Sabtu, 24 Juli 2021

Saya

AS. Sumbawi
 
Bus kota yang sesak dengan penumpang ini pun memperlambat lajunya setelah dua orang perempuan berpakaian pramuniaga sebuah toko yang berdiri dekat pintu depan memberi isyarat untuk turun. Perlahan Saya merangsek maju. Dan ketika bus kota berhenti di depan sebuah mall, Saya sudah berada di belakang mereka berdua. Bersiap turun pula.
 
Sungguh kebetulan sekali. Ada yang hendak turun ketika Saya ingin turun. Ini yang Saya suka. Saya tak usah repot-repot memberi isyarat. Cukup memanfaatkan kesempatan. Dan Saya percaya bahwa hanya orang-orang yang pandai memanfaatkan kesempatan yang beruntung dalam kehidupan ini. Sementara Saya, baru saja menikmati sebagian kecilnya.
 
Yap, beres sudah, gumam Saya menginjak trotoar jalan. Ternyata, tidak hanya dua orang perempuan berpakaian pramuniaga sebuah toko dan Saya saja yang turun. Ada tiga orang laki-laki turun lewat pintu belakang. Dandanannya seperti mahasiswa. Namun, sebenarnya mereka adalah pencopet. Dan tampaknya, wajah mereka jauh dari gembira.
 
Ngomong-ngomong, kalau hanya untuk keperluan mengetahui orang lain itu pencopet atau bukan, kita tak harus terjun menjadi pencopet. Cukup dengan perhatian yang lebih dari biasanya. Dulu, Saya pernah melakukan hal itu. Saya mengawasi salah seorang penumpang bus kota. Ia laki-laki muda. Dan ternyata, ia memang seorang mahasiswa seperti gambaran Saya semula. Suatu kali Saya menemukan buktinya. Sebuah kartu mahasiswa pada dompetnya yang tergeletak di trotoar jalan di depan sebuah kampus.
*
 
Saya melihat orang-orang bergegas memasuki mall di depan. Sebagian besar di antara mereka adalah karyawan dan pramuniaga. Maklumlah, sebentar lagi jam sembilan. Itu berarti mereka harus segera bersiap dengan barang dagangan. Seperti biasa, tidak lama lagi calon pembeli akan berdatangan dengan antrian kebutuhan untuk dipenuhi.
 
Saya membalikkan badan. Di sebelah kiri, bus kota yang tadi Saya naiki terjebak lampu merah bersama kendaraan lainnya di perempatan jalan yang tak begitu jauh dari tempat Saya berdiri. Lalu-lintas jalan cukup padat. Maklumlah, di kanan kiri sepanjang ruas jalan banyak berdiri bangunan pertokoan. Apalagi jalan ini termasuk jalan utama kota.
Tak terasa kulit Saya terpanggang sinar matahari yang memanas. Saya kemudian bergegas menuju sebuah warung yang berdiri dekat bagian jalan yang biasa digunakan nge-time bus kota. Di kanan jalan, tidak jauh dari perempatan di sebelah kiri Saya.
*
 
Arloji di lengan kiri Saya menunjukkan pukul sepuluh kurang empat belas menit. Dan kini, Saya berada di dalam toilet mall. Segera Saya ambil koran yang terselip di balik baju Saya. Kemudian membuka lipatannya.
 
Ah, ini dia, gumam Saya saat melihat dompet warna pink. Tiba-tiba Saya teringat perempuan di bus kota tadi. Perempuan itu pasti seorang mahasiswi. Tidak salah. Gaya dandanannya modis. Tubuhnya bagus dan terawat. Bau tubuhnya juga harum. Entah, merk apa parfumnya. Sekilas dia terlihat cantik. Saya heran, akhir-akhir ini banyak mahasiswi yang berdandan dan bergaya ala artis. Padahal, siapa mereka yang disebut artis itu. Tak lain tak bukan adalah sekelompok orang yang diuntungkan oleh kebodohan masyarakat. Kini, tanpa sadar, mereka telah menempati kelas sosial tersendiri. Selebritis. Yang tayangan tentang kehidupan mereka mempunyai jam tayang khusus di seluruh acara stasiun televisi. Dan inilah yang selalu memberi mimpi-mimpi. Orang-orang ingin masuk dalam kelompok mereka. Ah, sungguh menyiksa.
 
Namun, di balik itu semua yang paling beruntung adalah para bos itu. Mereka sangat jeli. Pandai membaca situasi. Memanfaatkan kesempatan. Dan merekalah yang sebenarnya mengendalikan keadaan ini. Bayangkan saja, ketika seorang selebritis memakai baju merk tertentu, itu sudah termasuk iklan, pikir Saya.
 
Kembali Saya terbayang mahasiswi itu. Ia pasti histeris setelah mengetahui bahwa dompetnya hilang. Kecopetan. Apalagi sekarang tanggal muda. Ah, kasihan dia, harus menunda belanja. Tapi, keadaan mahasiswi itu belum seberapa. Saya yakin masih kalah dengan salah seorang korban Saya yang lain. Ia ibu-ibu. Menangis menjerit-jerit sembari ngesot-ngesot di lantai pasar. Untunglah, Saya tidak merasa bersalah waktu itu. Ya, Saya tak perlu merasa bersalah. Bukankah kehidupan sendiri memang kejam. Sementara copet merupakan pekerjaan profesional. Perlu keberanian dan ketrampilan khusus. Dan Saya masih terlalu muda untuk menjalankan agama.
 
O, Dewi. Kenapa setiap kali seperti ini, aku selalu teringat padamu. Kau perempuan yang begitu baik. Meskipun hanya buruh pabrik. Ya, tak ada yang melebihi dirimu, pikir Saya.
*
 
"Bajingan. Hanya dua puluh lima ribu."
Buru-buru Saya memeriksa seluruh dompet. Saya keluarkan beberapa buah kartu. KTP, KTM, ATM, dan kartu lainnya. Tiba-tiba ekor mata Saya menangkap sesuatu. Saya perhatikan foto di KTP.
 
Ah, tidak. Bukan Dewi. Untunglah. Tapi, mata itu. Seperti mata Dewi yang menatap tajam kepadaku, pikir Saya.
 
O, Dewi. Kenapa setiap kali teringat padamu, selalu saja aku teringat Tuhan. Entah, seperti apa aku di hadapan-Nya? Atau barangkali juga, Dia tak mengakuiku lagi sebagai hamba-Nya, pikir Saya lagi.
 
Buru-buru Saya masukkan uang dua puluh lima ribu dan KTP ke dompet. Sementara yang lainnya Saya tempatkan kembali ke tempatnya semula. Inilah kebiasaan Saya. Selalu mengoleksi kartu identitas milik korban Saya. Entah, sudah berapa jumlahnya sekarang. Sementara ATM, Saya tidak memerlukannya. Dulu, Saya pernah mengambil ATM. Namun, kini tidak lagi. Saya capek harus memecahkan satu persatu angka dari jumlah ribuan atau ratusan ribu. Saya selalu gagal. Belum lagi kalau pemiliknya meminta petugas bank untuk memblokir transaksi lewat ATM. Pasti akan sia-sia. Akhirnya, Saya buang ATM itu ke sungai. Hanyut bersama tumpukan sampah lainnya.
 
Setelah menyimpan dompet Saya dan dompet warna pink yang nanti akan Saya buang seperti biasa, Saya segera keluar dari toilet mall.
*
 
Suasana mall cukup ramai dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Kini, Saya berada di antara kerumunan para pengunjung mall. Menguntit sebuah keluarga calon korban. Suami-istri beserta dua orang anak laki-laki dan perempuan yang masih kecil. Si ayah yang berdiri di depan Saya ini wajahnya tampak bodoh. Di samping itu, kancing saku belakang celananya tidak terpasang. Sementara benjolan dompetnya tampak tebal dari luar. Ah, sungguh mangsa yang sempurna, pikir Saya.
 
Perlahan jari-jari Saya yang sudah terlatih itu melakukan tugasnya.
Saya tersentak. Anak perempuan keluarga itu berteriak. Kerumunan orang menatap Saya geram. Siap dengan tangan terkepal dan kaki untuk menendang.
O, Dewi…
*
 
Saya terbangun dengan rasa nyeri di sekujur tubuh. Untunglah, Saya belum mati. Tidak berada di kuburan. Tapi, di sebuah sel. Dengan cahaya lampu yang tidak terlalu terang.
 
Saya mengedarkan pandangan mata. Ternyata, Saya tak sendirian. Ada dua orang laki-laki satu sel bersama Saya. Wajah mereka babak-belur. Akan tetapi, Saya dapat mengenali mereka. Dua dari tiga orang pencopet yang turun bersama Saya dan dua orang perempuan berpakaian pramuniaga toko di depan mall pagi tadi. Rupanya hari ini benar-benar sial.
 
“Mana yang pakai rompi,” kata Saya.
“Rumah sakit,” jawab salah seorang di antara mereka. Saya dan mereka diam sejenak. Saling memperhatikan.
“Kena di mana?” katanya lagi.
“Di mall. Kalian?”
“Di kampus.”
*
 
Malam terus beranjak. Saya duduk di salah satu pojok sel dan masih terjaga. Pandangan mata Saya menerawang menembus dinding sel. Beberapa saat yang lalu seorang petugas datang. Mengkabarkan kepada dua orang teman satu sel dengan Saya yang tidur itu, bahwa temannya yang pakai rompi tewas beberapa waktu yang lalu.
 
Dewi, maafkan aku. Tak seperti yang tergambar di benakmu. Tapi, aku mencintaimu. Ya, Dewi. Memang mimpi-mimpiku telah lama musnah. Tapi, inilah satu-satunya yang tersisa. Sebuah janin yang kukandung sejak bertemu denganmu. Hidup dalam sebuah keluarga. Bersamamu dan anak-anak kita yang lucu-lucu, pikir Saya.
***

http://sastra-indonesia.com/2008/12/saya/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati