Selasa, 09 November 2010

Gola Gong, Jangan Ditiru!

Makmur Dimila
http://blog.harian-aceh.com/

Ketika berusia 41 tahun, Gola Gong yang mulai bertangan satu sejak berusia 10 tahun menulis autobiografinya. Ia merasa setengah hati menulisnya, namun hati lelaki bernama asli Heri Hendrayana H itu berteriak terus.

Tangan kanannya tak kuasa menahan gejolak jiwa. Kelima jarinya tak mau diam. “Aku ingin dibaca! Aku ingin dibaca!” Begitu batinnya saat itu, mengenang sebuah nama idamannya: Multatuli, nama pena dari Eduard Douwes Dekker , pengarang novel hebat Max Havelaar. Di mana di pengantar novel itu, Multatuli menggoreskan kata sakti, “Ya, aku bakal dibaca!”.

Meski bertangan satu, Golang Gong sangat percaya diri menjalani hidupnya hingga ia menjadi seorang penulis hebat. Semula, ia bercita-cita ingin menjagi guru. Karena menurutnya guru adalah pekerjaan mulia. Hanya saja saat rezim Soeharto, banyak peraturan yang memojokkan orang cacat. “Jadi guru tidak boleh cacat,” kata Soeharto.

Namun karena kedua orang tuanya guru, maka ia lebih memilih bertualang, di mana setiap hasil pertualangan fisik, batin, dan otaknya akan dituangkan ke dalam tulisan. Hingga ia menghasilkan banyak karya, terutama novel. Balada Si Roy, adalah novel serial remajanya yang sangat diburu saat itu. Ia berkisah kehidupan seorang petualang dengan kelelakiannya yang amat kuat, sehingga banyak anak muda terinspirasi oleh karyanya. Gola Gong mengetik naskah novel yang diterbitkan 10 jilid pada 1989-1994 oleh Gramedia Pustaka Utama itu dengan menggunakan mesin tik hadiah ayahnya.

Pada 1986, saat usianya masih 23 tahun, Gola Gong meninggalkan kuliahnya di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran hanya untuk menggenggam dunia, menjelajahi Nusantara. Ia jenuh dengan teori melulu. Ia pun berhasil mengunjungi suku Dani di Pegunungan Jayawijaya, Lembah Belien, Papua. Pada suku itu ia banyak belajar tentang kesederhanaan dan kebijaksanaan bahwa alam adalah bagian dari dirinya.

Dan suatu pagi di pertengahan 1986, ia terdampar di Kota Manise, Ambon ketika melanjutkan pertualangannya jelajahi Nusantara. Lalu dari Tolehu ia menyebrang ke Amahai sampai ke Pulau Geser. Ia sempat mampir di suku terasing, Nowaulu. Dari Pulau Geser ia naik kapal perintis ke Fakfak, Irian. Kemudian menyusuri pantai Pulau Seram dengan berjalan kaki selama sebulan. Dari pertualangan itu, ia banyak menemukan hal baru, rasa kesetiakawanan yang tinggi dari penduduk Pulau Seram.

Setiap kemalaman ia mengetuk pintu mereka yang terbuat darin pohon sagu. Lalu mereka membuka puntu dan menjamunya dengan bubur sagu dan kari ikan. Padahal secara suku dan agama Gola Gong dengan mereka berbeda, namun ia diterima dengan baik.

Pada 1990, Gola Gong bersepeda dari Kuala Lumpur-Malacca-Bangkok. Dia membeli sepeda di Kuala Lumpur dengan uang pembekalan ayahnya. Dan menjual lagi ketik tiba di Khao San, Bangkok, karena sulit menyusuri Myanmar dengan bersepeda. Ia mengayuh sepeda dengan tangan satu, melalui kelok-kelokan, tanjakan, dan turunan. Tidur di masjid-masjid sepanjang Malaysia dan di wat-wat perjalanan menuju Thailand.

Setelah puas mengelilingi Nusantara, pada 1990-1991 Gola Gong melakukan perjalanan jurnalistik menyusuri beberapa negara Asia: Serawak, Singapura, Malaysia, Thailand, Laos, Myanmar, Bangladesh, India, Nepal, dan Paikistan. Setiap melewati negara-negara itu, ia menuliskan catatan perjalanan. Kemudian dikirim ke pemimpin redaksi majalah Anita Cemerlang (sudah tutup sekarang) melalui jasa pos. Catatannya itu dimuat bersambung di majalah tersebut hinggga pada 1992 dibukukan dan diterbitkan Puspa Swara dengan judul Perjalanan Asia. Dari hasil pertualangan itu semua, ia menuliskan pengalamannya dalam beragam jenis karya sastra.

Puncak hidup Gola Gong digapai pada 3 Maret 2002, saat ia meresmikan Rumah Dunia, yaitu pusat belajar yang berlokasi di halaman belakang rumahnya, seluas 1.000 meter persegi. Rumah Dunia itu diperuntukkan bagi anak-anak, pelajar, dan mahasiswa. Gratis. Mereka bisa belajar sastra, jurnalistik, seni rupa, dan teater. Adalah visi Rumah Dunia itu untuk mencerdaskan dan membentuk generasi baru yang cerdas dan kritis.

Ternyata, pengarang bertangan satu itu juga lihai bermain bulu tangkis. Saat masih di SMP dan SMA, Gola Gong dikenal sebagai pebulutangkis handal di Banten. Ia menjadi tim utusan sekolah mewakili kota Serang di tingkat Jawa Barat. Bahkan ia mengumpulkan banyak prestasi pada 1986. Ia mengikuti Fespic Games (Far East South and Pasific Games), pestanya olahraga cacat se-Asia Pasifik. Ia meraih juara single, double, dan beregu putra. Dan pada 1990, ia menyabet emas double dan beregu putra di kejuaraan Fespic Games, Kobe, Jepang.

Masa SMA (1980-1982), Gola Gong membuat majalah kumpulan cerpen (kumcer) seperti Anita Cemerlang, Aneka Yess dan Annida. Cerpenis dan ilustratornya adalah dia sendiri. Ia menggunakan nama samaran, Aris H.R. dan Gino Fhikalqees sebagai nama cerpenis. Di halaman pertama majalah itu, ia bubuhi kata pengantar dari pengarang hebat saat itu, Edi D. Iskandar serta tanda tangannya. Majalah yang disebearkan di sekolahnya SMAN 1 Serang langsung mendapat jempol manis dari kawan-kawannya ketika membaca kata penagantar “palsu” itu.

Hobinya ketika SMP (1977-1979) lain lagi, ia membuat komik silat. Ia menggabar tokoh-tokoh silat favoritnya dengan cat air, seperti Bruce Lee, Fu Shen, Chen Kuan Tai, dan Yasuaki Kurata. Cerita dan dialognya dia bikin sendiri. Di samping itu, jika teman kecilnya belajar dan mengerjakan PR, ia malah menonton bioskop hampir setiap malam.

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Gola Gong sudah gemar membaca buku dan alam semesta. Ia juga suka menonton film. Selain koran dan majalah, ia suka membaca komik-komik semisal Pangeran Kodok, Kisah 1001 Malam, dongeng pewayangan dan lain-lain, berdasarkan anjuran orangtuanya. Dia juga gemar menonton film TV favorit seperti Tarzan, Zorro, Batman dan Robin, Superman, The Lone Ranger hingga Jendral Kancil yang diperankan Ahmad Albar.

“Membaca itu seperti tenaga dalam yang dimiliki oleh para jagoan kungfu di flim-film silat. Semakin tinggi tenaga dalamnya, semakin hebat ilmu yang dimiliki. Marahimin menulis, membaca adalah sarana utama menuju ke keterampilan menulis.” Tulis Gola Gong dalam buku memoarnya, Menggenggam Dunia, Bukuku, Hatiku.

Usai membaca dan menonton itu semua, pikirannya merangasang. Ia pun ingin menjadi seperti tokoh pahlawan dalam cerita-cerita itu. Tak hanya itu, ia juga merasakan dirinya pada setiap apa yang dilihat di kehidupan. Gola Gong pun ingin bertualang, ingin mengelilingi dan menggenggam dunia.

Pada 5 Oktober 1973 di Serang, Gola Gong kecil menikmati prajurit merayakan Hari ABRI yang melakukan atraksi terjun payung. Mereka berjatuhan di alun-alun. Ada juga yang nyangkut di pohon asam. Dipicu oleh atraksi itu dan sedang mewabahnya film Jendral Kancil, maka Gola Gong beserta kawan-kawan sekompleksnya mulai merebut pengaruh. Harus ada pemimpin di antara mereka, karena semua ingin menjadi Jendral Kancil. Lalu mereka bersepakat, harus ada “casting”. Siapa yang berani naik pohon pete Cina dan melompat dari ketinggian, dan siapa yang paling tinggi dialah yang berhak menyabet gelar Jendral Kancil. Dan yang berani melakukannya saat itu hanyalah Gola Gong dan seorang kawannya.

Hingga dua kali lompatan, setinggi 2 meter, belum ada yang gugur di antara keduanya. Kemudian Gola Gong mencoba pada ketinggian 3 meter. Namun ia terpeleset akibat ketakutan yang ditimbulkan oleh hadirnya angin kencang, sehingga ia jatuh kurang tepat. Alhasil, sikut kirinya lepas dari engselnya. Dia merasakan sakit yang luar biasa. Beberapa hari setelah insiden itu, tangan kirinya harus diamputasi. Sejak itu lah ia bertangan satu. Hop! Yang satu ini, “jangan ditiru!”[]

Mahasiswa KPI-Jurnalistik Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati