Rabu, 17 Desember 2008

BELAJAR MENULIS DARI KURNIA EFFENDI*

Sutejo
http://thereogpublishing.blogspot.com/

Dalam laporan gagas utama Mata Baca, edisi September 2005 (hal. 10-11), diungkapkan beberapa pengalaman yang kemudian menjadi tips menarik seorang cerpenis muda Indonesia yang sangat handal. Ia adalah Kurnia Effendi, yang lahir di Tegal Jawa Tengah 20 Oktober 1960. Berikut merupakan tips menarik itu: (a) membuat 10 file sekaligus untuk 10 calon cerpennya, (b) terinspirasi indera visual kemudian menyusur ke audio, (c) kala mood hilang melakukan kegiatan rutin atau mengerjakan sesuatu yang kita suka, (d) disiplin dalam menulis merupakan keharusan tetapi ingat jangan melakukan diri kita seperti robot, dan (e) jika naskah ditolak kita perlu arif menerimanya, anggap cerpen itu tidak cocok untuk media yang bersangkutan.

Bandingkan kemudian hal ini dengan apa yang di-tips-kan Hamsad Rangkuti. Ia menyarankan pada kita begini (a) mulailah meninggalkan beberapa kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan menulis, (b) banyaklah membaca karena semakin banyak yang bisa kita peroleh, (c) dialog dan narasi akan datang susul-menyusul, begitu latar, tokoh dan peristiwa ditemukan. Bedakan kan? Memang menulis itu bersifat personal sebenarnya. Unik.

Nah, sekarang marilah kita berguru pada Kurnia Effendi. Pengalaman menarik yang dapat diambil dari teknik 10 file 10 judul adalah bisa jadi memang ketika menulis sebuah cerpen, sedang alur kreatif terjadi muncul ide baru, dan ketika menulis lagi, muncul ide lagi. Kalau yang ini wajar dan banyak terjadi. Tetapi pengalaman Kurnia ini menarik, buka file 10 nulis judul cerpen 10. Gak masalah! Coba tirukan aja, manakala Anda bisa melakukannya seperti itu berarti memang hal itu cocok buat Anda.

Masalahnya memang ide itu bisa muncul saling berkaitan. Ide yang satu melahirkan ide lainnya. Sebuah keniscayaan yang menarik untuk dicoba. Mungkin Anda terinspirasi tentang Perempuan Bersepatu Laras. Sekaligus, mungkin Anda akan memetik ide tentang Perempuan Berbibir Besi. Muncul lagi, misalnya (a) Perempuan Bertangan Besi, (b) Perempuan Penakluk, (c) Perempuan Bercadar, (d) Perempuan Bersenjata, (e) Perempuan Teroris, (f) Perempuan Bercelurit, dan (g) Perempuan Bertato. Ini hanyalah kemungkinan judul yang akan menjadi file judul Anda ketika berimajinasi tentang sosok perempuan-perempuan penakluk dalam berbagai ragamnya. Bukankah perempuan adalah inspirasi yang tak pernah habis? Dalam segala dimensi mereka seperti generator penggerak segala gerak kehidupan.

Ingat teknik menulis ATM (amati, tirukan, dan modifikasikan)! Hal ini juga berlaku pada proses kreatif bukan pada sekadar karya. Dengan demikian kemungkinan itu memang sangat mungkin terjadi. Sekarang saja, misalnya, saya punya ide tentang wanita yang begitu menggerakkan. Kita coba yang lain, maka secara spontan pula saya bisa buka file 10 dengan judul cerpen 10. Inilah kisahnya (a) file 1: Perempuan Gemini, (b) file 2: Perempuan Bercadar, (c) file 3: Perempuan Penambang, (d) file 4: Perempuan Bersarung Besi, (e) file 5: Perempuan Bertahi Lalat di Dada, (f) file 6: Ikal, (g) file 7: Mata Perempuan Leo, (h) file 8: Perempuan Tusuk Sate, (i) file 9: Perempuan Helder, dan (j) file 10: Perempuanku Tanpa Kelamin. Mudahkah?

Persoalannya, judul-judul itu akan menari-nari dengan sub-ide pengembangan yang bervariasi pula. Mungkin benar awalnya seorang perempuan, tetapi dalam perjalanan ide yang beranak bisa jadi menyuguhkan ragam perempuan, dan itu akan menjadi anak-anak ide yang tentu harus difasilitasi oleh “rahim” yang sama. Bukankah kita lahir dari rahim yang sama bedanya adalah rumah sakitnya? Karena itu, jangan kuatir terhadap pengalaman empirik Kurnia Effendi yang mampu menulis ide dan judul sekali duduk 10 buah. Ini mengingatkan akan pentingnya (a) membuat daftar ide, (b) daftar judul, dan (c) daftar peristiwa.

Kepekaan masing-masing indera seorang penulis memang berbeda, dan kalau kita belajar dari kasus Kurnia Effendi ini yang mencontohkan kasus tsunami di Aceh. “Saya terinspirasi tsunami dari perasaan seorang anak yang ditinggal pergi ayah-putus-asanya.” Kemudian dia spontan teringat lagu Leo Kristi yang berjudul Laut Lepas Kita Pergi. Trans-inderawi ini biasa. Tergantung kecenderungan sensitivitas masing-masing dan itulah akan membukakan pintu ide, yang kemudian memancing pada ide lanjutannya. Bisa jadi, orang hanya mencium bau parfum, misalnya, sudah terinspirasi beraneka ragam imaji yang mendorong untuk penuangan sebuah karya. Entah puisi, entah cerpen. Semuanya tergantung pada ketersediaan “stok” imajinasi yang mengantarkan di pintu ruang cerpen atau karya lainnya.

Belajar dari Kurnia Efendi ini pintu masuk imajinasi adalah indera visual. Karena itu, bukalah lebar-lebar pandangan mata (bertaut mata hati) pada realita. Realita itu kemudian akan alirkan imaji-imaji indera lainnya. Sebuah kemolekan, misalnya, akan mengingatkan indera penciuman. Biasanya sensualitas berbalut dengan keharuman. Sekaligus mengingatkan imaji gerak karena liuk goda dalam langkah adalah daya tarik yang ditebarkan oleh si sensualis. Begitu seterusnya.

Ketiga, perlunya kita tak perlu memaksa ketika mood hilang. Pesan menarik Kurnia Effendi adalah perlunya kita mengisi dengan kegiatan lain, boleh rutin atau hobi kesukaan yang akan menyegarkan. Dalam pengalaman orang lain, disinggung juga, kemungkinan mood hilang karena terbatasnya material. Jika ini yang terjadi, dapat dipecahkan dengan membaca tema-tema yang sama. Tetapi jika ini pun tak mempan maka saran Kurnia ini menarik menjadi pilihannya. Sebab, mood sebagaimana diungkapkan Budi Darma adalah ruh keterbiusan maka ketika keterbiusan hilang mau tidak mau gerak persalinan pun jadi terhambat. Gak usah tegang, gak usah bimbang. Tinggalkan dengan melakukan aktivitas pemancing macam membaca dan berenung.

Keempat, untuk mewujudkan apa pun membutuhkan disiplin tinggi, demikian juga dengan kegiatan menulis. Saran Kurnia tentunya di tips yang ini adalah penting disiplin, baik waktu, masalah, maupun hal lainnya. Untuk apa? Sekali lagi untuk (a) melatih memanaj waktu, (b) bertanggung jawab, (c) membangun etos, dan (d) melatih kesadaran. Bidang apa pun, khusus di bidang bisnis, misalnya, disiplin merupakan penyangga dasar. Jika tidak korporasi bisnis bisa boboh. Jika kita analogkan menulis sebagai bisnis korporet maka kedisiplinan tinggi akan menjadi taruhannya.

Terakhir, tentang penolakan naskah. Betul, tak usah tersinggung karena hal itu merupakan hal wajar. Semua penulis pernah ditolah. Pahami saja bahwa hal itu tidak cocok dengan style yang mereka (redaktur budaya) pegang. Simpan, baca, edit, dan bila perlu lemparkan ke media yang lain. Hal ini sebagai strategi karena --kadang—berkaitan dengan aktualitas. Sebuah godaan fakta yang menjadi imajinasi. Budi Darma, misalnya, pernah menulis Pilot Bejo ketika realita sosial lagi hangat disoroti kasus jatuhnya Adam Air.

Sekarang, lakukanlah sebagian tips boleh, semua juga boleh. Ingat, hal itu bersifat individual, karena itu, jangan dipaksakan! Luwes mengalir seperti alir air adalah resep alami kepenulisan. Bukankah bawah sadar menggerakkan hidup kita sebesar 88 persennya? Demikian tentu dunia kepenulisan ini.***

*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati