Senin, 27 September 2010

Pemartabatan Sastra dan Ironi Hadiah Mastera

Wowok Hesti Prabowo
http://www.infoanda.com/Republika

Dalam seminar Mabbim (Majelis Bahasa Brunei Indonesia dan Malaysia) dan Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) di Jakarta, 7-8 April 2008, diberikan penghargaan kepada dua ‘penulis muda’ Indonesia. Yang pertama, Penghargaan Pusat Bahasa diberikan kepada Habiburrahman El-Shirazy, dan yang kedua Penghargaan Mastera diberikan kepada Ayu Utami.

Penghargaan yang diberikan kepada Ayu Utami sempat mengundang tanda tanya banyak pihak, termasuk para peserta seminar. Mereka terkejut, di tengah semangat untuk menegakkan moralitas bangsa-bangsa serumpun Melayu melalui sastra, justru Mastera memberikan penghargaan kepada seorang penulis perempuan yang mendukung GSM (gerakan seks merdeka pinjam istilah Taufiq Ismail), menolak lembaga perkawinan, dan menganggap penegakan moral sebagai penindasan.

Pada banyak tulisan dan kiprahnya, Ayu Utami berpihak pada pornografi dan kebebasan seks, sementara para anggota Mabbim dan Mastera sedang memerangi pornografi dan kebebasan seks. Ayu Utami, selain menulis novel Saman yang kontroversial, misalnya, juga pernah menjadi redaktur pelaksana majalah X-Magazine — majalah softporn yang lebih porno dibanding Playboy Indonesia.

Di majalah itulah Ayu menulis kolom-kolom yang sangat vulgar sambil mempromosikan kebebasn seks. Dalam salah satu esei yang menceritakan pengalamannya berselingkuh dengan banyak lelaki, dia bahkan terkesan melecehkan kaum santri dengan mangatakan salah satu pasangan selingkuhnya yang santri selalu shalat dulu sebelum naik ranjang untuk bersetubuh dengannya.

Karena itu, wajar kalau banyak pihak merasa heran Penghargaan Mastera dapat jatuh ke Ayu Utami, sebab itu berarti Mastera mengingkari perjuangannya sendiri untuk melawan pornografi dan kebebasan seks melalui kegiatan sastra. Dipilihnya Ayu Utami menjadikan upaya Mabbim dan Mastera untuk menegakkan moral bangsa menjadi semacam ‘dagelan’ semata.

Bagi alumni

Hadiah Mastera adalah salah satu penghargaan yang diberikan Mastera kepada penulis muda dari tiga negara pendiri Mastera, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Selain hadiah Mastera yang diberikan oleh Indonesia, ada pula Anugerah Mastera (diberikan kepada Tokoh Sastra dari tiga negara, oleh Brunei Darussalam) dan Penghargaan Mastera (untuk karya-karya fiksi dan non fiksi terbaik, diberikan oleh Malaysia).

Hadiah Mastera mulai diberikan tiga tahun lalu, setiap Indonesia menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan sidang dan seminar Mastera. Berdasarkan keputusan dari tiga negara pendiri Mastera, hadiah tersebut ditujukan bagi alumni peserta program penulisan Mastera. Program ini sudah melahirkan banyak penulis/sastrawan yang bermutu, dan untuk mengapresiasinya, Mastera memberi seacam hadiah khusus bagi alumnus yang dinilai sangat pesat perkembangan kepenulisannya dari segi kualitas maupun produktivitas.

Program penulisan Mastera, dimulai tahun 1997, dengan program penulisan puisi, kemudian setiap tahun berturut-turut program penulisan cerpen, novel, esai dan drama. Para pesertanya dipilih berdasarkan rekomendasi sastrawan senior, pantauan terhadap karya mereka di media, dan pengajuan diri. Program tersebut diperuntukkan bagi sastrawan di bawah 35 tahun (untuk Indonesia Timur di bawah 40 tahun), sudah menerbitkan minimal satu buku dan atau lima karyanya pernah dimuat di media nasioanal.

Saat ini ada sekitar 70 orang alumni program penulisan Mastera. Di antara mereka adalah Oka Rusmini, Jamal D Rahman, Agus Noor, Joni Ariadinata, Hudan Hidayat, Arief B Prasetyo, Asma Nadia, Ode Barta Ananda, Nenden Lilis A, Wowok Hesti Prabowo, Iyut Fitra, Ahmad Syubbanudin Alwi, Cecep Syamsul Hari, dan Dindon WS.

Para penerima penghargaan dipilih oleh juri independen, 3 dari luar anggota Mastera, dan 2 orang pakar Mastera negara masing-masing. Jadi pemenangnya bukanlah pilihan Mastera di tingkat internasional, melainkan pilihan Mastera di negara masing-masing. Brunei Darussalam dan Malaysia atau Singapura sebagai negara pemerhati Mastera, tidak memilih peraih penghargaan dari Indonesia. Begitu pula sebaliknya. Tiap negara memilih pemenang dari negara mereka sendiri.

Ketika 7 April lalu Ayu Utami menerima Hadiah Mastera untuk penulis muda, mewakili Indonesia, banyak yang terkejut. Bukan hanya Indonesia, Malaysia dan Brunei malah nyaris tak percaya. Hadiah Mastera buat Ayu Utami memunculkan banyak pertanyaan. Pertanyaan yang juga mungkin harus bisa dijawab dan dipertanggunngjawabkan oleh para juri.

Pertama, Ayu bukan alumnus program Mastera. Jelas ada kesalahan prosedur di sini, karena penghargaan ini diberikan hanya bagi alumni peserta program Mastera. Nurfiks Brunei dan Siti Jasmina, pengarang muda penerima penghargaan dari Brunei dan Malaysia, adalah peserta program Mastera dari negara masing-masing.

Kedua, selama lima tahun terakhir, Ayu tidak melahirkan karya yang mencuri perhatian para kritikus sastra maupun publik sastra. Karya sastranya yang terakhir, Larung (Gramedia), terbit tahun 2001. Buku berikutnya, Si Parasit Lajang; Seks, Sketsa dan Cerita (Gagas Media), yang terbit tahun 2003, adalah sekumpulan tulisan unek-unek belaka, yang mengajak orang untuk tidak menikah.

Naskah drama yang disebut-sebut sebagai karyanya, Sidang Susila, yang baru-baru ini dipentaskan, adalah karya bersama Agus Noor. Lalu bagaimana mungkin, pengarang dengan karya sastra yang nyaris mandul selama lima tahun terakhir diberikan penghargaan level internasional seperti Mastera, yang salah satu kriterianya melihat karya dalam tiga tahun terakhir?

Pelecehan

Terpilihnya Ayu juga merupakan pelecehan terhdap sekitar 70 alumnus peserta program Mastera lainnya, karena mereka tidak ada yang dianggap layak untuk menerima hadiah tersebut. Padahal Oka Rusmini, Agus Noor, Helvy Tiana Rosa, Joni Ariadinata, dan Jamal D Rahman, sekadar menyebut beberapa nama, sungguh sangat layak menerima penghargaan tersebut. Mereka bukan hanya bagus dari segi karya dan produktif, tetapi juga intens terlibat dalam berbagai kegiatan bimbingan bagi munculnya penulis-penulis baru di nusantara.

Dengan tidak terpilihnya alumni program Mastera untuk mendapatkan hadiah Mastera yang ditujukan bagi mereka, berarti program penulisan Mastera yang sudah berlangsung selama lebih dari 10 tahun, telah gagal, karena alumninya dianggap tidak cukup berkualitas, sehingga penulis di luar program tersebut yang mendapatkannya.

Kalaupun memang penghargaan tersebut harus jatuh ke tangan penulis luar program, rasanya tak ada yang paling pantas mendapatkannya selain salah satu dari dua pengarang yang menghasilkan karya fenomenal luar biasa, yaitu Habiburrahman el Shirazi (Ayat-Ayat Cinta) dan Andrea Hirata (Laskar Pelangi). Namun juri ‘independen’ yang diketuai Sapardi Djoko Damono kabarnya tetap ngotot untuk memenangkan Ayu Utami.

Itu pula hal yang mungkin membuat Pusat Bahasa sebagai panitia Mastera Indonesia tak bisa berbuat apapun dan akhirnya memberikan penghargaan ‘mendadak’ bagi Habiburrahman el Shirazy (Hadiah Khusus Pusat Bahasa), untuk mengalihkann perhatian kita dari persoalan hadiah Mastera tahun ini.

Kemenangan Ayu Utami merupakan keanehan dan preseden buruk bagi sastra Indonesia hari ini. Publik sastra dan masyarakat kita lagi-lagi ‘dibodohi’ oleh konspirasi yang tak sehat para ‘mafia’ sastra. Karena itu, ketua Mastera perlu untuk meninjau kembali, bahkan membatalkan hadiah Mastera yang diterima Ayu Utami itu.

*) Alumnus Progam Penulisan Mastera

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati