Senin, 27 September 2010

Sastra, Kebangsaan, Konferensi

Ahda Imran
http://pr.qiandra.net.id/

HUBUNGAN antara sastra dan proses terbentuknya kesadaran suatu bangsa adalah hubungan yang niscaya. Sejarah kesusastraan, di mana pun, senantiasa memiliki korelasi dengan proses berlangsungnya karakteristik suatu bangsa, bagaimana kesadaaran itu tumbuh dan berproses dalam berbagai perdebatan, bahkan pertentangan. Dengan kata lain, berbagai perdebatan dalam kesusastraan dan kebudayaan umumnya senantiasa berbanding lurus dengan perdebatan soal pembangunan kesadaran karakter bangsa dan kebangsaan. Terlebih lagi, nasionalisme senantiasa menghendaki bentuk-bentuk pengertian yang bergerak demi menjawab waktu dan ruangnya yang menjadi konteksnya.

Namun demikian, dalam berbagai perkembangan, politik pembangunan negara yang dikembangkan lembaga pemerintahan, sangatlah langka melibatkan kesusastraan dalam berbagai penyusunan kebijakannya. Alih-alih kesusastraan (dan kebudayaan umumnya) dipercaya sebagai ruang kesadaran demi memaknai nasionalisme, pada masa Orde Baru karya sastra juga dilihat dengan penuh kecurigaan.

Akan tetapi, sejak 1998, dinamika perkembangan karya sastra berkembang leluasa dalam merepresentasikan berbagai kesadaran ihwal negara, kekuasaan, dan nasionalisme. Karya sastra tumbuh secara sporadis dalam euforia yang menukik pada tema-tema sosial politik yang mendapatkan ruang pelepasannya. Di lain sisi, berbagai isu global pun leluasa masuk karena perkembangan teknologi informasi yang tak dapat dicegah. Seluruh perubahan ini mengusung berbagai kesadaran dalam memeriksa ulang apa yang selama ini dipercayai. Termasuk ihwal identitas hingga apa itu nasionalisme hari ini.

Seluruh gelombang perubahan ini niscaya mengubah karakteristik kesadaran kebangsaan yang berbeda dari sebelumnya. Tentu saja ini tidaklah mengejutkan, sebab, sekali lagi, nasionalisme selalu menghendaki adanya perubahan paradigma dari waktu ke waktu.

Akan tetapi di lain hal, perkembangan karya sastra dalam ruang yang sporadis selama lebih dari sepuluh tahun ini meninggalkan jejak yang kerap mencemaskan. Gairah kemunculan para sastrawan muda yang mengusung berbagai kecenderungan tematiknya, ternyata tidak diimbangi oleh institusi yang semestinya melakukan pembacaan ke arah mana perkembangan itu bergerak. Institusi dimaksud adalah dunia kritik.
**

BERANGKAT dari asumsi itulah Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (Hiski) Komisariat Bandung merasa perlu menyelenggarakan konferensi internasional. Konferensi yang mengundang sejumlah guru besar kesusatraan, rektor, dan akademisi kebudayaan dari sejumlah perguruan tinggi sebagai pembicara ini, hadir dengan tema “Membaca Ulang Fungsi Sosial Sastra Dalam Menumbuhkan Nilai dan Sikap Kebangsaan”. Konferensi ini akan berlangsung di Isola Resort Hotel, Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 5-7 Agustus 2009.

Sejumlah sastrawan, kritikus, dan akademisi, akan tampil sebagai pembicara dalam konferensi ini. Di antaranya, Prof. Dr. Melanie Budianta, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, Prof. Dr. Riris Sarumpaet, Prof. Dr. Ganjar Kurnia, Prof. Dr. Chaedar Alwasilah, Prof. Dr. Irwan Abdullah, Dr. Haryatmoko, dan penyair Acep Zamzam Noor.

Konferensi ini secara tematik membagi dirinya menjadi empat subtema, yang masing-masing diandaikan memiliki benang merahnya untuk menyaran pada tema besar yang diapungkan. Karena secara tematik konferensi ini menekan pada soal fungsi sastra, subtema pengajaran sastra memang menjadi keperluan untuk dipermasalahkan. Terlebih dalam konteks sastra dan pertumbuhan nilai kebangsaan. Subtema ini akan mengurai sejumlah persoalan dalam pengajaran sastra yang mungkin telah berulang-ulang didiskusikan, diseminarkan, disemilokakan, diworkshop-kan, hingga dikonferensikan.

Sementara subtema berikutnya mencoba memasuki fenomena aktual dalam hubungan sastra dan pasar, dalam hal ini apa yang disebut dengan karya sastra populer. Subtema ini akan mengurai bagaimana sastra populer berhubungan dengan gagasan kesadaran tentang nasionalisme. Subtema ini pun akan bersinggungan dengan produksi sastra dalam konteks media.

Jika karya sastra diasumsikan menjadi representasi dari kesadaran ihwal Indonesia, bagaimanakah hal itu mengemuka dalam konteks memandang masyarakat perbatasan atau pesisir? Pertanyaan ini penting dan menarik untuk diurai mengingat betapa karya sastra Indonesia hari ini relatif belum cukup merepresentasikan multikulturalisme yang ada, terutama dalam konteks geokulturalnya. Subtema ini tampaknya akan menguji sejauh mana perkembangan sastra komtemporer hari ini menghadirkan keberbagaian Indonesia.

Sementara bagaimana konferensi ini memeriksa kembali hubungan antara sejarah sastra dan sejarah kebangsaan akan menjadi subtema yang menantang. Di sini bagaimana sebenarnya para sastrawan bekerja dan memaknai perannya dalam keperluan membangun gagasan kesadaran nasionalisme. Tentunya sastrawan hari ini amatlah berbeda dengan mereka yang hidup dan berkarya di awal-awal tumbuhnya kesadaran sebuah Indonesia. Hanya soalnya bagaimanakah perbedaan itu dihadirkan, baik dalam bentuk pengucapan atau kesadarannya?

Menurut kritikus Acep Iwan Saidi selaku panitia pengarah, konferensi ini juga mengandaikan pembacaan terhadap bagaimana sesungguhnya karya-karya sastra kontemporer melihat kesadaran kebangsaan, yang tentu saja berbeda dengan generasi para sastrawan sebelumnya yang hidup di tengah konteks sejarah yang berbeda.

“Dalam karya sastra, sikap nasionalisme selalu tampil dalam bentuk yang lain. Ketika karya berbicara tentang realitas sekeliling, dia sebenarnya sudah menanamkan kesadaran tentang kebangsaan, begitu juga ketika karya mengungkap potensi lokal. Sastra kita menarik jika dikaitkan dan berbicara modernis dan posmodernis. Modernisme antilokal, tetapi dalam perjalanannya, sastra kita sangat lokal. Pada titik itu saya melihat kesadaran kebangsaan kita sangat tinggi,” ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Prof. Dr. Riris Sarumpaet, betapa dalam karya sastra hari ini kesadaran nasionalisme itu tidaklah diungkapkan secara langung. Sesuatu yang berlainan dengan masa-masa generasi Moh.Yamin, Rustam Effendi, hingga Chairil Anwar.***

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati