I Nyoman Suaka
http://www.balipost.co.id/
Istilah studi banding yang dikenal secara luas oleh masyarakat ternyata juga menjadi salah satu studi dalam kesuksesan. Dalam karya sastra, studi banding atau studi komparatif menjadi fenomena yang menarik dan khas yang diistilahkan dengan sastra bandingan.
JANGKAUAN sastra bandingan ini tidak saja dalam lingkungan sastra suatu daerah, tetapi juga hubungan sastra daerah dengan daerah lain, dengan sastra nasional bahkan dengan sastra negara lain. Produk-produk kesusastraan antarwilayah dan antarnegara itu sering dijumpai memiliki pertalian dan kemiripan cerita. Fenomena itu kian menarik sebab tumbuh dan berkembangnya karya sastra itu dipisahkan oleh letak geografis yang berjauhan serta latar bduaya masyarakat yang sangat berbeda.
Awal munculnya sastra bandingan sebagai suatu teori dan pendekatan ilmiah, agak meragukan dan kurang sukses dari segi akademik. Hal ini berbeda dengan pendekatan sosiologi sastra, strukturalisme, psikologi sastra, feminisme, hegemoni dan lain-lain yang sudah bisa diterima oleh masyarakat sastra. Walaupun harus diakui pendekatan-pendekatan tadi masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Istilah sastra bandingkan memiliki batasan makna yang bervariasi, namun mengacu pada studi perbandingan terhadap dua karya sastra atau lebih.
Buku klasik "Theory of Literature" oleh Renne Wellek dan Austin Warren yang sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia, menyebutkan berbagai versi mengenai sastra bandingan. Dalam praktIknya istilah sastra bandingan menyangkut studi hubungan antara dua kesusastraan atau lebih. Pengertian sederhana itu juga dapat diartikan sebagai studi dengan masalah-masalah lain di dalam sastra. Hakikat kaJian sastra bandingan adalah mencari perbedaan atau kelainan, di samping persamaan atau pertalian antara dua atau lebih teks sastra. Studi banding ini umumnya membahas mengenai relasi di antara dua buah karya sastra yang berbeda budaya, tetapi memiliki kesejajaran baik dari segi bentuk maupun isi.
Dalam kesusastraan Indonesia, kajian sastra bandingan belum begitu populer, dibandingkan negara lain. Dari segi teori, ilmu ini belum mendapat perhatian serius, padahal objek garapannya cukup banyak tersedia dan terbentang luas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki bahasa dan sastranya masing-masing. Tidak sedikit, sastra daerah di tanah air menampakkan kemiripan karena beberapa cerita memiliki motif yang sama. Banyak dijumpai cerita rakyat yang hampir sama tentang seorang pemuda beristrikan bidadari. Contohnya, cerita Raja Pala (Bali), Jaka TaruB (Jawa), Malem Diwa (Aceh), Fefo Kakar Ritu atau Tujuh Orang Putri Bersaudara (Nusa Tenggara Timur), Datu Unjum atau Telaga Bidadari (Kalimantan Selatan) dan Lahilote (Sulawesi Utara). Cerita tentang laki-laki yang bodoh-bodoh pintar juga banyak dijumpai di tanah air seperti Pan Balang Tamak (Bali), Pak Belalang (Sumatera) dan Si Kabayan (Jawa Barat).
Tidak saja dalam bentuk cerita rakyat, hasil kesusastraan yang lebih maju juga banyak memiliki unsur persamaan. Cerita-cerita panji yang berkembang di Jawa juga terdapat pertalian dengan di Bali. Demikian juga karya sastra bentuk babad mempunyai kemiripan antara babad di Bali, Jawa, Sasak dan Sunda. Artinya Jawa dan Bali memiliki hasil-hasil kesusastraan yang tidak jauh berbeda seperti cerita rakyat Bawang Merah dengan Bawang Putih, Si Kaya dengan Si Miskin, legenda tentang Bhatari Shri dan Tujuh Bidadari, serta yang lainnya. Kisah-kisah yang disebutkan itu hidup dan berkembang di Jawa dan Bali dengan versi yang sedikit berbeda. Intisari ceritanya menunjukkan pertalian yang erat. Kedekatan secara geografis serta latar orang Jawa yang beragama Hindu, maka sastra tradisional antara Jawa dan Bali mengandung banyak kesamaan.
Bukan Plagiator
Dalam perkembangan selanjutnya, studi banding dalam sastra bandingan semakin melebar dengan mengkaji dan menganalisis teks sastra. Prinsip kerja ini pernah dilakukan oleh HB Jassin ketika membela pengarang Hamka dan Chairil Anwar dari tuduhan sebagai palgiat. Pengarang Hamka dituduh sebagai plagiat ketika menulis novel "Tenggelamnya Kapal van der Wijck". Novel ini memiliki kemiripan dengan karya seorang pengarang Mesir, Musthafa Luthfi Al Manfaluthi. Hal yang sama juga dilakukan Jassin ketika Chairil Anwar dituduh menjiplak karya-karya penyair manca negara.
Setelah mengkaji dengan sastra bandingan, Jassin, kritikus sastra Indonesia itu menegaskan, Hamka bukan plagiat. Tetapi dia mengadaptasi karya pengarang Mesir tersebut. Mengenai Chairil Anwar, Jassin juga menilai, penyair angkatan 45 itu hanya menyadur dan menerjemahkan karya-karya sastra asing itu. Pembelaan yang berpihak kepada Hamka dan Chairil itu akhirnya terungkap bahwa tuduhan sebagai palgiator itu hanya mengada-ada. Justru tuduhan itu banyak bermuatan politis. Tuduhan itu datangnya dari sekelompok orang yang beraliran komunitas yang bernaung di bawah Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Lembaga yang ingin menghantam kaum nasionalis ini kemudian dibubarkan seiring dengan pelarangan partai komunis di Indonesia.
Analisis melalui sastra bandingan dapat mengantarkan kehidupan sastra dalam posisi yang lebih bergengsi. Citra dunia kesusastraan akan dapat terangkat dari posisinya yang terputuk. Sastra sudah lama berada di ruang terpencil dan jarang mendapat perhatian dibandingkan dIsiplin ilmu lain. Sastra bandingan merupakan mediator untuk membandingkan dua teks sastra atau lebih. Perbandingan itu tidak saja antarkarya sastra dalam suatu daerah, tetapi juga dengan daerah lain, sastra daerah dengan nasional, atau sekaligus antara, sastra lokal dengan sastra nasional dan dengan sastra dunia. Dengan jangkauan seperti itu sastra akan mendapat perhatian yang lebih luas lagi. Sebab melalui sastra bandingan, akan melibatkan pengarang yang berbeda, masyarakat yang berlainan identitas seperti perbedaan sosial budaya, agama, politik dan lain-lain. Terlebih lagi kajian sastra bandingkan itu ingin mengetahui proses penciptaan serta perkembangan sastra di suatu daerah dan negara.
Usaha-usaha ke arah itu tampaknya sudah dirintis melalui kerja sama kesusastraan negara-negara Asia Tenggara yang terhimpun dalam wadah Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera). Salah satu program kerja Mastera itu adalah menyusun antologi sastra bandingan dari masing-masing negara anggota (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Muangthai dan Filiphina). Malahan lembaga Mastera itu ingin membudayakan sastra bandingan. Artinya, studi sastra bandingan kesusastraan Asia Tenggara dapat diangkat menjadi mata kuliah wajib bagi perguruan tinggi yang membuka program studi kesusastraan di wilaah Asia Tenggara.
Dengan membuka diri terhadap kesusastraan milik orang lain, dari daerah dan dari negara yang berlainan pula, maka sastra bandingan merupakan jembatan budaya untuk mengetahui sistem pErilaku, agama, adat istiadat, politik dan unsur budaya lainnya. Jembatan budaya ini akan lebih dapat dipupuk karena dibalik perbedaan, ternyata unsur persamaan karya sastra sangat menojol, walaupun dalam wujud karya fiksi. Melalui sastra bandingan dengan cerita-cerita yang bermotif sama, maka rasa persaudaraan itu akan semakin tebal dan kokoh. Sebab cerita yang dimiliki dan dipelajari oleh masyarakat disuatu daerah sebagai warisan budaya mereka, ternyata juga dipahami dan dipelajari oleh masyarakat di daerah lain, bahkan di negara yang letak geografisnya berjauhan juga dipelajari. Dengan demikian, maka sesama warga negara dan warga dunia, akan terjadi rasa saling menghargai, saling memiliki dan saling mencintai melalui sastra.
Masyarakat Indonesia yang berbeda agama, budaya, bahasa dan suku bangsa sangat relevan untuk menggairahkan studi sastra bandingan. Identitas yang beragam ini dapat dipertemukan melalui hasil-hasil kesusastraan dengan melakukan studi banding antarteks sastra. Sementara ini kajian seperti itu sangat langka. Kalaupun ada lebih banyak dalam bentuk tulisan singkat berupa esai atau artikel yang muncul di media massa. Objek garapan sastra bandingan cukup tersedia baik dalam bentuk sastra tradisional maupun modern. Untum mempertebal dan memperkokoh rasa nasionalisme dan rasa kebangsaan Indonesia yang kian memudar itu, sastra dapat mengambil peran melalui sastra bandingan.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar