Sutejo
http://thereogpublishing.blogspot.com/
Dalam laporan gagas utama Mata Baca, edisi September 2005 (hal. 10-11), diungkapkan beberapa pengalaman yang kemudian menjadi tips menarik seorang cerpenis muda Indonesia yang sangat handal. Ia adalah Kurnia Effendi, yang lahir di Tegal Jawa Tengah 20 Oktober 1960. Berikut merupakan tips menarik itu: (a) membuat 10 file sekaligus untuk 10 calon cerpennya, (b) terinspirasi indera visual kemudian menyusur ke audio, (c) kala mood hilang melakukan kegiatan rutin atau mengerjakan sesuatu yang kita suka, (d) disiplin dalam menulis merupakan keharusan tetapi ingat jangan melakukan diri kita seperti robot, dan (e) jika naskah ditolak kita perlu arif menerimanya, anggap cerpen itu tidak cocok untuk media yang bersangkutan.
Bandingkan kemudian hal ini dengan apa yang di-tips-kan Hamsad Rangkuti. Ia menyarankan pada kita begini (a) mulailah meninggalkan beberapa kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan menulis, (b) banyaklah membaca karena semakin banyak yang bisa kita peroleh, (c) dialog dan narasi akan datang susul-menyusul, begitu latar, tokoh dan peristiwa ditemukan. Bedakan kan? Memang menulis itu bersifat personal sebenarnya. Unik.
Nah, sekarang marilah kita berguru pada Kurnia Effendi. Pengalaman menarik yang dapat diambil dari teknik 10 file 10 judul adalah bisa jadi memang ketika menulis sebuah cerpen, sedang alur kreatif terjadi muncul ide baru, dan ketika menulis lagi, muncul ide lagi. Kalau yang ini wajar dan banyak terjadi. Tetapi pengalaman Kurnia ini menarik, buka file 10 nulis judul cerpen 10. Gak masalah! Coba tirukan aja, manakala Anda bisa melakukannya seperti itu berarti memang hal itu cocok buat Anda.
Masalahnya memang ide itu bisa muncul saling berkaitan. Ide yang satu melahirkan ide lainnya. Sebuah keniscayaan yang menarik untuk dicoba. Mungkin Anda terinspirasi tentang Perempuan Bersepatu Laras. Sekaligus, mungkin Anda akan memetik ide tentang Perempuan Berbibir Besi. Muncul lagi, misalnya (a) Perempuan Bertangan Besi, (b) Perempuan Penakluk, (c) Perempuan Bercadar, (d) Perempuan Bersenjata, (e) Perempuan Teroris, (f) Perempuan Bercelurit, dan (g) Perempuan Bertato. Ini hanyalah kemungkinan judul yang akan menjadi file judul Anda ketika berimajinasi tentang sosok perempuan-perempuan penakluk dalam berbagai ragamnya. Bukankah perempuan adalah inspirasi yang tak pernah habis? Dalam segala dimensi mereka seperti generator penggerak segala gerak kehidupan.
Ingat teknik menulis ATM (amati, tirukan, dan modifikasikan)! Hal ini juga berlaku pada proses kreatif bukan pada sekadar karya. Dengan demikian kemungkinan itu memang sangat mungkin terjadi. Sekarang saja, misalnya, saya punya ide tentang wanita yang begitu menggerakkan. Kita coba yang lain, maka secara spontan pula saya bisa buka file 10 dengan judul cerpen 10. Inilah kisahnya (a) file 1: Perempuan Gemini, (b) file 2: Perempuan Bercadar, (c) file 3: Perempuan Penambang, (d) file 4: Perempuan Bersarung Besi, (e) file 5: Perempuan Bertahi Lalat di Dada, (f) file 6: Ikal, (g) file 7: Mata Perempuan Leo, (h) file 8: Perempuan Tusuk Sate, (i) file 9: Perempuan Helder, dan (j) file 10: Perempuanku Tanpa Kelamin. Mudahkah?
Persoalannya, judul-judul itu akan menari-nari dengan sub-ide pengembangan yang bervariasi pula. Mungkin benar awalnya seorang perempuan, tetapi dalam perjalanan ide yang beranak bisa jadi menyuguhkan ragam perempuan, dan itu akan menjadi anak-anak ide yang tentu harus difasilitasi oleh “rahim” yang sama. Bukankah kita lahir dari rahim yang sama bedanya adalah rumah sakitnya? Karena itu, jangan kuatir terhadap pengalaman empirik Kurnia Effendi yang mampu menulis ide dan judul sekali duduk 10 buah. Ini mengingatkan akan pentingnya (a) membuat daftar ide, (b) daftar judul, dan (c) daftar peristiwa.
Kepekaan masing-masing indera seorang penulis memang berbeda, dan kalau kita belajar dari kasus Kurnia Effendi ini yang mencontohkan kasus tsunami di Aceh. “Saya terinspirasi tsunami dari perasaan seorang anak yang ditinggal pergi ayah-putus-asanya.” Kemudian dia spontan teringat lagu Leo Kristi yang berjudul Laut Lepas Kita Pergi. Trans-inderawi ini biasa. Tergantung kecenderungan sensitivitas masing-masing dan itulah akan membukakan pintu ide, yang kemudian memancing pada ide lanjutannya. Bisa jadi, orang hanya mencium bau parfum, misalnya, sudah terinspirasi beraneka ragam imaji yang mendorong untuk penuangan sebuah karya. Entah puisi, entah cerpen. Semuanya tergantung pada ketersediaan “stok” imajinasi yang mengantarkan di pintu ruang cerpen atau karya lainnya.
Belajar dari Kurnia Efendi ini pintu masuk imajinasi adalah indera visual. Karena itu, bukalah lebar-lebar pandangan mata (bertaut mata hati) pada realita. Realita itu kemudian akan alirkan imaji-imaji indera lainnya. Sebuah kemolekan, misalnya, akan mengingatkan indera penciuman. Biasanya sensualitas berbalut dengan keharuman. Sekaligus mengingatkan imaji gerak karena liuk goda dalam langkah adalah daya tarik yang ditebarkan oleh si sensualis. Begitu seterusnya.
Ketiga, perlunya kita tak perlu memaksa ketika mood hilang. Pesan menarik Kurnia Effendi adalah perlunya kita mengisi dengan kegiatan lain, boleh rutin atau hobi kesukaan yang akan menyegarkan. Dalam pengalaman orang lain, disinggung juga, kemungkinan mood hilang karena terbatasnya material. Jika ini yang terjadi, dapat dipecahkan dengan membaca tema-tema yang sama. Tetapi jika ini pun tak mempan maka saran Kurnia ini menarik menjadi pilihannya. Sebab, mood sebagaimana diungkapkan Budi Darma adalah ruh keterbiusan maka ketika keterbiusan hilang mau tidak mau gerak persalinan pun jadi terhambat. Gak usah tegang, gak usah bimbang. Tinggalkan dengan melakukan aktivitas pemancing macam membaca dan berenung.
Keempat, untuk mewujudkan apa pun membutuhkan disiplin tinggi, demikian juga dengan kegiatan menulis. Saran Kurnia tentunya di tips yang ini adalah penting disiplin, baik waktu, masalah, maupun hal lainnya. Untuk apa? Sekali lagi untuk (a) melatih memanaj waktu, (b) bertanggung jawab, (c) membangun etos, dan (d) melatih kesadaran. Bidang apa pun, khusus di bidang bisnis, misalnya, disiplin merupakan penyangga dasar. Jika tidak korporasi bisnis bisa boboh. Jika kita analogkan menulis sebagai bisnis korporet maka kedisiplinan tinggi akan menjadi taruhannya.
Terakhir, tentang penolakan naskah. Betul, tak usah tersinggung karena hal itu merupakan hal wajar. Semua penulis pernah ditolah. Pahami saja bahwa hal itu tidak cocok dengan style yang mereka (redaktur budaya) pegang. Simpan, baca, edit, dan bila perlu lemparkan ke media yang lain. Hal ini sebagai strategi karena --kadang—berkaitan dengan aktualitas. Sebuah godaan fakta yang menjadi imajinasi. Budi Darma, misalnya, pernah menulis Pilot Bejo ketika realita sosial lagi hangat disoroti kasus jatuhnya Adam Air.
Sekarang, lakukanlah sebagian tips boleh, semua juga boleh. Ingat, hal itu bersifat individual, karena itu, jangan dipaksakan! Luwes mengalir seperti alir air adalah resep alami kepenulisan. Bukankah bawah sadar menggerakkan hidup kita sebesar 88 persennya? Demikian tentu dunia kepenulisan ini.***
*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar