Sutejo
http://thereogpublishing.blogspot.com/
Dalam jurnal Prosa4 ketika diangkat tema Sastrawangi, Nukila Amal, termasuk salah seorang yang tidak setuju dengan istilah sastrawangi. Sebagaimana wawancara dia di BBC London. Karya monumentalnya, Cala Ibi oleh beberapa pihak dinobatkan sebagai puncak karya sastra mutakhir. Hal itu paling tidak dikemukakan oleh Budi Darma dalam resensinya di Tempo bulan Juni 2003 dan Bambang Sugiharto, pengajar Pascasarjana Seni Rupa ITB yang menobatkannya sebagai karya yang tidak biasa, sebagai puncak sastra mutakhir (Prosa4, 2004:219).
Perempuan Ternate ini, dilahirkan pada bulan Desember 1971, dan menamatkan sekolahnya di Sekolah Tinggi Pariwisata di Bandung. Dia sempat berprofesi di industri perhotelan dan perusahaan keuangan. Apa yang menarik dari proses kreatif Nukila Amal, berikut merupakan refleksi dari surat tertulis yang dimuat Prosa4: (a) bahwa menulis itu bukan sesuatu yang mudah, (b) soal kualitas karya merupakan otoritas pembaca, dan (c) menaruh kekaguman pada orang yang terus bergelut dalam kepenulisan.
Dari akuan pendek itu, memang tidak begitu banyak yang dapat tergali. Namun, di balik kesederhanaan prinsip kepenulisan itu memancarkan lampu kuning bagi calon penulis. Bagaimana kualitas karya Nukila Amal? Budi Darma memberikan penilaian begini, “Bahwa bahasa metafora yang digunakan Nukila Amal serba menabrak logika. Karena mimpi dipuja, realitas ditabrak, realitas digempur, sebagai konsekuensinya filsafat diusung masuk. Maka suara eksistensialisme pun masuk.” Sebuah novel eksperimentalis, aku Budi Darma. Saya sendiri, melihat bagaimana kekuatan prosa Nukila adalah faktor bahasa yang puitis dan filosofis. Sebuah perpaduan yang mengingatkan pada ungkapan lampau dunia filsafat, aforisme. Penting disimak, bahwa karya Cala Ibi ini sempat masuk 5 nominator Kathulistiwa Award.”
Belajar dari akuan Nukila ini, maka ada pesan penting memang: menulis itu tidak mudah. Penghargaan yang diberikan, dan apa pun penilaian orang tehadap suatu karya, bagi Nukila memang syah saja. Namun sebagaimana penulis lainnya, berkarya itu saja sudah luar biasa, kalau ada yang menilainya negatif, misalnya, itu memang hak pembaca. Dengan demikian, ketika generasi Nukila dinilai sebagai sastrawangi, ia pun tidak setuju karena itu merupakan penamaan yang tidak dicocokinya. Untuk inilah yang penting kita petik, menulis tidaklah gampang. Menulis itu proses. Menulis itu butuh keterampilan berbahasa. Menulis itu butuh kemampuan berpikir. Menulis itu butuh kemampuan eksplorasi. Dan menulis itu butuh seperaangkat motivasi agar ulet, rajin, dan tidak patah arang.
Menulis memang tidak mudah. Begitulah, maka jika kita ingin menulis maka dibutuhkan seperangkat hal di atas agar bagaimana ke depan ketidakmudahan itu dapat berubah menjadi mudah. Arswendo Atmowiloto, meskipun berbalik dengan pernyataan Nukila ini, yakni dengan mengatakan “menulis itu gampang” sesungguhnya itu untuk menumbuhkan motivasi saja. Hakikatnya, menulis memang seperti yang diungkapkan Nukila.
Sebagai syarat awal, misalnya, ada yang mengatakan begini penulis itu butuh: (a) ketajaman hati (empati), (b) kemampuan impresi dan refleksi, (c) kemampuan meditasi (berenung), (d) kemampuan ekspresi, (e) motivasi tinggi, (f) ulet, (g) tidak pongah dan sombong, (h) jujur, (i) taqdim dan religius, (j) kreatif, dan (k) tak pernah puas. Bayangkanlah bagaimana sulitnya? Gak usah kuatir, hal itu lebih mengoreantasikan agar kualitas dan hasil penelusuran lorong kepenulisan tidak tersesat, tidak gagal. Sudah banyak kasus para penulis yang jatuh bangun, melambung seperti balon gas setelah itu sirna. Barangkali ini sedikit metaforik dari apa yang diungkapkan Nukila Amal, bahwa menulis itu tidak mudah.
Hal kedua, bagaimanapun karya tergantung pembaca. Dalam perjalanan teori sastra Indonesia kita kenal apa yang disebut dengan teori resepsi sastra. Artinya, kebermaknaan sebuah teks sastra sangat tergantung pada kemampuan pembacanya. Wawasan kesastraannya, wawasan kebudayaannya, dan wawasan kebahasaannya akan berperan penting dalam mendorong meningkatnya kemampuan apresiasi ini. Dengan begitu, maka semakin tinggi kemampuan seorang pembaca akan semakin dimensional, semakin luas pula pemahamannya atas sebuah teks sastra. Penilaian baik buruk tidak semudah bagaimana kita melihat permukaan teks, tetapi mencoba masuk ke ruh teks dengan berbagai kemungkiinannya.
Dalam pandangan Maman S Mahayana persoalan kualitas memang terbuka. Senantiasa dapat didiskusikan. Karena itu, seorang penulis tidak boleh surut oleh komentar, kritik, dan penilaian pembaca maupun kritikus. Mereka memang punya hak dan otoritas akan tetapi hakikat teks adalah ruang terbuka yang senantiasa mengundang siapapun orang untuk datang dan menilaiannya. Gak usah kuatir. Penulis alir dalam imajinasi dan kreasi berpuncak pada gunung religi dalam beragam wajah.
Sedangkan terakhir, bagaimana sikap positif seorang penulis pada penulis lainnya dengan memberikan acungan jempol kepada yang lain. Sebagaimana pesan pertama, bahwa menulis itu sulit, maka keberhasilan seseorang dalam melahirkan karya penting untuk dinilai positif. Sebuah keinginan membangun motivasi dan memberikan apresiasi yang tinggi pada mereka yang terus bergulat meningkatkan kreativitas, nyali, dan berbagai bentuk yang mendorong produktivitas berkarya.
Kekaguman pada orang yang bergelut dunia kepenulisan tentunya menjadi ruh religius karena agama menggalakkan profesi ini. Hanya dalam kultur masyarakat yang rendah yang belum memberikan apresiasi tinggi macam Indonesia. Sebuah kemunafikan dari mentalitas masyarakat yang lebih mengideologikan prestise dan status-status lainnya.
Dengan demikian, sebagai pemantik menarik direnungkan ulang. Seorang penulis yang jujur pasti akan mengakui karya orang lain, dan memberikan apresiasi positif, sebaliknya orang yang rendah pengalaman mereka akan menganggap rendah terhadap karya tulis orang lain. Jika mengikuti pesan Nukila, maka penghormatan pada penulis menjadi hal yang semestinya perlu dilakukan. Sekalipun, sekali lagi, bahwa semuanya tergantung pada pembaca. Teks, bagaimanapun indahnya sebagaimana maksud pengarang dan penulis tetapi tetap berpulang sejauh mana ia bermakna bagi pembaca. Mudah-mudahan ke depan kita semakin terdidik menjadi pembaca yang baik, penulis yang baik, dan mediator (kritikus) teks yang baik sehingga perkembangan ilmu pengetahuan, seni budaya, teknologi informasi, politik dan hukum, sosial kemasyarakatan, akan semakin mendapatkan tempat yang jujur sehingga melahirkan manusia yang berbudaya dan berkarya.
****
*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar