Kamis, 07 Desember 2017

Tentang Teknik Puisi Goenawan Mohamad

Ribut Wijoto
beritajatim.com 13 Okt 2017  

Pada Puisi, Goenawan Mohammad selalu mengusung tema pahit getir kehidupan manusia. Sebuah ironi, sebuah absurditas, sebuah misteri, keniscayaan, ambiguitas, orang-orang gagah yang gagal.

Di sini, pada puisi Goenawan Mohamad, bekerja kinerja tafsir. Penyair menafsirkan fakta (kenyataan), menafsirkan kehidupan, menafsirkan perjalanan kisah seseorang. 

Untuk lebih mempertajam kisah, puisi Gonawan kerap kali mengutip langsung pernyataan atau pembicaraan sang tokoh. Juga kadang mengutip langsung komentar tokoh lain terhadap tokoh yang dikisahkan.

Selain karena ketajaman tafsirnya, secara teknik, puisi Goenawan Mohamad sangat memaksimalkan beragam citraan. Goenawan memberi gambaran terhadap sesuatu yang bersifat abstrak. Sesuatu yang susah diungkap dengan kalimat langsung, oleh Goenawan Mohamad, diberi wujud citraan sehingga mudah dimengerti.

Citraan Goenawan Mohamad juga dimaksudkan untuk merangsang panca indra pembaca. Ketika panca indra telah terangsang, pembaca bakal tergugah untuk memikirkan hal lain. Sebagai contoh, ketika dimunculkan kata 'api', otomatis pembaca bakal memikirkan tentang panas atau tentang pembakaran. Ketika ditulis 'Udin membawa segumpal api dalam langkah-langkahnya', pembaca otomatis membayangkan tokoh Udin yang berjalan dengan pikiran panas (emosi), Udin siap membakar apapun yang ditemuinya.

Di sini, citraan mengarahkan pembaca untuk berasosiasi atau membayangkan sesuatu di luar teks: tafsir. Maka, makna puisi bisa bermacam-macam, tidak tunggal. Beda pembaca bisa menafsirkan berbeda untuk satu puisi yang sama. Salah satunya karena imbas dari citraan.

Meski tumpah ruah citraan, jangan mengira puisi lantas meninggalkan logika. Justru sebaliknya, citraan puisi sangat bersandar pada logika. Sebab pada logikalah bisa didapatkan universalitas (kesepakatan umum). Misalnya semua orang sepakat bahwa 2 kali 2 sama dengan 4. Tetapi, puisi lantas memakai dua logika. Pertama adalah logika umum. Kedua, logika tekstual atau logika dalam teks. Perpaduan dua logika itulah yang membikin puisi sarat makna.

Mari kita mulai perbincangan dengan membaca puisi Goenawan Mohamad berjudul 'Aktor' ini:

Aktor
    – untuk Moh. Sunjaya

Aktor terakhir menutup pintu.
“Caesar, aku pulang.”
Dan ruang-rias kosong. Cermin jadi dingin
seperti wajah tua yang ditinggalkan.

Siapapun pulang. Meski pada jas dengan punggung yang berlobang ia 
masih rasakan ujung pisau itu menikam dan akerdeon bernyanyi pada saat 
kematian.

“Teater,” sutradara selalu bergumam, “hanya kehidupan dua malam.”
“Tapi tetap kehidupan,” ia ingin menjawab.
Ia selalu merasa bisa menjawab.

Ia menyukai suaranya sendiri
dan beberapa kata-kata.
Tapi pada tiap reruntukan panggung
ia lupa kata-kata.

Pada tiap reruntukan panggung
ia hanya ingin tiga detik — tiga detik yang yakin:
dalam lorong Kapai-Kapai, Abu tak berhenti
hanya karena cahaya tak ada lagi.

Ia tak menyukai melankoli.

2012

Puisi ini pernah dimuat di harian Kompas, Minggu (25 November 2012). Berkisah tentang pahit getir seorang aktor, Goenawan merujuk pada tokoh Muh Sanjaya, seorang aktor kawak dari Bandung. Muh Sanjaya ini sebenarnya berasal dari keluarga berada. Tetapi, dia memilih hidup berkesenian. Menjadi aktor, sutradara, penyiar, dan lain-lain. Dia menjadi aktor sejak tahun 1955. Bahkan di usia 75 tahun, yaitu tahun 2012, pria lajang ini masih bermain teater dengan menjadi aktor utama lakon 'Nyanyian Angsa'.

GM membuka puisi dengan larik berisi adegan: 'Aktor terakhir menutup pintu'. Langsung disambung dengan kutipan langsung: 'Caesar, aku pulang'.

Pembaca seperti disodori dengan sebuah adegan orang menutup pintu. Lalu ada yang pembicaraan pamit pulang.

Sampai di sini, adegan dihentikan, GM beralih pada penggambaran suasana yang senyap. Ruang kosong, cermin dingin, dan wajah tua yang ditinggalkan. Larik terakhir ini bersifat ambigu, sebab dimulai dengan kata 'seperti'. Dia bisa memberi perumpamaan atasi situasi yang lengang sekaligus penggambaran seorang tokoh yang tua yang sendirian karena ditinggal pulang oleh teman-temannya sesama aktor.

Multi tafsir kembali diulang dalam pembukaan bait kedua: Siapapun pulang. Kata 'siapapun' ini bisa merujuk pada semua orang yang meninggalkan si tokoh tua dalam bait pertama sekaligus bisa merujuk pada kehidupan umum manusia, bahwa setiap orang bakal berpulang, mati.

Dari dua bait itu, lihatlah bagaimana GM mengolah ritme kalimat. Rangkaian kalimat yang membentuk musikal. Kadang kalimat pendek, kadang panjang, kadang diselipi dengan ucapan langsung.

Lihat pula GM memainkan rima. Bunyi sengau (ng) berulang pada 'dan ruang-rias kosong'. Perulangan bunyi 'in' pada 'cermin jadi dingin'. GM tidak secara baku memakai pola pantun, di mana setiap bunyi akhiran selalu sama. Tetapi, dia memakai seperlunya. Yang terpenting, rima tersebut mempertajam imaji puitik.

Di bagian lain, untuk membangun musikal, GM menggunakan repitisi atau perulangan, yaitu 'pada tiap reruntukan panggung' dan 'tiga detik'. Selain efek bunyi, repetisi tentunya bermanfaat untuk mempertajam medan makna.

Salah satu kegemaran lain GM yang tersaji dalam puisi ini adalah pemakaian kosa kata lama. Kosa kata yang sudah sangat jarang dipakai dalam berkomunikasi. Di sini GM memunculkan diksi 'reruntukan'. Kata dasarnya 'reruntuk' lalu ditambahi akhiran -an. Saya cek di kamus, kata tersebut berarti 'barang-barang yang sudah rusak' atau berarti juga 'reruntuhan'.

Begitulah, penyair adalah pemulung kata-kata. Orang yang sangat memiliki perhatian terhadap bahasa, terhadap kata, terhadap ujaran.

Jadi akan lebih baik kalau seorang penyair memiliki KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebab kalau mau membaca-baca KBBI, kita menjadi tersadar bahwa banyak sekali kata yang sebenarnya baku tetapi sudah tidak pernah dijumpai dalam percakapan di masyarakat maupun di tulisan-tulisan media massa. Sebaliknya, banyak kata-kata baru di percakapan umum yang belum tercantum dalam kamus, alias belum baku. Atau, fungsi KBBI adalah, bila kita benar jadi penyair, puisi kita tidak kalah bagus dari Goenawan Mohamad.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati