Minggu, 28 September 2008

Penyair Kampung yang Memikat

Jurnal Nasional, 28 Sep 2008
Theresia Purbandini

Tak banyak penyair Indonesia seperti Zawawi Imron, tetap memilih untuk berdomisili di desa kelahiran. Dalam hal ini, desa dengan alam yang kaya, jadi lebih penting lagi bagi Zawawi.

Zawawi Imron yang lahir di Batang-batang, Sumenep, Madura pada 1945. Sejak 1970-an, di tengah riuhnya panorama perkotaan memasuki puisi-puisi para penyair 1980-an, Zawawi muncul dengan kedesaannya.

Menurut Raudal T Banua, masa produktif Zawawi, 1970-an -- 1980-an, menyangkut kekuatan real yang disebabkan adanya kekuasaan pemerintahan yang massive, dan coba didobrak oleh persoalan sufistik dan idiom-idiom realistik Maduranya yang kental.

Mengurai tema ketuhanan, kemanusiaan hingga persoalan sosial politik yang kompleks, menjadi eksistensi Zawawi yang tidak stagnan. “Karya Zawawi dalam Bulan Tertusuk Lalang jadi bukti pencarian pergulatan Aku dengan bahasa yang transenden, melalui pendekatan sehari-hari; bagaimana orang membicarakan Tuhan tidak dengan idiom-idom dari kitab. Selain itu, ada pula yang mengangkat tema sosial dan kemanusiaan yang cenderung tidak surealis,” ungkap Raudal.

Mengurai tema-tema yang jadi amatan Zawawi, Joko Pinurbo mengungkapkan, “Zawawi banyak menggali nilai-nilai religiusitas tanpa mengumbar jargon-jargon tentang Tuhan dan agama. Tanpa menggunakan kata ganti Mu, dia mampu melebur Tuhan dalam berbagai imaji alam dengan gaya penulisan sajaknya yang liris dan kontemplatif.”

Selain itu, Zawawi dianggap Joko juga sebagai penyair yang bernapas panjang , produktif, dengan intensitas menulis karya yang memiliki nada riang dan berbagai anekdot yang mampu menggambarkan sketsa teman-teman sesama seniman.

Zawawi, dikatakan oleh Raudal mampu mengajak pembaca memasuki dimensi lain ketika menyelami hasil-hasil karyanya seperti Celurit Emas, Madura Akulah Lautmu, Bulan Tertusuk Lalang, dan sebagainya. Di mana idiom alam seperti bulan dan pantai tidak dirumuskan dalam artian harafiah, melainkan menawarkan intrepretasi secara imajinatif.

Dari pesantren
Meskipun Zawawi hanya mendapatkan pendidikan informal melalui pesantren di desanya, tapi hal itu tak menyurutkan jejak langkah keintelektualitasan mengarangnya. Bahkan, di pesantrennya, Zawawi mendapat predikat sebagai seorang Kiai.

Menurut Joko, meskipun pendidikan akademis tak boleh dianggap sebelah mata, namun keberhasilan seorang penyair memang tergantung sejauh mana ia mau belajar dan terus menggali ilmunya. “Zawawi menggunakan imaji pengaruh alam lingkungannya. Meskipun ia tidak berpendidikan formal tinggi, tapi ilmunya tentang kehidupan tak kalah kaya dengan mereka yang berpendidikan tinggi. Justru banyak sarjana yang karyanya bahkan tidak sehebat dan setinggi gelar kesarjanaannya,” kata Joko.

Meskipun pendidikan merupakan faktor penting bagi seorang penyair, tapi melihat keberhasilan Zawawi, bagi Raudal, hal ini bisa dikompromikan. ”Sebagian besar pengarang ataupun penyair memiliki ruang hampa, yang merupakan suatu ruang intelektual yang dapat mengindahkan bakat-bakat alamnya,” tutur Raudal.

Ketertarikan Zawawi pada alam sekitar, dengan cair dituangkan ke dalam bentuk syair-syairnya dalam batas dimensi luas, yang berkorelasi dengan makna denotatif dalam karyanya. “Seperti pohon lontar, karapan sapi dan aksesoris Madura lainnya, ia tuangkan dalam prespektif sebagai penyair yang memilki pengalaman obyektif tentang kampung halaman,” ungkap Raudal.

Meskipun Zawawi juga pernah menulis tentang desa lain selain desa kelahirannya, namun suasana makna alam desa Batang tetap mengental di setiap karyanya. Tanpa disadarinya, menurut Raudal, desa kelahirannya telah membius Zawawi untuk terus disuntikkan ke dalam setiap lirik puisi yang diciptakannya.

Tapi tak ada gading yang tak retak. Begitupun seorang penyair yang berotak cemerlang dengan imaji yang kaya, juga tak luput dari kekurangan. Diakui oleh Raudal, meskipun energi produktif Zawawi begitu tinggi, tetapi ada saja sajak-sajak yang dibuat terasa cair oleh Raudal. Seperti dalam buku catatan perjalanan di Belanda, sebagai hasil sublimasi Zawawi dalam 10 hari perjalanan ke Belanda.

Kikuk idiom perkotaan
Sementara Joko menguraikan, persekutuan Zawawi dengan alam lingkungannya, membuatnya Zawawi ingin menumpahkan segala macam cerita dan kejadian yang dilihatnya. “Sepertinya dia hanya mengungkapkan keterkejutan budaya yang ia rasakan, dan saya kira energi terbaiknya telah dia tumpahkan di buku Bulan Tertusuk Lalang dan Nenekmoyangku Airmata, dan Celurit Emas.”

Ditambahkan Joko, “Zawawi tampak kikuk ketika harus menyair dengan idiom-idiom perkotaan. Dengan kata lain, dia memang paling baik menjadi penyair alam, dengan imaji-imaji alam daratan yang eksotis dengan berbagai makna sarat empati.”

Daya tarik melalui penginderaan idiom-idom Madura yang kental dalam setiap torehan puisi religiusnya, menurut Raudal, cukup menularkan pengaruh bagi Acep Zamzam Noor dan penyair muda Jawa Timur lainnya. “Bedanya Zawawi dengan penyair muda Jawa Timur lainnya, Zawawi lebih surealis jernih, yang lahir dari pengkristalisasian yang jelas, sedangkan mereka yang juga surealis namun ditimpa aplikasi ‘gelap’ sehingga penghayatannya dirasa kurang,” papar Raudal.

Sedangkan bagi Joko, pengaruh Zawawi bagi penyair yang lebih muda tampaknya tidak terlalu kelihatan. “Saya malah melihat tidak banyak, bahkan langka, penyair yang mampu mengolah dan menggali lokalitas dengan baik dan menarik seperti Zawawi,” tutur Joko.

Dalam dunia penyair, Zawawi ditempatkan oleh Joko sebagai penyair yang membahasakan puisinya plastis, tidak verbalistis, dengan bahasa perasaan yang telah mengendap. "Dia merupakan penyair kampung yang mutu sajaknya tidak kampungan, karena memikat dan khas dalam imaji alam lokal,” ungkap Joko.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati