Rabu, 11 Februari 2009

Studi Banding dalam Sastra Bandingan

I Nyoman Suaka
http://www.balipost.co.id/

Istilah studi banding yang dikenal secara luas oleh masyarakat ternyata juga menjadi salah satu studi dalam kesuksesan. Dalam karya sastra, studi banding atau studi komparatif menjadi fenomena yang menarik dan khas yang diistilahkan dengan sastra bandingan.

JANGKAUAN sastra bandingan ini tidak saja dalam lingkungan sastra suatu daerah, tetapi juga hubungan sastra daerah dengan daerah lain, dengan sastra nasional bahkan dengan sastra negara lain. Produk-produk kesusastraan antarwilayah dan antarnegara itu sering dijumpai memiliki pertalian dan kemiripan cerita. Fenomena itu kian menarik sebab tumbuh dan berkembangnya karya sastra itu dipisahkan oleh letak geografis yang berjauhan serta latar bduaya masyarakat yang sangat berbeda.

Awal munculnya sastra bandingan sebagai suatu teori dan pendekatan ilmiah, agak meragukan dan kurang sukses dari segi akademik. Hal ini berbeda dengan pendekatan sosiologi sastra, strukturalisme, psikologi sastra, feminisme, hegemoni dan lain-lain yang sudah bisa diterima oleh masyarakat sastra. Walaupun harus diakui pendekatan-pendekatan tadi masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Istilah sastra bandingkan memiliki batasan makna yang bervariasi, namun mengacu pada studi perbandingan terhadap dua karya sastra atau lebih.

Buku klasik "Theory of Literature" oleh Renne Wellek dan Austin Warren yang sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia, menyebutkan berbagai versi mengenai sastra bandingan. Dalam praktIknya istilah sastra bandingan menyangkut studi hubungan antara dua kesusastraan atau lebih. Pengertian sederhana itu juga dapat diartikan sebagai studi dengan masalah-masalah lain di dalam sastra. Hakikat kaJian sastra bandingan adalah mencari perbedaan atau kelainan, di samping persamaan atau pertalian antara dua atau lebih teks sastra. Studi banding ini umumnya membahas mengenai relasi di antara dua buah karya sastra yang berbeda budaya, tetapi memiliki kesejajaran baik dari segi bentuk maupun isi.

Dalam kesusastraan Indonesia, kajian sastra bandingan belum begitu populer, dibandingkan negara lain. Dari segi teori, ilmu ini belum mendapat perhatian serius, padahal objek garapannya cukup banyak tersedia dan terbentang luas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki bahasa dan sastranya masing-masing. Tidak sedikit, sastra daerah di tanah air menampakkan kemiripan karena beberapa cerita memiliki motif yang sama. Banyak dijumpai cerita rakyat yang hampir sama tentang seorang pemuda beristrikan bidadari. Contohnya, cerita Raja Pala (Bali), Jaka TaruB (Jawa), Malem Diwa (Aceh), Fefo Kakar Ritu atau Tujuh Orang Putri Bersaudara (Nusa Tenggara Timur), Datu Unjum atau Telaga Bidadari (Kalimantan Selatan) dan Lahilote (Sulawesi Utara). Cerita tentang laki-laki yang bodoh-bodoh pintar juga banyak dijumpai di tanah air seperti Pan Balang Tamak (Bali), Pak Belalang (Sumatera) dan Si Kabayan (Jawa Barat).

Tidak saja dalam bentuk cerita rakyat, hasil kesusastraan yang lebih maju juga banyak memiliki unsur persamaan. Cerita-cerita panji yang berkembang di Jawa juga terdapat pertalian dengan di Bali. Demikian juga karya sastra bentuk babad mempunyai kemiripan antara babad di Bali, Jawa, Sasak dan Sunda. Artinya Jawa dan Bali memiliki hasil-hasil kesusastraan yang tidak jauh berbeda seperti cerita rakyat Bawang Merah dengan Bawang Putih, Si Kaya dengan Si Miskin, legenda tentang Bhatari Shri dan Tujuh Bidadari, serta yang lainnya. Kisah-kisah yang disebutkan itu hidup dan berkembang di Jawa dan Bali dengan versi yang sedikit berbeda. Intisari ceritanya menunjukkan pertalian yang erat. Kedekatan secara geografis serta latar orang Jawa yang beragama Hindu, maka sastra tradisional antara Jawa dan Bali mengandung banyak kesamaan.

Bukan Plagiator

Dalam perkembangan selanjutnya, studi banding dalam sastra bandingan semakin melebar dengan mengkaji dan menganalisis teks sastra. Prinsip kerja ini pernah dilakukan oleh HB Jassin ketika membela pengarang Hamka dan Chairil Anwar dari tuduhan sebagai palgiat. Pengarang Hamka dituduh sebagai plagiat ketika menulis novel "Tenggelamnya Kapal van der Wijck". Novel ini memiliki kemiripan dengan karya seorang pengarang Mesir, Musthafa Luthfi Al Manfaluthi. Hal yang sama juga dilakukan Jassin ketika Chairil Anwar dituduh menjiplak karya-karya penyair manca negara.

Setelah mengkaji dengan sastra bandingan, Jassin, kritikus sastra Indonesia itu menegaskan, Hamka bukan plagiat. Tetapi dia mengadaptasi karya pengarang Mesir tersebut. Mengenai Chairil Anwar, Jassin juga menilai, penyair angkatan 45 itu hanya menyadur dan menerjemahkan karya-karya sastra asing itu. Pembelaan yang berpihak kepada Hamka dan Chairil itu akhirnya terungkap bahwa tuduhan sebagai palgiator itu hanya mengada-ada. Justru tuduhan itu banyak bermuatan politis. Tuduhan itu datangnya dari sekelompok orang yang beraliran komunitas yang bernaung di bawah Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Lembaga yang ingin menghantam kaum nasionalis ini kemudian dibubarkan seiring dengan pelarangan partai komunis di Indonesia.

Analisis melalui sastra bandingan dapat mengantarkan kehidupan sastra dalam posisi yang lebih bergengsi. Citra dunia kesusastraan akan dapat terangkat dari posisinya yang terputuk. Sastra sudah lama berada di ruang terpencil dan jarang mendapat perhatian dibandingkan dIsiplin ilmu lain. Sastra bandingan merupakan mediator untuk membandingkan dua teks sastra atau lebih. Perbandingan itu tidak saja antarkarya sastra dalam suatu daerah, tetapi juga dengan daerah lain, sastra daerah dengan nasional, atau sekaligus antara, sastra lokal dengan sastra nasional dan dengan sastra dunia. Dengan jangkauan seperti itu sastra akan mendapat perhatian yang lebih luas lagi. Sebab melalui sastra bandingan, akan melibatkan pengarang yang berbeda, masyarakat yang berlainan identitas seperti perbedaan sosial budaya, agama, politik dan lain-lain. Terlebih lagi kajian sastra bandingkan itu ingin mengetahui proses penciptaan serta perkembangan sastra di suatu daerah dan negara.

Usaha-usaha ke arah itu tampaknya sudah dirintis melalui kerja sama kesusastraan negara-negara Asia Tenggara yang terhimpun dalam wadah Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera). Salah satu program kerja Mastera itu adalah menyusun antologi sastra bandingan dari masing-masing negara anggota (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Muangthai dan Filiphina). Malahan lembaga Mastera itu ingin membudayakan sastra bandingan. Artinya, studi sastra bandingan kesusastraan Asia Tenggara dapat diangkat menjadi mata kuliah wajib bagi perguruan tinggi yang membuka program studi kesusastraan di wilaah Asia Tenggara.

Dengan membuka diri terhadap kesusastraan milik orang lain, dari daerah dan dari negara yang berlainan pula, maka sastra bandingan merupakan jembatan budaya untuk mengetahui sistem pErilaku, agama, adat istiadat, politik dan unsur budaya lainnya. Jembatan budaya ini akan lebih dapat dipupuk karena dibalik perbedaan, ternyata unsur persamaan karya sastra sangat menojol, walaupun dalam wujud karya fiksi. Melalui sastra bandingan dengan cerita-cerita yang bermotif sama, maka rasa persaudaraan itu akan semakin tebal dan kokoh. Sebab cerita yang dimiliki dan dipelajari oleh masyarakat disuatu daerah sebagai warisan budaya mereka, ternyata juga dipahami dan dipelajari oleh masyarakat di daerah lain, bahkan di negara yang letak geografisnya berjauhan juga dipelajari. Dengan demikian, maka sesama warga negara dan warga dunia, akan terjadi rasa saling menghargai, saling memiliki dan saling mencintai melalui sastra.

Masyarakat Indonesia yang berbeda agama, budaya, bahasa dan suku bangsa sangat relevan untuk menggairahkan studi sastra bandingan. Identitas yang beragam ini dapat dipertemukan melalui hasil-hasil kesusastraan dengan melakukan studi banding antarteks sastra. Sementara ini kajian seperti itu sangat langka. Kalaupun ada lebih banyak dalam bentuk tulisan singkat berupa esai atau artikel yang muncul di media massa. Objek garapan sastra bandingan cukup tersedia baik dalam bentuk sastra tradisional maupun modern. Untum mempertebal dan memperkokoh rasa nasionalisme dan rasa kebangsaan Indonesia yang kian memudar itu, sastra dapat mengambil peran melalui sastra bandingan.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati