Selasa, 31 Mei 2011

Dakwahnya Menyentuh Hatiku

Mahmud Jauhari Ali
Tabloid Serambi Ummah 12 Des 2008

Seorang lelaki setengah baya berhidung mancung berjalan melintasiku. Kulit jari manisnya dihiasi cincin perak bamata hijau ranum. Bajunya rapi dan terlihat bersih. Lelaki itu berjalan mendekati seorang nenek tua yang hendak manyeberangi jalan raya. Aku terharu malihatnya. Pada masa sekarang masih ada orang yang baik hati mambantu orang lain dalam kesusahan. Lelaki itu kembali melintasiku lagi dan kali ini matanya menatapku sekali.

“Assalamu’alaikum”, lelaki setengah baya itu manyapaku.

“Wa’alaikumussalam”, jawabku dengan agak sedikit bingung.

Aku merasa pernah melihat lelaki itu, tetapi aku tidak ingat persisnya di mana. Ia tersenyum kepadaku kala melintasiku. Aku maneruskan perjalananku ke arah pasar. Aku membeli celana panjang dan baju kaos berwarna merah muda. Saat aku bajalan kembai ke rumahku, aku bertemu kembali dengan lelaki tadi. Saat itu kulihat lelaki itu masuk ke dalam masjid di dekat pasar. Ia terus masuk tanpa menoleh ke rah lain sehingga ia tidak melihatku. Langkahku terus kuayunkan ke arah rumah.

Lelah, penat, gerah, dan lapar sangat terasa sekali olehku setelah aku sampai di rumah. Aku masih teringat dengan lelaki setengah baya tadi. Aku penasaran, siapa gerangan lelaki itu karena aku yakin pernah melihat ia sebelumnya. Sore harinya aku diminta ibuku ke warung membeli telur ayam kampung. Jarak warungnya cukup jauh dari rumah tempat tinggalku. Kupilih lima belas butir telur ayam kampung yang baik pesanan ibuku.

“Berapa Pak harga lima belas butir telur ayam kampung ini?” tanyaku sambil menunjuk telur-telur yang sudah kupilih.

“Enam belas ribu rupiah Nak.”

Sengaja tidak kutanyakan harga per butirnya karena saat itu aku sedang malas manghitung harga sebutir telur dikali lima balas butir.

Aku terkejut, saat aku megetahui uang ibuku ternyata tertinggal di atas lamari hiasku. Setiap kali aku hendak bepergian, aku memang tidak pernah lupa berhias terlebih dahulu. Menurutku penampilan itu termasuk urusan yang penting dalam hidup. Sialnya, dompetku pun tidak kubawa. Pikirku, akan terasa lelah sekali jika aku harus kembali pulang ke rumah mangambil uang itu. Terlintas dalam pikiranku untuk berhutang telur kepada pemilik warung.

“Assalamu’alaikum!”

Aku terkejut mendengar suara salam dari arah balakangku. Suara itu sekaligus memecah pikiranku yang sedang bingung. Kulihat di balakangku. Bertambah terkejutlah aku. Pasalnya, lelaki setengah baya yang bertemu denganku tadi siang sudah ada di hadapanku saat ini.

“Wa’ailaikumussalam!” balasku sekenanya.

“Kamu sedang menunggu jemputan ya?” tanyanya dengan nada bercanda.

Aku heran dengan pertanyaan itu. Pertanyaannya mamberi kesan kalau ia mengetahui tentangku dan tentang pekerjaanku.

“Aku tidak sedang menunggu siapa-siapa.”

“Kamu sedang ada masalah saat ini?”

Lelaki itu rupanya senang bertanya, dalam pikiranku. Ia memang telihat seperti orang terpelajar dari penampilannya.

“Ya, aku sedang ada masalah. Uang ibuku dan dompetku tertinggal di rumah dan saat ini aku sedang bingung untuk membayar lima belas telur ayam kampung yang hendak kubeli.

“Barapa harganya?” ia kembali bertanya kepadaku dan kujawab seadanya.

“Pak, ini uangnya.” Lelaki itu berkata sambil menyerahkan uang kepada pemilik warung.

Aku heran mengapa orang ini senang sekali membatu orang lain. Pohon hidup dengan adanya akar, bergitu pula dengan manusia yang berbuat dengan adanya alasan. Saat kukatakan terima kasih dan bertanya kepadanya mengapa ia senang membantu orang lain, ia hanya mengatakan bahwa kita wajib menolong orang yang sedang mengalami kesusahan semampu kita. Kata-katanya pendek , tetapi penuh arti. Aku saat itu hanya mengangguk-anggukan kepalaku sebagai tanda bahwa aku mengerti dengan perkataannya.

“Kamu tenang saja, uang yang kupakai tadi adalah uang yang halal. Wassalamu’alaikum ”, katanya saat ia hendak pergi meninggalkanku.

Aku tidak berkata apa-apa lagi saat itu kepadanya selain ucapan salam. Kulangkahkan kakiku menuju rumah. Aku masih bertanya-tanya sendiri tentang lelaki itu. Dalam pikiranku, siapa gerangan lelaki itu. Ia mengingatkanku dengan ayaku yang telah lama meninggalkan aku dan ibuku untuk dapat hidup bersama dengan wanita lain. Aku sudah lupa wajah ayahku. Saat ayahku menceraikan ibuku, aku masih berusia lima tahun. Semua foto ayahku pun sudah dimusnahkan ibuku. Aku memakluminya karena wanita mana yang tidak sakit hati ditinggalkan lelaki yang sangat dicintainya. Kulupakan soal lelaki itu dan ayahku, pasalnya aku harus menyiapkan pakaianku untuk kupakai nanti malam.

***

Malam harinya aku kembali melangkahkan kedua kakiku di luar rumah. Banyak orang di jalanan. Ada yang bajalan sepertiku, bersepeda, berkendara, dan banyak juga yang bermobil. Kotaku selalu ramai walau hari sudah malam. Malam itu kupakai celana panjang dan baju kaos berwarna merah muda yang kubeli tadi siang. Aku sering berjalan di malam hari. Saat di tengah perjalanan, hujan lebat menyerangku secara bertubi-tubi. Aku langsung lari ke arah warung bakso yang ada di dekatku untuk berteduh. Malam itu udara sangat dingin. Aroma bakso tercium di hidungku. Perutku menjadi lapar karena menciumnya. Ingin sekali aku makan bakso saat itu, tetapi uangku yang masih bertengger di dompetku sisa sedikit setelah aku membeli celana panjang dan baju kaos yang sedang kupakai ini.

“Assalamu’ailaikum!”

Salam dan suara itu sudah akrab di talingaku. Aku tidak terkejut lagi, melainkan aku bingung mengapa lelaki itu terus mengikutiku.

“wa’alaikumussalam!” balasku.

“Ayo makan! Aku taraktir kamu malam ini makan bakso.”, katanya.

Kami makan bakso bersama malam itu. Aku duduk di sampingnya. Udara malam menjadi teman kami saat itu. Lelaki itu banyak bertanya tentangku, mulai dari namaku, tempat tinggalku, hingga pekerjaanku. Saat lelaki itu bertanya soal pekerjaanku, aku terpaksa mendustainya. Aku katakan kepadanya bahwa aku bekerja bersama ibuku berjualan kain di pasar. Aku berdusta karena aku tidak mau mengatakan pekerjaanku yang sebenarnya kepada lelaki itu. Bakso yang kami makan sudah habis. Hujan pun telah reda. Kini saatnya kami harus berpisah.

Aku merasa lelaki itu sengaja mengikuti aku. Aku juga merasa sebenarnya lelaki itu sebenarnya hendak manyadarkan aku dari parbuatan yang selama ini aku perbuat. Selesai dengan pekerjaanku, aku langsung pulang ke rumah. Terasa lelah sekali tubuhku saat aku kembali di rumah. Kurebahkan tubuhku di atas alas kasur kesayangaku yang empuk. Tak terasa, sudah empat jam aku tidur. Tidurku sangat nyenyak. Saat siang hari, aku sendirian di rumah. Ibuku setiap pagi sampai siang hari berjualan kue pisang di perempatan jalan. Perempuan seusiaku sebenarnya masih duduk di bangku sekolah. Akan tetapi, aku malah di rumah. Aku putus sekolah saat aku duduk di bangku kelas dua Sekolah Lanjutan Menengah Pertama. Tidak ada biaya lagi untukku melanjutkan sekolah. Siang hari pekerjaanku memasak di rumah untuk makan kami sekeluarga. Walau hanya aku dan ibuku, kami adalah keluarga yang bahagia. Biasanya kami makan bersama di samping rumah sambil menikmati hembusan angin yang sejuk dari sela-sela pepohonan milik kami.

***

Tidak terasa hari sudah gelap kembali. Aku pun harus mencari uang seperti biasanya. Malam itu malam yang kesekian kali aku bekerja.

“Rat ada orang.”, pak Udin mamberitahukanku.

“Di dalam ya Pak orangnya?” tanyaku kepada pak Udin.

“Ya, masuk saja di kamar 31.”, jawab beliau.

Kumasuki kamar 31. Malam itu terasa berbeda di batinku. Aku terkejut sekali setelah aku tahu orang yang ada di kamar 31 itu lelaki setengah baya yang sering menemuiku.

“Terkejut ya melihatku ada di sini?” tanya lelaki itu kepadaku.

“Ya, aku akui hatiku terkejut.”, jawabku lirih.

“Jangan salah sangka padaku! Aku ada di sini bermodal nekad. Aku sudah tidak tahan melihatmu yang masih sangat muda harus bekerja di tempat-tampat seperti ini.”

“Jadi sebenarnya Bapak sudah tahu tentangku?”

“Ya, benar sekali katamu. Aku sengaja mengikuti dan mencontohkan perbuatan yang baik di hadapanmu agar kamu sadar kalau sebenarnya berbuat baik itu lebih bermanfaat daripada berbuat sebaliknya.”

“Ya, yang Bapak katakan itu benar dan aku salah.”

“Maaf jika kamu beranggapan bahwa aku terlalu cerewet dalam hal ini! Aku ini hanya ingin menyerumu ke jalan kebaikan agar kamu dapat memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya.”

Air mataku langsung mengucur di atas kedua belah pipiku. Lelaki itu tersenyum melihatku. Dalam pikiranku, andai ia adalah ayahku akan kupeluk erat-erat tubuhnya.

“Masih bisakah tobatku diterima-Nya?”

“Mengapa tidak?”

“Senyumku kembali merekah di kedua bibirku.”

***

Setelah malam itu berlalu aku tidak lagi menginjakkan kakiku di tempat-tempat seperti itu. kujalani hidupku dengan normal bersama ibuku yang sangat aku sayangi. Kubuang jauh-jauh kenangan burukku dari kehidupanku. Kini, aku berjualan kue pisang menggantikan ibuku yang sudah mulai tua. Ibuku kuminta untuk istirahat di rumah. Aku meikmati pekerjaanku sekarang. Sewaktu-waktu aku masih teringat dengan lelaki setengah baya yang pernah mampir di kehidupanku itu. Entah siapa sebenarnya lelaki itu.

***

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati