat dijadikan rujukan sebabsemesta merupakan misteri Ilahi. Pula sangat tidak “mudah” mencari intelektual,agamawan, ilmuwan yang mampu dan dengan pasti menjelaskan misteri semesta.Kalaupun ada, semuanya akan masuk kerana dunia perkiraan. Bahasa mencobamelukiskannya melalui rangkaian syair yang tersusun apik.

Dalam perjalanan dunia sastra kitamengenal nama Abu Nuwas dan beberapa penyair yang mencoba menggerakan hurufmelalui rangkaian bahasa “sufi” demi mencoba mengungkap kemisterian serta kuasaTuhan dan semesta penyair dari Bagdad (Irak), yang dikenal lewat syairnya yangmashur, dan hingga kini masih sering diperdendangkan menjelang Sholat di surau-suraudi tanah Nusantara ini: “Wahai Tuhanku, aku bukanlah orang yang layak masukke surgaMu. Namun aku tak sanggup untuk masuk ke nerakaMu. Makaitu berikan aku kekuatan bertaubat dan ampunilah dosa-dosaku. Karenahanya Engkaulah yang mampu mengampuni dosa-dosa besar. Maka ampunilahdosaku, karena hanya Engkaulah yang Mahapengampun segala dosa.”

Bahasa, Kuasa Misteri

Bahasa senantiasa mencoba menjadi mediaatas misteri keputusan Tuhan akan nasib manusia di antara surga dan neraka. AbuNuwas mengungkapkan kelemahan dirinya sebagai hamba di hadapan Tuhan, namunsekaligus mencoba “menawar” sebuah keputusan atas ke Mahakuasa Tuhan dalam menentukannasib hambaNya.

Mungkin beginilah kesadaran mencaribahasa, dan bahasa mencari kata-kata guna mengenali alam, mengelola maknamelalui simbol-metafora agar dapat tertangkap panca indera manusia. Sedangkanalam beserta seluruh hiruk pikuk yang berada di dalamnya tetaplah menjadimisteri, sebagaimana Tuhan dimana kemisterian hanya dapat “dicoba” untuk dimengertitanpa kesimpulan pasti.

Yogyakarta, 29 Desember 2013
http://sastra-indonesia.com/2014/06/catatan-akhir-tahun-tubuh-bahasa/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati