Sabtu, 03 Januari 2009

TENTANG ANAS, KAWAN-KAWAN SAYA,

GARCIA LORCA, ALEXANDROS PANAGOULIS, DAN KESEDIHAN ITU,…SUARA-SUARA ITU

R. Timur Budi Raja
http://aksaraapi.blogspot.com/

“Aku mengingat kesedihan bertiup di udara terbuka”
(Federico Garcia Lorca)

“Sifat sebagian besar para penyair itu rakus. Tamak. Dengan gaya baca puisi yang jelek mereka tetap berbesar hati membawakan puisi-puisinya di panggung atau di forum-forum. Mengapa mereka tidak mempercayakan kepada para deklamator? Mengapa mereka tidak memberi ruang kepada deklamator? Atau, apakah akan demikian selamanya, bahwa deklamator itu hanya hidup dari lomba ke lomba?“ demikian Anas –seorang pembaca puisi-, berbicara berapi-api tapi cukup sedih.

Anas kawan saya ini saya kenal kurang lebih dua tahun yang lalu di Taman Ismail Marzuki (TIM), ketika saya diundang membacakan puisi dalam rangka Pembacaan Puisi Para Nominator Lomba Cipta Puisi Anti Kekerasan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Award yang diselenggarakan oleh Yayasan KSI di Jakarta. Konon, ia lama di TIM, bertemu dengan banyak seniman dan katanya lagi, sempat bermain film.

“Ah, jangan-jangan ini hanya kecemburuan Anas saja terhadap para penyair karena merasa dunianya, dunia baca puisi terganggu,“ celetuk Ale’ tiba-tiba.

“Tampaknya kamu melupakan satu hal, Kawan Anas. Bahwa tanpa adanya penyair, apalah arti seorang deklamator? Bukankah puisi diciptakan oleh penyair?“ Guruh –seorang kawan yang lain- seakan mengingatkan.

“Bukanlah persoalan kupikir, apakah penyair suka membacakan puisi-puisinya atau tidak, meski cara dia membaca jelek. Mengapa? Ya, puisi lahir memang untuk dibaca. Dan yang kedua, bahwa hal tersebut adalah bagian dari otoritas penyair. Jadi saya pikir hal yang kau angkat sebagai persoalan, sungguh terkesan mengada-ada,“ tandas Guruh lagi.

“Jangan minta legitimasi eksistensi deklamator terhadap para penyair! Buat sajalah kegiatan sendiri, bikin forum sendiri dan jangan sakit hati! Baca puisi siapa saja di situ. Silakan diedel-edel, dibongkar –bongkar, dibaca penuh sambil jungkir-balik atau tidak,…Terserah! Mau diteaterkan, dideklamasikan, dimusikkan, ditarikan atau pun disenirupakan, buatlah itu urusanmu!“ Dedek pun ikut masuk ke dalam perbincangan ini, seperti melompat begitu saja.

“Kau bisa saja beralasan, bahwa dunia teks atau naskah sangatlah memiliki perbedaan dengan dunia panggung atau pertunjukan. Artinya, bila ada yang bertanya kepadamu dengan nada marah: Mengapa begitu?… Jawab saja, bahwa tugas seorang penyair atau penulis telah selesai, ketika naskah yang ditulisnya selesai. Dan dunia panggung adalah dimensi yang lain, kerja yang lain, atau dan…bisa saja adalah orang yang lain pula,“ sambung Dedek.

“Kawan-kawan! Lepas dari kecemburuan seorang Anas, yang jelas ada hal menarik di sini untuk direnungkan kembali bersama-sama. Lebih jauh lagi, aku menangkap barangkali memang sudah ada pergeseran makna tentang penyair secara istilah atau definisi. Kalau dulu atau kemarin peran penyair adalah sebagai seorang penulis,..maksudku pencipta dan sekaligus pula membacakannya. Sedangkan pemahaman dan pemaknaan tentang seorang penyair yang dibawa Anas, sebagai seorang deklamator, hanya cukup sebagai seorang penulis saja. Aku tidak tahu, apakah dunia kepenyairan mengalami perkembangan atau sebaliknya karena adanya hal ini. Yang jelas ini menarik untuk didiskusikan lebih lanjut,…” Enes yang sejak tadi jadi pendengar yang baik, akhirnya turut pula turun menengahi.

Saya diam saja. Saya pun adalah seorang pendengar yang baik. Meski disisi yang lain, saya sungguh ingin melontarkan pendapat yang berisi ketidaksepakatan saya terhadap Anas.

Diam-diam, saat itu ada banyak nama bergetar di benak saya. Mereka datang seperti ingin menjelaskan diri mengapa mereka menulis sajak dan bagaimana mereka memahami penderitaan. Saya mengenang Lorca yang menghadapi kematian dengan begitu tenang pada detik-detik terakhir, dimana ia sebentar kemudian akan ditembak oleh beberapa tentara di Spanyol -di negerinya-, karena dianggap berbahaya oleh penguasa pada jamannya.

Dan seandainya Anas tahu, bahwa jauh di ujung ingatan dari yang bernama masa lalu, terdapatlah seorang penyair bernama Alexandros Panagoulis.

…Yunani kemudian bebas. Tapi dalam sejarahnya lalu datang sejumlah perwira yang kemudian terkenal dengan sebutan “ para kolonel “. Mereka mengambil alih kekuasaan. Yunani jadi kediktatoran, kali ini oleh anak kandungnya sendiri. Dan di negeri tempat lahirnya demokrasi itu demokrasi pun dianggap asing, hendak dihapus, seperti juga mereka mencoba menghapus kata oxi di dataran Peloponnesus…..

…,ada pula seorang penyair Yunani yang disiksa “ para kolonel “ dan menulis puisi dengan darah…..

…Oriana Fallaci telah bertemu dengan Alexandros Panagoulis. Dialah penyair yang ditahan, disiksa, dan menulis sajak di penjara dengan tetesan darahnya. Dialah penyair yang digebuk, disetrum, digantung, dikerangkeng, dalam sel paling sempit, dan dalam usia muda keluar ke bumi dengan wajah seorang tua. “ Hari itu ia punya wajah seorang Yesus yang disalibkan sepuluh kali, “ tulis Fallaci seperti seorang ibu yang gementar.*)
3 November 1979

Seandainya Anas tahu. Seandainya Anas tahu, bahwa saat itu ia tak membutuhkan kertas dan pena. Ia bahkan, tak sekalipun membacakan puisinya dan tak memerlukan seorang deklamator. Ia hanya menuliskan sajak-sajaknya dengan darah di penjara itu di tengah sunyi, sebelum ia tak berkata kata lagi. Dan ia juga tak pernah mengajak seorang siapa pun untuk dibawanya berduka.

Pada malam-malam di saat saya menulis puisi, ia suka terdengar seperti suara seruling yang mengalir ke kamar saya dari suatu tempat. Entah dimana.

Bangkalan, 19 Pebruari 2003.


*) Dikutip dari bukunya Goenawan Mohammad; Catatan Pinggir 1, dengan judul Oxi,
halaman 52-53. Cetakan Keempat, Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti – Jakarta.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati