Minggu, 08 April 2018

CATATAN DARI SEORANG PEMBACA BUKU KRITIK SASTRA

Iskandar Noe
Buku:
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA
Buku Pertama: Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusasteraan Indonesia
Penulis:
Nurel Javissyarqi
Penerbit:
PuJa (Pustaka puJAngga), Lamongan
Arti Bumi Intaran, Yogyakarta @2018
ISBN: 9786027731905

1 . Tentang Saya Sebagai Pembaca
Sebelum menuliskan catatan tentang buku: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia (Selanjutnya: MMKI), maka saya merasa perlu untuk menempatkan diri saya ditempat mana saya berada dalam konteks sebagai pembaca. Pertama, saya adalah orang yang gemar membaca, artinya gemar mendapatkan sesuatu berupa pengertian-pengertian baru, hiburan, dan sensasi-sensasi lain dari hasil pembacaan teks. Dari alasan yang pertama ini terkandung cerita mengenai bagaimana saya mendapatkan buku MMKI. Ketika saya melihat paparan cover buku ini di Facebook (FB) sebenarnya saya sudah tertarik ingin membacanya, tetapi untuk pengadaan buku itu sudah terlambat, karena anggaran pembelian buku saya setiap bulan sudah meluncur ke tempat lain. Untunglah promotor buku ini berbaik hati untuk mencatat saya dalam daftar pre-order, hingga beberapa hari kemudian saya bisa menerima kiriman bukunya, dan kemudian berkesempatan membacanya. Alasan yang kedua adalah: Sebagai salah satu pembaca tentu saja saya tidak mewakili pembaca yang lain. Sebagaimana alasan pertama yang saya sebutkan tadi, membaca saya ibaratkan mirip dengan menonton suatu pertunjukan, entah itu pertunjukan wayang kulit, orkes dangdut, konser musik atau bioskop. Buku adalah tiket masuk, isi buku adalah tarian penulisnya dan saya menonton di situ. Sebagai penonton tentu saya berhak tertawa, tepuk-tangan bersorak, diam maupun berteriak1. Sama-sama menonton, posisi saya tentu berbeda dengan dewan juri yang berhak memberi nilai sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu untuk sebuah ajang pertunjukan kontes menyanyi misalnya. Tetapi saya masih berhak memilih juara favorit yang dipilih oleh para penonton. Disini saya mengupayakan sebagai penonton yang dengan serius dan takzim menonton dan menikmati pertunjukan selesai. Bayangkan sesudah pertunjukan, saya diwawancarai oleh seseorang dengan pertanyaan: “Bagaimana menurut anda pertunjukan tadi?” Jawaban yang saya berikan tentu saja tidak seluruhnya obyektif meskipun saya berusaha keras. Selalu saja ada unsur subyektivitas itu pasti2. Apalagi MMKI bukanlah buku biasa sebagaimana mengutip Tengsoe Tjahjono: Dalam buku ini Nurel dirangsang oleh tafsir Ignas Kleden atas puisi Sutardji Calzoum Bachri. Sebagai tafsir sangat mungkin subjektivitas Ignas Kleden muncul. Subjektivitas inilah yang mendorong subjektivitas Nurel membedahnya kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Buku ini merupakan kritik atas kritik. Subjektivitas atas subjektivitas3.

2 . Tentang Sosok Fisik Buku MMKI
Cover : Begitu saya menimang-nimang buku MMKI yang berukuran extra half quarto setebal tidak kurang 500 halaman ini, yang saya lakukan pertama adalah melihat cover halaman depan. Cover itu separuh diisi oleh lukisan surealistik dengan dominasi komposisi warna tanah yang tidak begitu menyolok: Sebuah perahu kayu dengan tulisan lambung huruf jawa dan hanya tersisa kata le-ga. Perahu itu ditumpangi mahluk jadi-jadian, dan tentakel besar menyeruak masuk ke lambung kapal. Nampak tatapan penumpang di anjungan itu tertuju kepada seseorang yang berjalan meninggalkan perahu dengan tutup kepala berupa kotak bujur sangkar yang diberi tanda tanya. Kaki seseorang itu dibelenggu dengan rantai dan bola. Separuh cover depan diisi dengan judul buku, diikuti dengan sebuah paragraf kutipan. Secara keseluruhan cover depan buku ini terasa berdesak-desak dengan pesan awal yang mau disampaikan, tetapi saking berdesak-desaknya teks dan gambar disitu, pembaca malah tidak dapat menagkap maksudnya secara optimal. Kutipan paragraf di depan nampak membingungkan, misalnya terbaca beberapa singkatan MASTERA, SCB yang baru diketahui setelah kita membuka bukunya. Demikian pula apa yang termuat di sampul belakang, sebagai pembaca saya berharap menemukan semacam endorsement atau testimoni yang berisi elusidasi 4. Maksud penulis dengan kutipan-kutipan yang terpampang di situ mungkin untuk menggarisbawahi bagian-bagian penting uraian yang ada di dalam buku. Semacam highlight. Tetapi yang ditemukan justru percikan kutipan-kutipan yang terkesan hilang ujung-pangkalnya.

Sub Titles: Memasuki halaman IV, halaman sub-titles, ditemukan nama-nama penyunting, setting-layout dan Design Cover. Saya menduga, penyunting bertindak juga sebagai proof-reader. Jika memang demikian, salah satu tugas penyunting adalah mengamankan seluruh maksud teks bahkan diharapkan tidak ada kesalahan sampai titik zero error. Adalah ironis jika buku segagah MMKI ini memiliki relatif banyak salah ketik atau bahkan menampilkan istilah maupun kosa kata baru yang pembaca harus meraba sendiri maksud istilah dan kosa kata itu. Catatan berkaitan dengan hal ini telah didaftar dengan cukup lengkap oleh Siwi D Saputro5. Bagi saya sebagai pembaca, kasus ini mengesankan kerja editor yang kurang teliti atau kalau tidak ya tergesa-gesa untuk kejar tayang, hingga apa boleh buat harus abai terhadap wilayah penting yang sebenarnya menjadi skala prioritas tampilan teks.

Pengantar dari Penulis: Halaman V, Pengantar dari Penulis. Saya mengharapkan adanya semacam keterangan tentang: How to Use This Book, artinya penulis mengantarkan kepada pembaca apa yang mau disampaikan oleh sekujur isi buku dalam bentuk sebuah ringkasan dengan paragraf tersendiri yang termuat dalam pengantar itu. Karena isi buku ini adalah mengkritik sebuah kritik, maka mau tak mau pembaca harus membaca lebih dulu apa yang dikritik. Materi yang dimaksud dilampirkan pada halaman Lampiran (halaman 411 dan seterusnya)6. Diharapkan juga, penulis mempersilahkan pembaca untuk “loncat” dulu ke Lampiran supaya membaca keseluruhan apa yang mau dikritisi, sehingga ketika memasuki Bagian 1 dan Bagian-Bagian selanjutnya, dengan serta merta pembaca sudah bisa mengikuti tiap paragraf yang dikritisi oleh penulis.

Bagian-Bagian. Terdapat dua puluh lima Bagian yang mengupas satu per satu paragraf. Sayang sekali tiap judul Bagian-Bagian tersebut hanya menyatakan judul yang serupa, dan menyatakan urutan angka kupasan saja yang berbeda. Misalnya: Bagian IV – Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia (kupasan ketiga dari paragraf awal, lewat esainya Dr. Ignas Kleden). Sebagai pembaca saya lebih merasa nyaman jika pada judul setiap Bagian tidak melulu menampilkan urutan kupasan, tetapi mengandung sub-judul. Taruhlah misalnya pada Bagian II, setelah judul utama, dilengkapi sub-judul: Mengusut kata “Menerobos”, misalnya begitu. Jadi si pembaca akan lebih fokus akan maksud penulis bahwa di Bagian tersebut didedah kata “menerobos” dengan segala kaitannya. Hal ini diharapkan berlaku pada judul Bagian-Bagian yang lain. Sebagai pembaca, saya menemui kesulitan pada setiap bagian untuk menemukan hal terpenting apa sih yang akan disampaikan oleh penulis pada bagian tersebut. Saya seperti menikmati tarian elok yang ditarikan oleh penulis sepanjang tiap bagian, tetapi tidak menemukan hal kritis terpenting yang mau disampaikannya pada Bagian itu. Mungkin juga di wilayah ini, saya boleh dicurigai sebagai pembaca yang strukturalis, yang menuntut MMKI ditulis secara struktural sebagai layaknya textbook. Tetapi memang begitulah, karena MMKI adalah sekumpulan esai, bukan novel fiksi. Saya tidak keberatan dengan tarian yang dilakukan oleh penulis pada setiap Bagian yang ditulisnya, tetapi menurut saya, tarian itu beresiko mengendurkan daya kritik dan mengurangi daya ketajamannya. Maka pada setiap akhir Bagian, saya menyarankan disediakan sebuah paragraph yang berlaku sebagai epilog untuk menyimpulkan gagasan utama Bagian tersebut dan ringkasan kritik yang telah dituliskannya. Jika tidak demikian, maka tulisan setiap Bagian berkesan nggeladrah.

3 . Beberapa Simpulan
Sebagai Pembaca, saya merasakan perlu ekstra tenaga untuk membaca MMKI. Mempelajari dulu tulisan Ignas Kleden dan Sutardji Calzoum Bachri pada lampiran. Niscaya memang harus saya baca dulu agar memahami apa yang dikritik oleh penulis MMKI- Nurel.

Editor dari MMKI seharusnya tidak melakukan kesalahan, baik itu kesalahan typo dan salah cetak yang sejenis, demikian juga dengan istilah-istilah yang tidak baku dan relatif baru diberi catatan kaki, dan penjelasan seperlunya sehingga (dari sisi pembaca) pembacaan teks menjadi lebih nyaman tanpa pembiaran melewati teks-teks yang kurang dimengerti oleh pembaca.

Secara keseluruhan MMKI menyampaikan banyak pesan. Ini nampak pada kepiawaian penulis mengumpulkan sekian banyak potongan esai, sayang sekali tidak ada daftar bacaan dan referensi yang dicantumkan disana. Daftar referensi, Daftar Pustaka, menurut saya sangat penting, sebab orang hanya bisa berkarya dengan memakai pundak orang lain sebagai acuan. Hal ini selain sebagai penghargaan atas karya orang lain itu, juga untuk mempermudah pembaca mengenali urutan pemikiran yang disampaikan oleh penulis.

Catatan ini dibuat ketika pembacaan MMKI masih berlangsung, dan jangan lupa bahwa catatan ini disusun oleh seorang pembaca yang tidak mewakili pembaca lainnya, dengan kata lain barangkali mengandung lebih banyak subyektivitas daripada obyektivitasnya.
Wassalam. Ever Onward.

__________________________________
1 Menonton, dalam ungkapan Jawa: Ndelok, singkatan dari: Kendel alok atau berani berteriak.
2 Bandingkan misalnya dengan Martina Rysová pada Suroso @2015:Kritik sastra adalah bidang diskusi sastra, yang, melalui ulasan teks dan teks-teks lain bertujuan untuk menginterpretasikan, mengevaluasi dan mengklasifikasikan karya sastra. Kritik sastra bertujuan untuk membedakan dalam karya sastra nilai aktual dari yang tidak nyata, dan menilai serta mengevaluasi kualitas karya sastra. Meskipun kritik sastra berdasarkan aturan teori sastra, juga berlaku rasa estetika mereka, sehingga setiap kritik tidak dapat melepaskan kesan subjektif dari penulisnya
3 Tengsoe Tjahjono sebagaimana dikutip Siwi D. Saputro; FB 31/03/2018
4 Perlakuan baik, semacam apresiasi ringkas
5 Ibid, Siwi D Saputro, FB 31/03/2018 
6 Sebuah catatan tambahan, diharapkan Lampiran ini disertakan selengkapnya termasuk catatan kaki. (Lihat catatan kaki di halaman 424).Karena dari catatan kaki seringkali maksud teks dapat lebih diketahui maksudnya. 

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati