Jumat, 22 Agustus 2008

USTADZ HAKIM

Mala M.S

Arif cowok tampan dan kaya. Namun sayang, di pesantren dia dan teman temannya (atau biasa disebut gank) terkenal nakal. Itu yang menyebabkan banyak Ustadz yang nggak terlalu suka pada Arif. Tapi tidak dengan Ustadz Hakim, beliau amat perhatian dengan Arif. Dibandingkan dengan Ustadz-Ustadz lainnya. Ustadz Hakim termasuk Ustadz yang paling muda dan dekat dengan para Santri.

Ustadz Hakim ingin sekali bisa merubah sifat Arif. Berbagai cara dia lakukan agar bisa dekat dengan Arif namun semuanya sia-sia. Hati Arif terlalu keras untuk ditaklukkan. Di sisi lain, banyak Santri yang iri karena Ustadz Hakim sangat perhatian pada Arif.

“Maaf Tadz, apa saya boleh bertanya sesuatu pada Ustadz?”
“Tentu saja boleh.” Jawab Ustadz Hakim lembut
“Em…kalau boleh saya tahu, kenapa Ustadz begitu perhatian pada Arif? Padahal, Arif kan anaknya…” Karena takut menyakiti hati Ustadz Hakim, Santri itu tidak meneruskan ucapannya

Ustadz hakim terdiam sejenak, lalu berkata, “Pada suatu saat nanti, kalian akan tahu kenapa aku sangat perhatian pada Arif.”
***

Hari ini pesantren mengadakan ziarah ke Wali Songo. Semua Santri mengikuti acara ini. Tidak terkecuali Arif. Ustadz Hakim juga ikut dalam ziarah tersebut.

Ketika perjalanan sampai di Sunan Kudus, Arif memisahkan diri dari rombongan. Istighosah pun dimulai. Ustadz Hakim mengedarkan pandangannya, tapi dia tidak juga menemukan sosok Arif. Karena khawatir, Ustadz Hakim pergi keluar untuk mencari Arif.
Dalam perjalanan mencari Arif, Ustadz Hakim melihat sekelompok preman sedang mengeroyok seseorang. Karena kasihan, Ustadz Hakim menolong orang itu. Ustadz Hakim sangat kaget karena ternyata orang yang beliau tolong adalah Arif. Tanpa berpikir lama, Ustadz Hakim membawa Arif ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, Ustadz Hakim menghubungi rombongan dan keluarga Arif untuk memberi kabar tentang sesuatu yang telah menimpa Arif.

Setelah menjenguk Arif, para rombongan segera melanjutkan ziarah. Sedangkan Arif, masih harus dirawat di rumah sakit karena keadaannya masih lemah akibat pengeroyokan tadi. Ustadz Hakim memutuskan untuk menemani Arif di rumah sakit. Sedangkan orang tua Arif, mereka belum bisa datang karena masih harus menyelesaikan bisnisnya di Luar Negeri.

Pada malam itu, Ustadz Hakim mencoba untuk berbicara dengan Arif dari hati ke hati.
“Rif, kenapa para preman itu menghajar kamu?” Tanya Ustadz Hakim dengan nada halus. Namun Arif tak menjawab pertanyaan Ustadz Hakim. Ia malah menatap mata Ustadz Hakim tajam-tajam seperti hendak memangsanya.

“Apa kamu berbuat salah pada mereka?” Tanya Ustadz Hakim lagi
“Udalah, Ustadz nggak usah pura-pura perhatian dan sok baik pada saya. Semua orang di dunia ini sama. Semuanya egois dan nggak mau ngertiin perasaan orang lain.”
Kali ini agaknya Ustadz Hakim sedikit kaget mendengar ucapan Arif yang begitu kasar dan sarkas tidak seperti biasa-biasanya.

“Tidak Rif, Ustadz tidak pernah pura-pura perhatian atau sok baik pada kamu dan juga tidak semua orang di dunia itu egois.”
“Tapi buktinya, orang tuaku dan teman-temanku, mereka semua egois.”
“Ustadz faham semua itu. Karena Ustadz juga pernah merasakannya. Bahkan jauh lebih menyakitkan dari pada kamu. Dan Ustadz tidak ingin kamu mengalami hal seperti yang Ustadz alami.”

“Maaf, Ustadz bisa tinggalkan saya? Karena saya ingin sendiri.”
“Baik, Ustadz akan keluar. Kalau kamu ada perlu apa-apa, kamu panggil saja Ustadz. Assalamualaikum.”
“Waalaikum Salam.” Jawab Arif dengan nada pelan dan sekenanya.
Setelah percakapan singkat itu, ternyata secara diam-diam Arif merenungi apa yang dikatakan oleh Ustadz Hakim ‘Ustadz hakim nggak ingin aku mengalami hal seperti yang beliau alami. Apa maksudnya?’ Ucap Arif dalam hati.
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit dan kondisi Arif juga mulai membaik, Arif pun diperbolehkan pulang oleh dokter.
***

Seperti hari-hari biasa, pengajian pagi berlangsung di Pesantren tempat Arif belajar. Dan seperti biasa, Arif nggak pernah ikut pengajian. Tidak hanya pengajian pagi saja, pengajian malam pun dia nggak pernah ikut mengaji. Dia selalu keluar pada jam mengaji atau diniyah. Kadang, dia pergi sendiri. Kadang juga bersama ganknya.
Setelah pengajian, Ustadz Hakim pergi ke kantor. Beberapa saat kemudian, terdengar suara orang mengetuk pintu yang disusul dengan ucapan salam.

Tok… tok… tok…
“Assalamualaikum.” Suara itu terdengar sangat pelan
“Waalaikum Salam.” Jawab Ustadz Hakim seraya membuka pintu. Betapa terkejut Ustadz Hakim; dilihatnya Arif dengan memakai peci putih berdiri di depan pintu. Tapi perasaan itu disimpannya dalam-dalam.

“Eh, Arif. Ayo masuk! Ustadz Hakim mengajak Arif masuk ke ruangan kamarnya.
“Ada apa Rif ?” Tanya Ustadz hakim setelah mempersilahkan Arif duduk
“Saya mau minta maaf Ustadz. Karena kemarin waktu di rumah sakit, saya sudah berkata kasar pada Ustadz dan saya juga mau ngucapin terima kasih karena waktu saya dirawat di rumah sakit, Ustadz sudah jagain saya. Dan ini, sebagai tanda terima kasih saya pada Ustadz.” Ucap Arif seraya memberikan amplop pada Ustadz Hakim.

“Tidak perlu Rif.” Ustadz Hakim mengembalikan amplop itu pada Arif.
“Lalu, saya harus membalasnya dengan apa?”
“Cukup dengan kamu belajar dengan serius dan mau merubah sifat-sifat buruk kamu, maka Ustadz akan sangat bahagia. Bahkan tidak hanya Ustadz saja, orang tua kamu, teman-teman kamu juga akan sangat bahagia.”
“Orang tua? Mana mungkin! Mereka tidak pernah mempedulikan saya.” Ucap Arif sedikit emosi.

“Rif, sekarang Ustadz mau tanya. Kamu paham tidak dengan omongan Ustadz waktu di rumah sakit?” Tanya Ustadz Hakim meredakan emosi Arif
“Em… yang Ustadz nggak ingin saya mengalami seperti yang Ustadz alami?”
“Iya. Kamu paham tidak?”
Arif menggelengkan kepala. Ustadz hakim menyandarkan tubuhnya ke dinding kamar yang tampak kumal karena mulai rapuh.

“Rif, Ustadz ngerti kok kenapa sifat-sifat kamu seperti ini. Ustadz dulu juga seperti kamu. Jangankan dapat perhatian, bertemu saja cuma setahun sekali. Karena nggak tahan, Ustadz kabur dari rumah. Ustadz bergabung dengan preman-preman jalanan. Suatu hari, Ustadz ketahuan mencuri. Dikejar massa, Ustadz lari hingga bertemu dengan seorang petani yang baik hati menyembunyikan Ustadz. Akhirnya petani tadi menjadikan Ustadz menjadi anak angkatnya. Ustadz sangat bahagia karena beliau sangat menyayangi Ustadz. Sejak saat itu, Ustadz memutuskan untuk berubah dan pergi ke pesantren. Ya… pesantren inilah pilihan Ustadz. Namun sayang, ketika Ustadz baru tinggal 2 bulan di pesantren, Ayah angkat Ustadz telah meninggal. Setelah Ustadz kembali ke pesantren, beberapa bulan kemudian Ustadz resmi diangkat menjadi Ustadz di pesantren ini sampai saat ini.”

“Terus, bagaimana dengan orang tua Ustadz?”
“Sebenarnya, mereka sangat sayang pada Ustadz. Ketika Ustadz kabur, mereka semua mencari Ustadz. Dan setelah mereka tahu kalau Ustadz ada di pesantren ini, mereka datang ke sini dan mengajak Ustadz pulang. Tapi Ustadz tidak mau karena Ustadz lebih senang tinggal di pesantren ini. Setelah itu orang tua Ustadz kembali ke Malaysia sebagai TKI. Dan setiap tengah bulan sekali mereka pulang ke Indonesia. Biasanya kalau mereka pulang, Ustadz juga pulang. Atau kadang mereka yang datang menjenguk Ustadz ke pesantren.”
Setelah mendengar cerita panjang dari Ustadz Hakim, Arif akhirnya sadar dan berjandi akan berubah lebih baik.
***

Ustadz Hakim sangat senang melihat perubahan Arif. Ustadz Hakim mencoba memberitahu orang tua Arif agar mereka lebih memperhatikan Arif. dan Alhamdulillah. Mereka mau mengerti akan keberadaan Arif; yang sebenarnya masih sangat membtuhkan perhatian, belaian kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Karena semua itu tidak akan pernah didapatkan seorang anak di pesantren.

Arif sangat senang karena mamanya memutuskan untuk tinggal di kampung halaman. Dan hampir setiap tiga bulan bulan sekali, Papanya pun menyempatkan diri pulang ke Indonesia untuk melihat perkembangan pendidikan anaknya dan menjalin tali silaturrahmi kepada sanak saudara dan tetangga.

Dan Arif pun menyadari bahwa kurangnya perhatian orang tua bukanlah alasan untuk menjadi anak yang nakal, tidak bisa diatur, cenderung merasa bebas dan melakukan tindakan semaunya. Karena dibalik itu semua sebenarnya Allah telah menakar kadar keimanan seorang hamba.**

Lamongan, 2008

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati