Minggu, 05 April 2009

Belajar Hidup kepada Sang Begawan

‘Immemorial’ Kuntowijoyo (18-9-1943–22-2-2005)
Bernando J. Sujibto*
http://www.lampungpost.com/

SUDAH 2 tahun lebih khazanah sastra Indonesia ditinggal salah satu putra terbaiknya, yaitu almarhum Bapak Prof. Dr. Kuntowijoyo (18 September 1943–22 Februari 2005), yang telah menyumbangkan paradigma kritis tentang sastra profetik (prophetic literature), sebuah konsep sastra transendental di tengah kegersangan spiritualitas masyarakat dewasa ini. Konsep sastra profetik sejatinya akan menjadi salah satu embrio dalam sastra Indonesia dengan jalannya sendiri.

Konsep sastra profetik berpijak kepada sebuah konsep berkarya yang berlandaskan pada elan kenabian. Kunto mengutip konsep tersebut dari Alquran, yaitu surat Al Imran Ayat 110: “Kamu ialah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi umat manusia, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah”. Sastra profetik mengedepankan humanisasi (amar makruf), liberasi (nahi mungkar) dan transendensi (tu’minuna billah) (Kuntowijowo, 1997). Hingga sekarang konsep yang digulirkan Pak Kunto, sapaan akrab Kuntowijoyo, masih ramai dibicarakan.

Kuntowijoyo lahir di Sanden, Bantul, Yogyakarta, tanggal 18 September 1943. Pendidikan formal keagamaan dijalani di madrasah ibtidaiah di Ngawonggo, Klaten, tempat menempuh SRN tahun 1950–1956. Tamat SMP 1 Klaten dan SMA 2 Solo, sebelum lulus sarjana sejarah UGM tahun 1969. Gelar MA American History diperoleh dari The University of Connecticut AS tahun 1974, dan Ph.D. ilmu sejarah dari Columbia University AS tahun 1980.

Kunto meraih master di University of Connecticut, AS (1974) dan gelar doktor ilmu sejarah dari Universitas Columbia, AS (1980), dengan disertasi “Social Change in an Agrarian Society: Madura 1850-1940″.

Anak kedua dari sembilan bersaudara ini dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah yang seniman. Ayahnya yang Muhammadiyah juga suka mendalang. Dia diasuh dalam kedalaman lingkungan relijius dan seni. Dua lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhannya semasa kecil dan remaja.

Kesenangannya terhadap dunia sastra dan teater berlanjut hingga semasa kuliah. Dia bahkan pernah menjabat sekretaris Lembaga Kebudayaan Islam (Leksi) dan ketua Studi Grup Mantika, hingga tahun 1971. Pada kesempatan ini, dia berkesempatan bergaul dengan beberapa seniman dan budayawan muda, seperti Arifin C. Noer, Syu’bah Asa, Ikranegara, Chaerul Umam, dan Salim Said.

Bakat menulisnya juga tumbuh sejak masih duduk di bangku madrasah ibtidaiah itu. Dia pun mengasah kemampuan menulis dengan terus menulis. Baginya, cara belajar menulis ialah banyak membaca dan menulis. Kunto kemudian melahirkan sebuah novel berjudul Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari dimuat di Harian Jihad sebagai cerita bersambung.

Ketabahan Sang Begawan

Setelah divonis menderita penyakit radang selaput otak kecil atau meningo encephalitis yang dapat mengakibatkan kelumpuhan total yang mengancam sejak tahun 1992, sang Begawan, meminjam sebutan Abdul Munir Mulkhan, dituntut tabah menjalani terapi gangguan saraf motorik otak tersebut. Pada tanggal 22 Februari 2005, pada usia yang ke-61, segenap kalangan masyarakat, khususnya dunia kesusastraan Indonesia, berduka atas berpulangnya putra terbaik bangsa itu akibat komplikasi penyakit sesak napas, diare, dan ginjal setelah menderita.

Ketabahan yang luar biasa ditunjukkan Pak Kunto sewaktu mengalami gangguan saraf motorik! Penyakit itu tak menghentikan karya-karya sastra, budaya, dan ilmiah sang Begawan. Justru setelah divonis penyakit berat tersebut, Pak Kunto makin gigih berjihad dan menunjukkan kreativitasnya yang semakin gemilang. Bayang-bayang umur pun menjadi penyulut yang membakar fighting spirit dalam memanfaatkan keilmuannya yang selama bertahun-tahun ditekuninya. Hasilnya pun sungguh luar biasa!

Dalam sakit panjangnya itu, Sang Begawan lebih produktif dibanding dengan teman-temannya yang sehat. Otaknya tetap bekerja normal, opininya terus mengalir menghiasi berbagai media. Novel dan cerpen Sang Begawan bahkan terus menghiasi Harian Kompas. Tahun 2001 lahir novel Mantra Pejinak Ular yang dimuat Kompas sebagai cerita bersambung.

Di samping itu, Sang Begawan juga sempat menuliskan esai panjang “Maklumat Sastra Profetik”, sebagai “maklumat akhir” dari seorang yang telah menggulirkan istilah tersebut dalam konstilasi khazanah sastra kita yang sempat menggaung sejak tahun 1997, yang dimuat beberapa bulan setelah meninggalnya Pak Kunto di Majalah Sastra Horison lengkap dengan pengantarnya yang menyatakan dirinya bertanggung jawab atas istilah sastra profetik (prophetic literature), dan esai tersebut merupakan maklumat terakhirnya yang tidak akan memancing polemik lagi dengan dirinya.

Di tengah dera penyakit itu, Pak Kunto banyak menerima penghargaan sastra dan budaya. Beberapa cerpennya meraih hadiah Kompas sebagai cerpen terbaik Kompas secara berterut-turut sejak tahun 1995/1996/1997, sehingga ada satir dari beberapa temannya, seperti diakui Pak Kunto sendiri dalam beberapa kesempatan diskusi sastra agar “berhenti dahulu” menulis cerpen di Kompas.

Hadiah dari Dewan Kesenian Jakarta diraih untuk naskah drama “Topeng Kayu” (tahun 1973). Penghargaan ASEAN Award on Culture diterima tahun 1997, selain penghargaan SEA Write Award dari Pemerintah Thailand tahun 1999. Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya adalah penghargaan sastra dari Pusat Bahasa atas kumpulan cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga (1994), ASEAN (1997), Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia (1999), dan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) atas novel Mantra Pejinak Ular (2001).

Novel Pasar meraih hadiah Panitia Hari Buku tahun 1972. Naskah dramanya berjudul “Rumput-Rumput Danau Bento” (1968) dan “Topeng Kayu” (1973) mendapatkan penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta. Penghargaan Kebudayaan diterima dari ICMI (1995), Satyalancana Kebudayaan RI (1997), ASEAN Award on Culture and Information (1997), Mizan Award (1998), Kalyanakretya Utama untuk Teknologi Sastra dari Menristek (1999), dan FEA Right Award Thailand (1999).

Dewasa ini, semua jejak dan peninggalan Pak Kunto yang tak terhingga itu harus kita jaga sebagai sebuah tafsir yang kritis terhadap dinamika peradaban. Sastra profetik yang telah ditinggalkannya hingga kini akan tetap mewarnai dan menjadi elan dalam khazanah sastra kita.

*) Penyair dan esais, bergiat di Komunitas KUTUB dan Eska Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati