Minggu, 13 Februari 2011

Cinta, Kasta, Rasa

Dua Produksi Teater Berbahasa Bali Himasaba 2011
I Wayan Artika
http://www.balipost.co.id/

MATA kuliah drama pada jurusan-jurusan pendidikan bahasa di Fakultas Bahasa dan Seni, sangat penting karena memiliki dimensi ganda: belajar teori drama dan pertunjukan secara langsung dan menggunakan keterampilan bermain peran untuk keperluan mengajar bagi mahasiswa calon guru. Karena itulah, di Jurusan Pendidikan D3 Bahasa Bali Undiksha Singaraja, mata kuliah drama mendapat porsi waktu yang sangat memadai. Pada akhir semester, mahasiswa wajib mempegelarkan satu produksi drama berbahasa Bali.

Teater modern di Bali, yang menggunakan bahasa Bali sangat jarang. Tidak ada sutradara yang tertarik menggarap naskah berbahasa Bali. Tidak demikian halnya dengan tradisi teater modern di Solo atau Yogyakarta: bahasa Jawa digunakan dalam penulisan dan pertunjukan teater. Hal ini dilakukan, misalnya oleh Teater Gandrik. Sastra Bali modern di Bali minus naskah drama. Puisi, cerpen, dan novel berbahasa Bali banyak dijumpai tetapi naskah drama atau teater berbahasa Bali sangat sulit ditemukan.

Di tengah keadaan tersebut, dua produksi Himasaba (Himpunan Mahasiswa Bahasa Bali) semester V (A,B), patut dicatat dan tahun 2011 ini adalah produksi ketiga, yang dipentaskan tanggal 12 dan 14 Januari 2011 lalu (masing-masing di Sasana Budaya Singaraja dan di Gedung Auditorium Undiksha). Setiap tahun, Jurusan Pendidikan Bahasa Bali D3, mengetengahkan dua produksi. Dengan demikian, kegiatan apresiasi teater modern berbahasa daerah (Bali) tumbuh kembali dari kampus ini, di Bali Utara.

Teater modern berbahasa Bali, yang dibayangi oleh kejayaan teater tradisional Bali, dari teater Brutuk hingga drama gong, tampaknya sering tergenlincir ke dalam pola pertunjukan drama gong. Hal itu tampak pada dua produkasi sebelumnya (Jayaprana dan Sampik serta adaptasi cerita rakyat Nusantara asal Kalimantan). Produksi kali ini memang menghindari dan menolak pola-pola pertunjukan teater tradisional (dalam hal ini drama gong atau arja). Keberanian sutradara dan interpretasi cerita (sumber penulisan naskah) adalah sangat penting. Produksi kali ini menggunakan sastra klasik modern Ketika Kentongan Dipukul di Bale Banjar karya terpenting Nyoman Rasta Sindu, melalui terjemahan karya itu ke dalam bahasa Bali Kalaning Kulkul Banjare Masuara (Nyoman Manda).

Walaupun pertunjukan ini adalah tugas suatu mata kuliah, namun pendekatan pengajaran mata kuliah ini adalah usaha membebaskan mata kuliah ini dan mahasiswa dari belenggu sempit ruang perkuliahan dan kurikulum. Mata kuliah ini diajarkan dengan metode workshop sehingga semua mahasiswa mengalami langsung bagaian-bagian keterampilan dalam pertunjukan drama. Mahasiswa hanya memiliki teks-teks yang dipili dan hal itu bukan teori drama yang diimpor dari tradisi Barat tetapi cerita-cerita kekayaan orang Bali yang telah ada sejak zaman dahulu. Mahasiswa harus mengalami perkuliahan ini. Drama bukan hanya pertunjukan tetapi tata cara hidup. Di dalam mata kuliah ini mahasiswa dilatih mengatasi hambatan-hambatan diri yang permanen dan sangat merugikan yang bersangkutan: rasa malu, tidak percaya diri, tertutup, tidak peka rasa, malas, tidak berdisiplin, tidak mampu bekerja sama. Inilah aspek praktis mata kuliah drama, jika dilakukan dengan model belajar di sanggar kerja seni atau di studio. Mahasiswa tidak memperoleh informasi yang sama tentang drama dan tentang pengalamannya. Mahasiswa memiliki cara unik mengalami hidup. Inilah yang menjadikan tingkat pencapaian pengetahuan belajar mahasiswa berbeda-beda.

Terisolasi

Cerita-cerita yang digarap dalam pelatihan selama perkuliahan tidak dilihat sebagai cerita yang terisolasi di masa lalu. Cerita itu dipahami dalam relasi dengan konteks realitas saat ini. Cerita dipahami dalam dinamika historis. Demikian pula halnya dengan karya Nyoman Rasta Sindu (Ketika Kentongan Dipukul Di Bale Bajar). Cerpen ini sama sekali bukan cerpen tetapi risalah cinta dan kasta. Melalui cerpen ini mahasiswa menemukan kembali kasta dalam realitas Bali saat ini; apakah benar kasta (dalam pengertian ortodoks atau fundamentalis adat Bali) telah hilang?; apakah benar orang Bali telah mengganti kata kasta dengan kata warna? Mahasiswa sampai kepada suatu pandangan bahwa kasta tetap ada di Bali dan dalam pengertian yang sangat diskriminatif. Cerpen ini mengantarkan mahasiswa bahasa Bali masuk ke dalam feodalitas orang Bali. Cerpen ini ternyata telah menjelaskan satu pertentangan dalam hidup manusia: cinta di satu pihak dan kasta di pihak lain (kasta semacam lembaga ras yang sangat ekslusif).

Mata kuliah drama yang diajarkan dengan cara membebaskan mahasiswa dari batas ruang kelas dan batas-batas teoretis kurikulum, memberi mahasiswa pengalaman bahwa kelas atau kampus seharusnya adalah satu titik singgah kita di tengah kehidupan. Kampus atau ruang kuliah bukanlah dunia artifisial atau dunia para dosen mendirikan dongeng-dongeng tetapi adalah hidup yang otentik. Setiap topik atau cerita harus menerobos dinding-dinding ruang kuliah, melewati kotak-kotak disiplin ilmu dan meretas jauh waktu secara diakronik maupun sinkronik; bermigrasi dari satu geografi ke geografi yang lain.

Namun ada hambatan besar: mahasiswa memiliki sedikit sekali wawasan budaya, seni, dan sastra Bali. Mereka memang harus dimaklumi ketika tidak tahu bunyi sumpah Drupadi atau ketika mereka bengong karena gagal menjawab pertanyaan ini: “Siapakah saudara tertua Pandawa?” Mahasiswa bahasa Bali, melihat bahasa Bali sebagai disiplin yang otonom dan dari pandangan aliran linguistic struktural. Mereka tidak melihat bahasa Bali secara holistik dalam kancah Hindu dan kepercayaan lokal Bali, adat, budaya, seni, dan sastra. Inilah hambatan pengajaran drama yag menekankan pada pengalman menghidupkan rasa. Karena itu pada awalnya, perkuliahn drama ini terasa sangat kering sebab mahasiswa tidak pernah sampai kepada rasa Bali. Karena mahasiswa yang kini datang dari dekade 1980-an tidak lagi memiliki rasa Bali.

Pertunjukkan dua drama kali ini setidaknya telah mengingatkan kembali mahasiswa kepada bahasa Bali di tengah suatu konteks Bali sebagai geografi, sebagai tanah rebutan para investor asing, sebagai tanah pertahanan Hindu dari gempuran agama lain, sebagai pulau tempat pertarungan dan negosiasi nilai-nilai lokal dan nilai-nilai baru. Pertunjukkan ini diharapkan sebagai jalan rasa bagi mahasiswa untuk kembali memasuki Bali secara holistik. Setidaknya, melalui cerpen Nyoman Rasta Sindu, mahasiswa mengecap rasa cinta dan kasta, rasa yag diracik oleh para juru masak di dalam tradisi kuliner masa silam orang Bali.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati