Minggu, 26 Juni 2011

BELAJAR SASTRA LOKAL ALA SAIPI ANGIN


[Dari Sabrank Suparno, Fikri. MS sampai Wong Wing King]
Nurel Javissyarqi

Sudah beberapa hari ini aku berada di Jombang, padahal rencananya paling banter dua atau tiga hari. Beginilah keadaanku kala berkelana, seperti udara diterbangkan angin ke mana sesukanya, tiada lebih diriku sewaktu di rumah. Ku bebaskan alam pikir-kalbu mengikuti arus tak terlihat, sericikan ombak kehidupan berjuta jumlah, dan setiap partikel terkecil menentukan aura. Daun-daun, burung-burung, bergerombol awan bertumpuk-tumpuk kadang menipis sesuai tarian bayu berdendang, berdentaman ke dasar jiwa.

Mungkin kesukaanku pada dua perkara; membaca dan menulis; menyimak buku, peredaran alam, gerak hayati, lajuan bertumbuh pula kelayuan. Semuanya kurasai sebadan bersandaran ketenangan, belajar menggali ikhwal ribuan makna, membongkar batu-batu cadas pengertian. Aku jadi teringat para ibu pemukul batu-batu di Gunung Kidul, penjual kerupuk berjalan kaki, pedagang almari dengan pikulan kayu, doanya perbuatan. Menjajakan yang dibawanya dengan kembalian tak memaksa, hanya ketenangan rahayu teridam, sekehendak pada alam keabadian.

Pagi ini aku kembali bertepatan di rumah Sabrank, desa Dowong, Plosokerep, Sumobito, yang kesehariannya bekerja ke sawah, dia tak lebih pantulan jiwa revolusioner Emha Ainun Nadjib, tetangga desanya, Mentoro, Sumobito, Jombang. Sejak belia dia sudah kerap mendengar kata-kata Emha, atau malahan jarang membaca karya-karyanya, seperti murid belajar langsung. Ucapan Cak Nun, tak kurang sama di buku-bukunya yang dikemudian hari dijumpainya.

Sabrank Suparno, awal mula kukenal seorang pembaca cerkak (cerito cekak atau cerpen berbahasa Jawa) yang handal, seperti petuah-petuah orang dulu. Jiwa tuturnya tak sebentuk menggurui, tetapi dengan langgam penceritaan sindiran, paribasan, membuat orang terheran-heran. Jikalau melihat perbedaan insan jaman sekarang yang banyak melupakan kebudayaan leluhur, dialah salah satu penguri-uri budaya. Aku bersyukur, dia mulai merambah ke kancah susastra Indonesia, sehingga kita mengetahui jawilan-jawilan kecil bak mutiara keringatnya.

Kukira keberangkatannya menapaki jalan kepengarangan lewat cerkak, tumbuh sejiwa berontak disamping menta’ati tradisi. Atau berkehendak melapangkan keduanya, dalam menggenapi usia kehadiran pribadi sebagai manusia Jawa mengenali bahasa Indonesia. Di lihat tulisannya makin membeludak, sedang buku-buku perpustakaan pribadinya tidak seberapa, atau bisa dikata lebih banyak baca realitas; bencah kebijakan, hijau pepadian perkaya pikiran, hujan lebat kegalauan menentukan pilihan tahap penelitannya, mendung bergayuh harapan kelam. Namun ada secercah cahaya di sela-sela gemawan, matahari keyakinan diberangkatkan dari kemauan, hasrat tak ingin tertinggal dari jauh.

Entah apa dipikir mengenai alam penulisan, kemungkinan bukan ketenaran, apalagi kekayakan, tidak. Dia telah berkelana ke pulau dewata Bali hingga plosok-plosoknya, Madura, dan dataran tanah Jawa sudah dihatamkannya. Mungkin segenap jiwa-raganya dipersembahkan demi nilai-nilai adiluhung terserap, sekaligus menyerap jati dirinya tetap kokoh di bumi kelahiran, sejauh kalimatnya mampu meresapi kalbu pembaca.

Sabrank sekadar lulusan Aliyah setingkat SMA, maka sangat memalukan, jika ada mahasiswa kurang bisa menulis. Alam pendidikan kelak benar-benar menuju titik kehancuran, kalau tidak pandai mengamalkan segenap keilmuannya, hanya berpelesiran dari desa ke kota, adu gengsi gagah-gagahan, atau hanya mampu mengadopsi teori pula mazhab aliran dari negeri jauh yang jelas tidak dapat mengakar di bumi Nusantara.
***

Minimal beberapa hari ini di Jombang, aku coba meresapi pelbagai kemungkinan ke depan; pertama membakar gairah kawan Fikri MS., kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan, 12 November 1982 yang lulus kuliah di STKIP Jombang, yang bertemu dengannya di malam pementasan teater bertajuk “Elegi Sebuah Negeri.” Serta memberi usulan spasi pada nama cerpenis Wong Wing King, kelahiran Jombang jebolan UNDAR.
***

Penyair Fikri. MS yang aktif di teater, menceritakan hari-harinya disibukkan kegiatan komunitas, sehingga sedikit waktu luang berkarya tulis, meski berbakat kesastrawian. Semoga sekembalinya dari Jawa, ada ruang-waktu khusyuk mengudar segenap pengalamannya demi dibentuk gugusan karya, berangkat dari realitas ditempa bacaanya. Setidaknya ia sudah menancapkan ruh semangat di Komunitas Sanggar Teater Gendhing di Muara Enim, yang digagas bersama kawan-kawannya semenjak 18 Agustus 2008 sampai sekarang menggeliat. Tampangnya, mengingatkan aku pada kawan Marhaliam Zaini asal Riau, yang berkacamata penuh selidik memandangi atau membaca para pendahulu demi ditumpahkan dalam karya yang menyatu sejiwa-raga, seperti percampuran ruh di ubun-ubun seniman.
***

Cerpenis Wong Wing King yang sebelumnya membentuk Sanggar Sinau Lentera, kini jadi Lentera Sastra Sepuluh. Juga menggagas Komunitas Teater Sanggar Seni Mentari Indonesia, dalam lingkungan UNDAR. Sosoknya malu-malu tapi haus belajar disamping dirinya pengajar, sehingga ringanlah kakinya melangkah, menambah wawasan di manapun dalam jangkauannya. Namanya mengingatkan aku pada buku “Pelita Hidup” disusun Moerthiko, penerbit Sekretariat Empeh Wong Kam Fu tahun 1979, yang diprakatai Empeh Wong Kam Fu sendiri. Lagian tidak keliru, Wong Wing King (dalam bahasa Jawa bermakna Orang di Belakang) pula berdarah turun Cina atas silsilah dari Kediri.
***

Malam itu di kampus AMIK Jombang, digelar acara rutin setiap tanggal 10an pengajian sastra, yang membedah salah satu cerpennya. Lantas diriku teringat rutinitas dulu di Lamongan, yang rutin pula menampik tulisanku untuk dibedah, sampai jadi buku. Hanya satu esai yang dibahas pun sebatas permukaan, padahal sudah kufotokopi di setiap acara bulanan. Entah imbas apalah, acaranya tidak berjalan lancar hingga lima tahun dari sekarang, dan sepertinya mulai diaktifkan kembali, mungkin juga tak lama.
***

Acara di AMIK tidak tampak bebentuk senioritas, sehingga memudahkan bertukar pengalaman, maka diriku tak segan mengajukan usul agar bulan depan karyaku dibahasa, dan aku bersyukur diterima dengan tangan terbuka. Ya, semoga ajek menimba keilmuan di Jombang, meski jarak Lamongan-Jombang lumayan membuat pegal, tapi kukira ini baik daripada membaca-menulis dalam kamar sedirian, yang menimbulkan minimnya kontrol. Setidaknya, atas bacaan kawan-kawan, kelak beberapa kekurangan akan terketahui atau guna ditambal di dalam perevisian.
***

Gejala kemandekan acara rutin kegiatan sastra biasanya tak ditopang penambahan bacaan para peserta, maka berputar itu-itu saja kajiannya dari waktu sudah-sudah. Rupa-rupa ini barangkali berasal sikap kegantengan, tapi dalam pancapain keilmuan tidak tampak peningkatan, biasanya sebagai gong penutup seolah berbijak rasa menampung jalannya diskusi. Padahal kedatangan para peserta diniatkan menimba keilmuan saling mengisi, bukan adu mulut tanpa referensi.

Sangat disayangkan, jika para pelaku sastra di Lamongan tidak terus sinahu, tapi masih suka disebut-sebut, apalagi bangga dimasukkan dalam antologi Jawa Timur, tapi tak mencerminkan tanjakan, padahal usia terus bertambah. Kukira ajaran ini masih patut didengungkan; “mencari ilmu sampai ke liang lahat.” Namun aku bersyukur, masih ada beberapa yang mau berdiskusi sepadan, meski di waktu-waktu kebetulan; Rodli TL., Imamuddin SA, Agus B. Harianto, dan Denny Mizhar, AS. Sumbawi sepulang dari Malang, Haris Del Hakim dari Surabaya. Sehingga mengurangi kecelakaan pula kebelusuknya tilikan tengah terbangun diatas masing-masing, yang diharapkan paparan terkemuka melalui jalan lurus mencerahkan.

Bulan Januari 2011.
http://sastra-indonesia.com/2011/01/belajar-sastra-lokal-ala-saipi-angin/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati