Senin, 24 November 2008

Venus

AS. Sumbawi
 
Hujan jatuh di luar jendela. Angin dingin menyelusup lewat sela-sela pintu dan jendela kamar. Waktu menunjukkan pukul 22.21 di jam dinding.
 
Maria masuk sembari mengeringkan rambutnya dengan selembar handuk merah. Ia baru saja mandi setelah hujan mengguyur tubuhnya dalam perjalanan pulang dari rapat sebuah LSM tadi. Seperti biasa, ia langsung mandi. Kalau tidak, tubuhnya akan terserang demam. Dan ia tidak mengizinkan hal itu terjadi.
 
Sebenarnya, ia bisa menghindari hujan. Akan tetapi, setelah beberapa waktu menunggu hujan tak kunjung reda, akhirnya ia memutuskan pulang. Tak peduli meskipun basah kuyup. Ia ingin cepat-cepat tiba di rumah. Rapat yang ia ikuti sejak pagi sungguh menyerap banyak tenaga dari tubuhnya .
 
Maria melangkah mendekati jendela. Dilihatnya hujan menggerimis. Jalanan cukup sepi. Angin dingin terasa segar di tubuhnya. Setelah menggeraikan tirai, ia berjalan menuju meja rias.
 
Di atas kursi plastik merah, Maria menyisir rambutnya yang setengah basah sembari menatap wajahnya di permukaan cermin. Meskipun ia tak pernah memoles wajahnya dengan aneka macam kosmetik, beberapa temannya mengakui kecantikannya. Alamiah. Cukup bedak tipis di wajahnya. Namun begitu, banyak laki-laki yang terus mendekatinya. Mencoba mengerami cinta di dadanya, meskipun ia sudah me-wanti-wanti mereka agar buru-buru berjalan ke belakang.
 
Maria berjalan ke luar dan sebentar kembali dengan menutup pintu. Ia Kemudian menghampiri rak buku. Seperti biasa, meskipun tubuhnya begitu lelah, ia tak bisa tidur sebelum membaca. Dan ketika membaca itulah ia kerap tertidur tanpa sengaja.
 
Tiba-tiba ekor matanya menangkap sesuatu di meja komputer. Sebuah amplop putih tergeletak di sana. Ya, pagi tadi sebelum berangkat rapat, seorang lelaki menemuinya. Memberikan amplop putih itu kepadanya. Maria mengambil isi amplop putih itu. Ada 2 buah tiket dan sepucuk surat.
 
Untuk Maria Shofia
Kalau Maria ada waktu, aku punya 2 tiket nonton pementasan teater “Mega-mega” karya Arifin C. Noor. Kalau tidak ada teman untuk nonton bersama, ini nomor teleponku: 081332077543.
Alang
 
Maria tersentak ketika tiba-tiba terdengar suara menyapa. Sesosok makhluk bersayap dan berpakaian putih-putih dengan mahkota di atas rambutnya yang tergerai telah berdiri di hadapannya.
 
“Siapa kau?”
“Venus!”
“Venus siapa? Aku tak kenal kau!”
“Ingat-ingatlah….”
 
Maria berpikir. Akan tetapi, sebelum sempat menggerakkan bibirnya, Venus mendahului.
“Kau tak ingat padaku?”
 
Maria menatap tajam, mencoba menyelidiki siapa sebenarnya sesosok yang mengaku sebagai Venus itu. Sementara Venus menebarkan senyum manisnya.
 
“Akulah Dewi Cinta itu dan aku kecewa padamu!”
“Kecewa?! Aku tak kenal kau. Dan aku tak pernah berurusan denganmu.”
“Uuh, cantik. Tapi, kepala batu,” Venus diam sejenak.
“Dengarlah, cantik! Aku kecewa sebab kau menyia-nyiakan kecantikan yang ada pada dirimu.”
“Menyia-nyiakan?! Apa maksudmu?”
“Coba kau tengok masa lalumu! Kau begitu keras berusaha membunuh cinta. Hanya karena rasa kecewa pada cinta yang pernah kautemui.”
 
“Dan sekarang, aku akan merias kecantikanmu dengan cinta,” lanjut Venus.
“Aku tak butuh cintamu. Dan perlu kautahu, aku sudah bahagia.”
“Ehm, bahagia?! Yang benar saja?! Buktinya, kau berusaha begitu keras membunuh sesuatu dalam dirimu. Kebahagian hanya ada dengan cinta. Begitu juga dengan perjuangan yang kaulakukan bersama teman-temanmu untuk membela nasib orang-orang yang tertindas. Tanpa cinta semuanya adalah omong kosong.”
 
Maria masih menatap tajam. Sementara Venus terus menebarkan senyum manisnya.
“Siapa kau sebenarnya?!”
“Sudah kukatakan bahwa aku adalah …”
“Pergi!” bentak Maria. Venus tak bergeming.
Cepat pergi! Aku tak ada waktu untuk melayanimu,” kata Maria kemudian berjalan menuju ranjang.
“Aku kasihan padamu. Sungguh kasihan. Tentang hidupmu yang tak lebih seperti kertas dan tulisan yang biasa kauhadapi itu”, kata Venus.
 
“Pergiiiiiiiii….!!” bentaknya sembari melemparkan buku dari tangannya. Maria tersentak. Buku itu, buku itu menerobos tubuh Venus lantas menghantam dinding kamar. Venus tetap dengan senyum manisnya seakan-akan tak terjadi apa-apa.
 
Maria merapatkan tubuhnya ke dinding sambil mengusap airmata yang berlelehan di pipinya. Perlahan-lahan Venus mendekatinya. Duduk di tepi ranjang.
 
“Jangan menangis, sayang. Aku tak pernah bermaksud menyakitimu. Aku hanya ingin kau merenungkan segalanya dengan jujur,” kata Venus.
 
Malam dingin dan sepi. Hanya derak jarum jam dinding yang memenggal waktu di tiap detik yang paling jelas terdengar.
 
“Ehm, siapa namamu?” kata Venus.
“Maria…….., Maria Shofia.”
“Nama yang cantik. Seperti orangnya”, Venus diam.
“Maria, siapa pemuda itu?” lanjutnya.
“Alang.”
“Ya, Aku tahu itu. Tapi, bukan itu. Maksudku….”
“Aku tak begitu mengenalnya.”
“Ya, memang begitu. Tapi, bagaimana pemuda itu menurutmu?”
“Bukankah menurutmu dia pemuda yang baik?” tambahnya.
“Pasti ada udang di balik batu.”
“Tepat. Kalau tak ada udang di balik batu, ia tak akan melakukan segala yang berkaitan dengan dirimu.”
 
Maria teringat dengan Alang. Salah seorang mahasiswa yang sering dilihatnya di kampus, di tahun terakhir kuliahnya satu tahun yang lalu. Tiba-tiba saja sekitar satu bulan yang lalu, Alang meneleponnya. Ingin berkenalan dengannya. Dan tadi pagi ia datang menemuinya dengan membawa amplop putih.
 
“Dia mencintaimu. Dan aku tahu bahwa kau juga mencintainya,” kata Venus.
“Aku tidak memikirkannya.”
“O, sayang. Cinta tak perlu dipikirkan. Tapi, dirasakan. Apakah kau mau hidupmu sepi tanpa cinta?”
Maria termenung. Sementara Venus berjalan menuju meja seperangkat komputer, mengambil amplop putih beserta isinya.
“Besok pergilah nonton teater bersamanya. Apalagi, naskah “Mega-mega” karya Arifin C. Noor merupakan salah satu karya yang bagus.”
 
“Ehm,…bukankah sudah selesai malam ini?” kata Maria setelah terdiam sesaat.
“Coba kaubaca tiket itu!” kata Venus setelah menyerahkan amplop beserta isinya. Maria mengambil selembar tiket, kemudian membacanya. Memang besok malam masih ada pementasan.
 
Maria tersentak ketika Venus sudah tak ada di sampingnya. Ia mencari ke sana ke mari. Namun, ia tak menemukannya. Sementara di dinding, jari-jari waktu menunjukkan pukul 23.04.
*
 
Maria rebah di atas punggung kasur. Wajahnya tersenyum terkenang peristiwa beberapa saat yang lalu. Ia baru saja pulang dari nonton teater bersama Alang.
 
Ternyata, mengasyikkan juga. Benar kata Venus, naskah “Mega-mega” merupakan salah satu karya yang bagus. Tentang masalah sosial, cinta, kehidupan, dan sebagainya. Kemasan pementasannya juga bagus. Apalagi ketika adegan Tukijan dan Retno, pikir Maria. O, sungguh mereka saling mencintai. Dan Alang….
 
Maria mengalihkan pandangannya ketika dengan tiba-tiba ekor matanya menangkap sesosok bayangan duduk di kursi di depan kaca rias.
 
“Kau Venus?” katanya. Venus tersenyum.
“Apakah kaurasakan hidupmu lebih berwarna. Indah seperti pelangi?” katanya. Maria diam. Benarkah hidupku lebih berwarna? Indah seperti pelangi?, pikir Maria.
Maria menoleh ke arah Venus. Akan tetapi, ia telah pergi.
 
***
http://sastra-indonesia.com/2008/11/venus/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati