Dari Era Soekarno ke Soeharto (1)
Gerson Poyk
http://www.suarakarya-online.com/
Di tahun 1963 aku terdampar di sebuah rumah petak berjendela lebar kawat kandang ayam di Jakarta. Rumah ini terkenal sebagai sebuah sanggar beberapa pelukis, Sanggar Bambu namanya. Ketuanya Sunarto Pr. Di sanggar itu tinggal pelukis Mulyadi, Danarto dan lain-lain. Di ujung bangunan berpetak-petak itu ada petak yang ditinggali seorang ibu yang baik hati yang membuka sebuah warung yang laris. Ibu itu sangat baik hati. Dengan menyediakan sebuah buku tulis langsing sepanjang dua kali buku tulis biasa dia menyuruh para pelukis dan tamu mereka menulis apa yang dimakan. Beberapa kali menulis di buku itu (berarti berutang beberapa piring) aku memandang mata sang ibu. Celakanya, ibu yang baik hati itu hanya memiliki satu mata sehingga walaupun ia tidak menagih utang, aku merasa ada sinar laser yang datang dari matanya menembus dadaku dan dalam imajinasiku aku terlontar keluar lalu berkata dalam hati, sebaiknya lekas cari kerja untuk membayar utang. Begitulah, dengan menjuual tas kecilku ke tukang loak aku memperoleh seidikit uang untuk ongkos ke harian Sinar Harapan yang terletak di Pintu besar Selatan.
Singkat cerita, gajiku sebagai guru SMP Negeri di Bima, walaupun kecil sudah bisa dianggap berkecukupan kalau datangnya teratur dari Ternate, apalagi kami sekeluarga mendapat rumah dinas dari pemerintah kabupaten. Aku lari dari Ternate ketikat imbul kerusuhan di kota itu sebelum peristiwa Permesta. Gajiku masih harus dikirim dari Ternate tetapi sampai tiga tahun aku menunggu dan menunggu dan untunglah aku bisa mengajar sore dan sekali-=sekali datang honor karangan dari Majalan mimbar Indonesia di Jakarta, majalah Budaya dan Minggu Pagi di Yogyakarta. Dalam keterlambatan gaji dari Ternate, kadang-kadang para petani Bima memberi ubi dan beras. Tiba-tiba anak balitaku menderita kekurangan gizi sehingga kurus kering bagaikan bayi Afrika yang diserang kelaparan. Ketika itu aku berkata, tiga hari lagi bayi afrikaku akan berpulang. Tiba-tiba aku bertemu dengan seorang Pak Usmani, mantri tiga jaman mengatakan bahwa obat dokter perlu diganti dengan minyak ikan. Anakku kekurangan vitamin A dan D. Setelah tiga hari minum balitaku sembuh, tidak mencret-mencret ingus lagi. Sekarang bayi afrikaku yang pernah tinggal tulang mata tenggelam itu menjadi dosen matematika dan ilmu komputer di Universitas Indonesia, sedangkan beberapamuridku di SMP Negeri dan SGA Negeri Bima tempat aku mengajar menjadi pejabat di DKI bahkan ada yang menjadi gubernur. Maaf ini bukan menonjolkan kemiskinan diritetapi mohon pembaca yang budiman merenungkan nasib gerjuta guru di negeri ini yang nasibnya mungkin lebih sengsara dariku.
Gaji sebagai wartawan 30 kali gaji pegawai negeri. Ditambah lagi dengan obat gratis untuk anak isteri dan sepeda motor, maka aku tak perlu kuatir akan kelaparan dan penyakit. Aku tidak lagi jalan kaki-jalan kaki dengan sepatu usang yang ditambal dijahit dan dipaku sehingga pakunya selalu menusuk telapakku ketika pulang balik sekolah.
Aku mendapat pos Hankam. Setiap hari aku meluncur ke Markas Besar Kepolisian diKebayoran, mampi ke Polda, meluncur ke markas Hankam di Merdeka Barat dan ruang Penerangan Angkatan Darat, kemudian keKodam, singgah di Pusat Penerangan Angkatan Laut dan Pusat Penerangan Angkatan Udara diTanah Abang.
Minggu pertama aku harus mengikat perut. Di pagi hari hanya mendapat kopi di meja kantor dengan kopi segelas aku bertahan hidup sampai makan siang di kantor. Tidak ada makan malam karena belum terima gaji. Malamnya aku sering nongkrong di paviliunnya Wiratmo Sukito bersama Gunawan Muhamad dan beruntunglah kalau mereka traktir aku minum kopi atau air jeruk dan ketan panggang. Sudah itu ke kantor majalah si Kuncung yang terletak di ujung jalan Madura, ngobrol bersesak-sesak di kamar sempit penyair Hartoyo Andangjaya bersama teman-teman lain kalau kebetulan mereka ada di sana, antara lain Kirmanto, Salim Said adn Gunawan Muhamad, pelukis Syahwil almarhum lalu meluncur ke tempat Bokor Hutasuhur di Jalan Raden Saleh dan mengeletakkan tubuh di dipan yang terletak di kamar tamu sambil dininabobok oleh mesin tiknya yang tak putus-putusnya menulis sebuah novel. Bokor orang yang disiplin. Sebelum nyenyak aku berkata dalam diri,s ekarang aku menulis di atas roda jurnalistik, demi perut anak isteriku tapi nanti aku harus menulis novel, belajar (membaca), menulis dan menulis. Yang membuat aku penasaran adalah kamar Wiratmo Sukito. Ada beberapa rak yang penuh dengan buku-buku. Tampaknya ia lebih mengutamakanperpustakaan pribadinya itu daripada temapt tidurnya, sebuah dipandengan kasur tanpasprei. Setiap bangun tidur kapuk mengelilingi tubuhnya sehingga ada yang nyeletuk, putri salju bangun.
Buku-buku itu walaupun penuh dengan kepinding, diam-diam merayu aku untuk menjadi kutu buku.
Paviliun dan kantor Si Kuncung berseberangan. Ketua tempat itu merupakan tmepat pertemuan kami, tempat diskusi ngalor-ngidul dan serius, bercanda dan berusil ria. Di masa DS Mulyanto jadi redaktur mejalan Si Kuncung para sastrawan yang sering berkumpul di sana antara lain Ayip Rosidi, Trisniyuwono, Nugroho Notosusanto dan lain-lain. Aku hanya ke sana karena kekagumanku. Ketika aku masih tinggal di Maumere, Flores, sebuah malah angkatan muda yang penuh dengan prosa dan puisi datang dari tempatini. Aku minta ayahku berlangganan majalah itu.Ketikabersekolah di Surabaya, majalan KISAH dan TJERPEN datang adri sini. Aku pernah mengirim cerpenku ke majalah KISAH teatpi majalah itu mati dan cerpenku lalu dimuat di majalah TJERPEN yang dipimpin oleh Nugroho Notosusanto.
Penyair Hartoyo Andangjaya menggantikan DS Mulyanti (Dari Solo). Sangat sunyi di malamhari tetapi ketika aku mendapat sepeda motor dari Sinar Harapan, Hartoyo belajar naik motor di lapangan kecildi samping Si Kuncung. Ketika dia sudah agak bisa aku tinggalkan dia dan aku membuntuti Satyagraha Hoerip yang kegiatannya lain sekali, yaitu jalan bergandengan dengan seorang gadis kulit putih (yang kemudian menjadi isterinya). Ketika aku kembali, Hartoyo berdiri sendiri di lapangan kecil itu. Aku pikir sepeda motorku dirampok tetapi Hartoyo mengatakan dipinja babu Menteng. Waduh, tinggal dipecat dari SInar Harapan kalau motor itu dibawa kabur oleh si babu Menteng. Untung sang babu kembali tanpa mengucap terimakasih.
Suatu malam aku menemui Hartoyo di jalanan. Hartoyo mengatakan listrik mati sehingga kami membeli lilin. Begitu kami masuk Gunawan sedang tidur nyenyak di atas meja pimping. Aku membayangkan ada malaikat cantik yang menyelimuti dia dengan sayap-sayapnya dari gigitan nyamuk lalu aku pun usil mengusir malaikat cantik itu dengan membangunkan Gunawan. Dia terbangun lalu roboh bersama meja pimpongnya. Aku tertawa-tawa. Mungkin ia marah tetapi saat itu ia diam meninggalkan kami. Begitu ia pergi aku menyesal atas keusilanku.
Di masakecil aku memang sangat usil dan nakal. Ketika Yayasan Lontar meminta aku ke kota kecil Rateng di Flores untuk divideokan (atas biaya Ford Foudation), terbayanglah masa kecilku di kota itu. Terbayanglah seorang anak yang selalu berkelahi, meninju anak-anak desa yang tangsi polisi yang lebih dulu menyakitiku. Mereka pulang berdarah-darah. Akan tetapi hukuman yang diberikan oleh guruku Pak Wowor (ayah pematung Michael Wowor) sangatefektif. Ketika aku dipamerkan kepada massa murid SD sebagai seorang pembunuh berdarah dingin, aku berdoa, aku berjani kepada Tuhan untuk tidak lagi menggebuk orang walaupun aku lebih dulu digebuk. ***
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar