Selasa, 28 September 2010

Sebuah Esei Kenangan Seorang Sastrawan

Dari Era Soekarno ke Soeharto (1)
Gerson Poyk
http://www.suarakarya-online.com/

Di tahun 1963 aku terdampar di sebuah rumah petak berjendela lebar kawat kandang ayam di Jakarta. Rumah ini terkenal sebagai sebuah sanggar beberapa pelukis, Sanggar Bambu namanya. Ketuanya Sunarto Pr. Di sanggar itu tinggal pelukis Mulyadi, Danarto dan lain-lain. Di ujung bangunan berpetak-petak itu ada petak yang ditinggali seorang ibu yang baik hati yang membuka sebuah warung yang laris. Ibu itu sangat baik hati. Dengan menyediakan sebuah buku tulis langsing sepanjang dua kali buku tulis biasa dia menyuruh para pelukis dan tamu mereka menulis apa yang dimakan. Beberapa kali menulis di buku itu (berarti berutang beberapa piring) aku memandang mata sang ibu. Celakanya, ibu yang baik hati itu hanya memiliki satu mata sehingga walaupun ia tidak menagih utang, aku merasa ada sinar laser yang datang dari matanya menembus dadaku dan dalam imajinasiku aku terlontar keluar lalu berkata dalam hati, sebaiknya lekas cari kerja untuk membayar utang. Begitulah, dengan menjuual tas kecilku ke tukang loak aku memperoleh seidikit uang untuk ongkos ke harian Sinar Harapan yang terletak di Pintu besar Selatan.

Singkat cerita, gajiku sebagai guru SMP Negeri di Bima, walaupun kecil sudah bisa dianggap berkecukupan kalau datangnya teratur dari Ternate, apalagi kami sekeluarga mendapat rumah dinas dari pemerintah kabupaten. Aku lari dari Ternate ketikat imbul kerusuhan di kota itu sebelum peristiwa Permesta. Gajiku masih harus dikirim dari Ternate tetapi sampai tiga tahun aku menunggu dan menunggu dan untunglah aku bisa mengajar sore dan sekali-=sekali datang honor karangan dari Majalan mimbar Indonesia di Jakarta, majalah Budaya dan Minggu Pagi di Yogyakarta. Dalam keterlambatan gaji dari Ternate, kadang-kadang para petani Bima memberi ubi dan beras. Tiba-tiba anak balitaku menderita kekurangan gizi sehingga kurus kering bagaikan bayi Afrika yang diserang kelaparan. Ketika itu aku berkata, tiga hari lagi bayi afrikaku akan berpulang. Tiba-tiba aku bertemu dengan seorang Pak Usmani, mantri tiga jaman mengatakan bahwa obat dokter perlu diganti dengan minyak ikan. Anakku kekurangan vitamin A dan D. Setelah tiga hari minum balitaku sembuh, tidak mencret-mencret ingus lagi. Sekarang bayi afrikaku yang pernah tinggal tulang mata tenggelam itu menjadi dosen matematika dan ilmu komputer di Universitas Indonesia, sedangkan beberapamuridku di SMP Negeri dan SGA Negeri Bima tempat aku mengajar menjadi pejabat di DKI bahkan ada yang menjadi gubernur. Maaf ini bukan menonjolkan kemiskinan diritetapi mohon pembaca yang budiman merenungkan nasib gerjuta guru di negeri ini yang nasibnya mungkin lebih sengsara dariku.

Gaji sebagai wartawan 30 kali gaji pegawai negeri. Ditambah lagi dengan obat gratis untuk anak isteri dan sepeda motor, maka aku tak perlu kuatir akan kelaparan dan penyakit. Aku tidak lagi jalan kaki-jalan kaki dengan sepatu usang yang ditambal dijahit dan dipaku sehingga pakunya selalu menusuk telapakku ketika pulang balik sekolah.

Aku mendapat pos Hankam. Setiap hari aku meluncur ke Markas Besar Kepolisian diKebayoran, mampi ke Polda, meluncur ke markas Hankam di Merdeka Barat dan ruang Penerangan Angkatan Darat, kemudian keKodam, singgah di Pusat Penerangan Angkatan Laut dan Pusat Penerangan Angkatan Udara diTanah Abang.

Minggu pertama aku harus mengikat perut. Di pagi hari hanya mendapat kopi di meja kantor dengan kopi segelas aku bertahan hidup sampai makan siang di kantor. Tidak ada makan malam karena belum terima gaji. Malamnya aku sering nongkrong di paviliunnya Wiratmo Sukito bersama Gunawan Muhamad dan beruntunglah kalau mereka traktir aku minum kopi atau air jeruk dan ketan panggang. Sudah itu ke kantor majalah si Kuncung yang terletak di ujung jalan Madura, ngobrol bersesak-sesak di kamar sempit penyair Hartoyo Andangjaya bersama teman-teman lain kalau kebetulan mereka ada di sana, antara lain Kirmanto, Salim Said adn Gunawan Muhamad, pelukis Syahwil almarhum lalu meluncur ke tempat Bokor Hutasuhur di Jalan Raden Saleh dan mengeletakkan tubuh di dipan yang terletak di kamar tamu sambil dininabobok oleh mesin tiknya yang tak putus-putusnya menulis sebuah novel. Bokor orang yang disiplin. Sebelum nyenyak aku berkata dalam diri,s ekarang aku menulis di atas roda jurnalistik, demi perut anak isteriku tapi nanti aku harus menulis novel, belajar (membaca), menulis dan menulis. Yang membuat aku penasaran adalah kamar Wiratmo Sukito. Ada beberapa rak yang penuh dengan buku-buku. Tampaknya ia lebih mengutamakanperpustakaan pribadinya itu daripada temapt tidurnya, sebuah dipandengan kasur tanpasprei. Setiap bangun tidur kapuk mengelilingi tubuhnya sehingga ada yang nyeletuk, putri salju bangun.

Buku-buku itu walaupun penuh dengan kepinding, diam-diam merayu aku untuk menjadi kutu buku.

Paviliun dan kantor Si Kuncung berseberangan. Ketua tempat itu merupakan tmepat pertemuan kami, tempat diskusi ngalor-ngidul dan serius, bercanda dan berusil ria. Di masa DS Mulyanto jadi redaktur mejalan Si Kuncung para sastrawan yang sering berkumpul di sana antara lain Ayip Rosidi, Trisniyuwono, Nugroho Notosusanto dan lain-lain. Aku hanya ke sana karena kekagumanku. Ketika aku masih tinggal di Maumere, Flores, sebuah malah angkatan muda yang penuh dengan prosa dan puisi datang dari tempatini. Aku minta ayahku berlangganan majalah itu.Ketikabersekolah di Surabaya, majalan KISAH dan TJERPEN datang adri sini. Aku pernah mengirim cerpenku ke majalah KISAH teatpi majalah itu mati dan cerpenku lalu dimuat di majalah TJERPEN yang dipimpin oleh Nugroho Notosusanto.

Penyair Hartoyo Andangjaya menggantikan DS Mulyanti (Dari Solo). Sangat sunyi di malamhari tetapi ketika aku mendapat sepeda motor dari Sinar Harapan, Hartoyo belajar naik motor di lapangan kecildi samping Si Kuncung. Ketika dia sudah agak bisa aku tinggalkan dia dan aku membuntuti Satyagraha Hoerip yang kegiatannya lain sekali, yaitu jalan bergandengan dengan seorang gadis kulit putih (yang kemudian menjadi isterinya). Ketika aku kembali, Hartoyo berdiri sendiri di lapangan kecil itu. Aku pikir sepeda motorku dirampok tetapi Hartoyo mengatakan dipinja babu Menteng. Waduh, tinggal dipecat dari SInar Harapan kalau motor itu dibawa kabur oleh si babu Menteng. Untung sang babu kembali tanpa mengucap terimakasih.

Suatu malam aku menemui Hartoyo di jalanan. Hartoyo mengatakan listrik mati sehingga kami membeli lilin. Begitu kami masuk Gunawan sedang tidur nyenyak di atas meja pimping. Aku membayangkan ada malaikat cantik yang menyelimuti dia dengan sayap-sayapnya dari gigitan nyamuk lalu aku pun usil mengusir malaikat cantik itu dengan membangunkan Gunawan. Dia terbangun lalu roboh bersama meja pimpongnya. Aku tertawa-tawa. Mungkin ia marah tetapi saat itu ia diam meninggalkan kami. Begitu ia pergi aku menyesal atas keusilanku.

Di masakecil aku memang sangat usil dan nakal. Ketika Yayasan Lontar meminta aku ke kota kecil Rateng di Flores untuk divideokan (atas biaya Ford Foudation), terbayanglah masa kecilku di kota itu. Terbayanglah seorang anak yang selalu berkelahi, meninju anak-anak desa yang tangsi polisi yang lebih dulu menyakitiku. Mereka pulang berdarah-darah. Akan tetapi hukuman yang diberikan oleh guruku Pak Wowor (ayah pematung Michael Wowor) sangatefektif. Ketika aku dipamerkan kepada massa murid SD sebagai seorang pembunuh berdarah dingin, aku berdoa, aku berjani kepada Tuhan untuk tidak lagi menggebuk orang walaupun aku lebih dulu digebuk. ***

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati