Minggu, 11 Januari 2009

TRAGEDI RAJA RAMSES II

Haris del Hakim
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/

Raja Ramses II adalah salah satu penguasa Mesir paling populer pada tahun 3000 SM. Karakternya diabadikan dalam teks kitab suci agama Islam dengan menggunakan gelar Fir'aun.

Ramses digambarkan sebagai penguasa yang tiran dan despotik. Pada masa kekuasaannya terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap bayi-bayi laki-laki yang baru lahir. Ramses sama sekali tidak menghiraukan isak tangis orang tua mereka. Semua itu berdasarkan ramalan para dukun istana bahwa salah satu dari bayi itu bakal menjadi musuh yang menyebabkan kematiannya. Ramses tidak mau memiliki musuh. Jangankan musuh, oposisi saja dia tidak dapat menerimanya. Dia ingin menjadi penguasa tunggal tanpa sekutu. Dan pembunuhan bayi-bayi itu adalah cara pintas mematikan benih yang akan berkembang menjadi oposisi.

Pada masa Ramses ini perbudakan yang tidak manusiawi semakin merajalela. Rakyat disuruh bekerja keras membangun istana-istana yang megah dan makam-makam raksasa berupa piramid tanpa upah sepeser pun. Mereka disuruh bekerja keras untuk mengabdi kepada raja dan Negara tanpa tahu apa yang diberikan oleh raja dan Negara kepada mereka.

Dia menciptakan hegemoni budaya dan spiritual yang melanggengkan kekuasaannya. Dia menciptakan stigma yang sistematis yang didukung para cendekiawan dan agamawan, dalam kitab suci agama Islam disebut sebagai tukang sulap. Mereka ini mengedepankan pembangunan-pembangunan yang berhasil dibangun oleh Ramses. Dan yang lebih penting, segala tindakan Ramses disebut sebagai kebaikan yang berdasarkan pada pengetahuan logis dan ajaran-ajaran leluhur negeri Mesir. Sehingga, rakyat merasa senang dalam kekuasaannya atau tidak menolak kekuasaannya. Menurut Amien Rais, Fir'aun menjadi seorang penguasa tiran tidak sekadar karena kemauannya sendiri, tetapi juga didukung oleh penerimaan rakyat Mesir ketika itu (Amien Rais; 1999).

Pada puncak kesombongannya, Ramses mengangkat dirinya sendiri sebagai asas tunggal kebenaran. Bahkan, dia tidak segan-segan mendaku sebagai Tuhan. Dia memiliki kekuasaan dan dapat melakukan apa pun terhadap rakyat dan pembantu-pembantunya.

Karena itu, dia marah besar ketika Musa menyerukan adanya Tuhan selain dia. Musa, yang bagi Ramses adalah anak durhaka dan buronan yang pengecut, anak kecil yang air kencingnya mengotori jubah kebesarannya, bukan keturunan darah biru yang tahu etika-etika keluhuran, hanya anak pungut yang tidak jelas orang tuanya.

Akan tetapi, anak kemarin sore itu berubah menjadi musuh besar yang sangat berbahaya bagi kelangsungan kekuasaannya. Ramses pun mengatur rencana mengalahkan Musa secara politis dan mempermalukannya di depan rakyatnya.

Cara paling mudah adalah beradu kemahiran mempesona rakyat. Musa tidak memiliki lidah yang fasih dan lentur untuk bersilat lidah, sehingga rakyat akan mencemoohnya ketika mendengar bicaranya yang terbata-bata. Sementara Ramses memiliki puluhan tukang sulap yang fasih dan tekun mempelajari ajaran-ajaran kuno. Selain itu, mereka juga memiliki ilmu sulap yang tiada bandingan: tali-tali disulap menjadi ular-ular yang menakutkan.

Pada hari yang ditentukan, Musa dan tukang sulap Ramses bertemu untuk beradu ketangkasan. Rakyat Mesir telah berkumpul menyaksikan pertarungan siapakh sebenarnya wakil kebenaran. Musa menyuruh para tukang sulap beraksi yang segera disambut dengan lemparan tali-temali ke lapangan. Seketika itu semua orang melihat tali-tali berubah menjadi ular dan merambat ke mana-mana hingga membuat banyak penonton yang menjerit. Musa mendapat wahyu untuk melempar tongkatnya yang segera mengenai temali dan orang-orang pun sadar bahwa yang dilemparkan hanya tali dan bukan ular.

Peristiwa itu membuka mata hati banyak orang dan juga para tukang sulap. Mereka seakan sadar bahwa dukungan pada Ramses selama ini hanya semu dan pengabdiannya berdasarkan rasa takut atas kekejamannya. Seketika itu mereka berbalik arah mendukung Musa dan memusuhi Ramses. Akibatnya, mereka dihukum potong salib; dipotong tangan kiri dan kaki kanan atau tangan kanan dan kaki kiri.

Ramses benar-benar marah. Dia bertekad bulat menghancurkan Musa dan pengikutnya. Musa yang tahu rencana itu segera mengumpulkan pengikutnya dan meninggalkan Mesir. Ramses tidak tinggal diam. Dia mengerahkan segenap prajurit istana untuk mengejarnya.
Hingga di tepi Laut Merah tentara Ramses hampir mendapati Musa dan pengikutnya. Tetapi, mukjizat menyelamatkan Musa. Laut terbelah dan mereka menyeberang dengan selamat ke tepian. Setelah semua berhasil menyeberang, lautan kembali seperti sedia kala. Padahal, Ramses beserta tentaranya sedang di sana. Tak ayal lagi, mereka tenggelam di antara gelombang.

Seorang penguasa yang kejam dan mengaku sebagai Tuhan itu ternyata tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Bahkan, dia tidak tahu di mana akan meninggal. Dia telah membangun makam megah namun justru mati di lautan. Piramid-piramid yang dibangun dengan segala kekayaan itu tidak berguna sama sekali.

Ketika itu di antara tukang sulap yang lolos dari hukuman Ramses atau rakyat yang pernah ditindasnya merasa iba dan kasihan pada mantan penguasanya yang sedang gelagapan di antara gelombang dan meregang nyawa. Mereka minta Musa memohon agar Tuhan menyegerakan kematiannya, karena mereka sudah memaafkannya.

Akan tetapi, Tuhan tidak mengampuni kesalahan yang dilakukan Ramses. Manusia dapat memaafkan kesalahannya tetapi Tuhan belum dapat mengampuni orang yang berbuat lalim kepada makhluk-Nya. Meskipun, Ramses telah mengakui Tuhan Musa. Tetapi, sudah terlambat. Puluhan tahun Musa menyeru dia bukan Tuhan yang dapat berbuat semaunya dan sewenang-wenang, tapi dia justru merintangi dan menghalangi kebenaran yang dibawa Musa.

Kesalahan tetap kesalahan. Pemberian maaf untuk kesalahan yang tidak dapat dimaafkan berarti pendidikan bagi generasi yang akan datang untuk melakukan apa saja kemauan mereka tanpa menghiraukan orang lain, karena di saat sakaratul maut mereka akan dimaafkan.***

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati