Jumat, 22 Agustus 2008

KEJUTAN BUAT MAMA

Aini Aviena Violeta

Foto hitam putih itu aku temukan ketika sedang asyik membersihkan kamar Mama. Gambarnya masih lumayan jelas. Di foto itu kulihat Mama sedang menggendongku ketika aku masih bayi dengan penuh kasih sayang. Tak terasa air mataku meleleh di pipi. Aku rindu kasih sayang itu.

“Tok… tok… tok…” Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Aku pun langsung menuju pintu depan rumahku. Ku buka pintu perlahan. Ternyata Mama berdiri bersama adik. Mereka baru datang dari rumah nenek.

“Risty, kamu tadi kemana aja? Dari tadi Mama nunggu di sini, kamu belum nongol-nongol. Kan kasihan adik kepanasan” Mama mulai ngomel-ngomel.

“Uuuh… Kenapa sih adik terus yang dipikirin? Mama ga’ tahu apa, aku ini capek. Aku kan baru selesai bersih-bersih rumah. Aku kira Mama akan senang ngeliat aku mau bersih-bersih. Tapi ternyata itu jauh di luar dugaanku” Aku segera berlari menju kamar dan menutup pintu dengan sekeras mungkin. Aku memandangi foto Mama yang terpampang di sudut kamarku,M ama terlihat seperti bidadari. Tapi kenapa, di hari ibu ini Mama tidak lagi memberikan senyum indahnya? Mama tak lagi seperti dulu… semua ini gara-gara adik! Kenapa dulu aku mendambakan seorang adik? Kini Mama menjadi lebih sayang kepada adik daripada aku.

“Nina bobo oh nina bobo.” Aku mengintip Mama lewat lubang-lubang ventilasi kamarku. Mama membelai adik dengan penuh kasih sayang.

“Tidurlah tidur anakku sayang.” Terdengar lagi suara Mama yang merdu. Dulu, Mama menyanyikan lagu itu untukku. Tapi sekarang aku benar-benar telah kehilangan kasih sayang. Kasih sayang itu sekarang telah beralih ke adikku. Aku sangat sedih. Apa jangan-jangan aku anak tiri? Pikirku dalam hati.

“Mama jahat…!” Aku berteriak sekeras mungkin. Air mataku diam-diam telah menetes. Tapi, cepat-cepat ku seka air mataku.

“Risty, kenapa kamu teriak-teriak? Kamu sengaja membuat adik kamu bangun?” aku menoleh ke arah Mama yang berdiri tepat dibelakangku. Aku hanya bisa diam dan langsung ngelonyor pergi ke rumah Erra tetanggaku. Pasti air mataku tadi sudah menetes kalau aku tidak cepat-cepat pergi. Aku membuka kamar Erra tanpa permisi.

“Risty, kamu itu ngagetin aku aja sih! Ga’ sopan tau, masuk kamar orang tanpa permisi!” Erra memprotes kelakuanku.
“Sorry, gue cuma lagi kesel aja!”
“Emang kamu kesel sama siapa? Kok sampai kepala loe ada tanduknya?”
“Iiiiih… gua ini lagi kesel? Bukannya di Arem-arem,tapi malah di ledekin!”
“Ya ga’ gitu kaleee! Emang loe ada masalah lagi sama Mama loe?”

Belum sempat menjawab pertanyaan Erra, tiba-tiba Mama Erra masuk sambil membawa segelas susu hangat untuk Erra.
“Eh… nak Risty, udah lama?”
“Baru aja kok tante.”

Tidak lama kemudian, Mama Erra keluar dari kamar. Sepertinya aku iri pada Erra, ia mempunyai Mama yang selalu perhatian padanya.
“Oh… Iya, elo kan belum jawab pertanyaaan gue. Kenapa elo tiba-tiba kesel? Apa gara-gara Mama loe?”
“E..ee..eeenggak kok! Aku Cuma pengen main aja.”

Bicaraku gugup setengah takut. Terus terang saja, aku tidak berani bicara apa-apa tentang Mama pada Erra.
“Oh… Iya! Sekarang kan hari ibu. Risty, anterin aku ke supermarket dong! Aku mau kasih sureprize buat Mamaku.”

Aku bingung… Terlintas dibenakku untuk memberi sebuah kado pada Mama. Tapi, buat apa? Pasti ujung-ujungnya aku dapat marah dari Mama. Soalnya, itu kan uang tabunganku. Tapi, tak apalah aku harus mencobanya.
“Ockey Ra… Kita ke supermarket. Aku juga mau beli’in Mama hadiah.”

Erra segera memesan taxi. Setibanya di supermarket, aku bingung. Sejuta tanya menghantuiku, pertanyaan-pertanyaan terlintas di benakku.
“Ris, ngapain bengong?” Tanya Erra sambil menepuk bahuku.
“Aku bingung, kejutan apa yang pantas buat Mama? Dia udah punya segalanya.”
“Beli’in itu aja!” Erra menunjuk sebuah boneka barbie sambil senyum simpul.
“Ga’ ok lo, emang Mama gue ABG”
“Ngga’ papa lagi”

“Gimana kalau aku beli’in bunga aja, trus aku rangkai sendiri? Lumayan kan bisa ngirit dikit.”
“Ya udah, aku beli baju dan kamu beli bunga.”
“Kasidaaahh!” hampir terlontar bersamaan.

Erra pun pergi menuju stand baju. Aku mulai mencari bunga yang Mama suka. Setelah mendapatkan bunga yang aku cari, aku pergi menghampiri Erra dan segera menuju ke kasir. Jarum jam menunjukkan pukul 19.00 WIB. Aku dan Erra cepat-cepat kembali ke rumah Erra untuk merangkai bunga. Hatiku sungguh senang. Lalu, aku berdo’a ‘Semoga ketika Mama terima bunga ini aku mendapatkan kembali kasih sayang Mama yang hilang’ tapi, aku tidak yakin do’aku akan terkabul.

“Tok… tok… tok…” Sesampainya dirumah, Erra cepat-cepat mengetuk pintu sambil memandangi jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 19.45 Wib. Akhirnya pintu terbuka. Terlihat Mama Erra yang begitu khawatir.
“Erra sayang, kamu dari mana saja jam segini kok baru pulang? Mama kan khawatir.”
“Sorry Mama, soalnya aku mau beri sureprize ke Mama.” Erra memberikan bingkisan yang baru ia beli dari supermarket sambil tersenyum riang.
“Hhmm… apa ini sayang?”
“Mama buka aja sekarang!”
“Iya tante buka aja!”

“Aduh, bagus banget, terima kasih sayang.” Mama Erra begitu senang. Dipeluknya Erra dengan rasa sayang. Wajahnya tenggelam pada bahu Mamanya. Aku begitu terharu. Aku juga ingin merasakan hangatnya pelukan Mama. Pelukan yang hanya pernah aku rasakan sesaat.

“Ma, aku bantu Risty dulu ya, mau buatin rangkaian bunga untuk Mamanya.”
Erra melepas pelukan Mamanya. Lalu menarik tanganku menuju ruang keluarga yang cukup nyaman.

“Risty, kamu mau buatin Mama kamu bingkisan yach,” suara Mama Erra begitu lembut dan seketika mampu meluluhkan hatiku yang sedang kacau balu.

“Tapi, aku masih ragu Tan. Aku takut kalo-kalo aja Mama malah marah-marah. Mama kan nggak sayang sama aku.”

"Siapa bilang? Mama kamu sangat sayang kok sama kamu."
"Masak sih tante? Buktinya tiada hari tanpa kemarahan Mama."
"Kalau mama marah, mungkin kamu bandel." Mama Erra mengambil sesuatu di dalam almari tuanya dan memberikannya padaku.
"Apa ini tante ?" Tanyaku penasaran.
"Buka aja !"
Sepucuk surat berwarna biru iu kubuka perlahan lahan karena surat iu sudah lumayan kusut.

13 Agustus 1994

Ku ucapkan segala puji syukur kepada Engkau Ya Allah. Engkau telah mengaruniai kepadaku seorang bayi kecil nan mungil. Kini aku tak lagi kesepian. Si kecil selalu menjadi pelipur lara. Meskipun sering nakal tapi kadang lucu dan nyenengin. Aku berharap dia menjadi anak yang sholihah. Amien…….

Tanpa terasa, air mataku meleleh membasahi pipi. Kini aku sadari, aku memang yang salah. Aku tak bisa menjadi anak yang sholihah seperti yang Mama harapkan.
"Risty, udah malam, kamu harus cepet-cepet nyelesaikan rangkaian bungamu trus pulang, nanti Mama kamu khawatir nyariin kamu!"

Aku segera menghapus air mataku dan kembali merangkai bunga satu per satu dengan dibantu Erra dan Mamanya. Jarum jam menunjukkan pukul 21.00. dan aku harus segera pulang. Rangkaian bunga sudah siap untuk mengawali malam Hari Ibu. Sesampai di rumah degup jantungku semakin kencang. Aku nggak sanggup.

"Tok… tok… tok…"
Pintu depan rumah ku ketuk berulang kali. Pintu pun terbuka. Mama, dengan mata sayunya seperti ingin marah-marah padaku.
"Risty, dari mana? jam segini baru pulang. Mama kan bingung mikirin kamu, jangan-jangan terjadi apa-apa!."

Aku hanya merunduk tak berani menatap Mama. Aku diam sesaat.
"Selamat Mari Ibu." Dengan senyum tipis, aku memberikan rangkaian bunga yang dari tadi ku sembunyikan di balik punggung. Tiba-tiba air mata Mama menetes berlahan. Ia terdiam sejenak, kemudian memeluk dan mencium keningku dengan lembut. Pelukan itulah yang slalu ku rindu selama ini.

"Mama minta ma'af ya Ris jika selama ini kurang memperhatikanmu?" Mama menangis terisak isak.
"Risty juga minta ma'af Ma. Risty janji mulai sekarang Risty akan jadi anak yang baik dan nurut apa kata Mama."

Mama menghapus air mataku yang tengah menetes. Dalam hati aku berjanji akan menjadi anak halal untuk dibanggakan dan aku akan membuat Mama bahagia. Hari ini adalah hari yang menyatukan aku dan Mama kembali seperti dulu.**

Lamongan, 2008

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati