Minggu, 26 Juni 2011

Puisi Sebagai Perang Filsafat

Alex R. Nainggolan
Bali Post, 15 Mei 2011

PUISI merupakan sebuah permainan diri, di mana seluruh unsur tubuh bergerak. Sejumlah diksi yang tersusun, lebih layak disebut sebagai kesatuan yang unik. Posisi yang saling berjabat tangan. Maka puisi selalu berhadapan pula dengan filsafat, bagaimana penyair mengembalikan keyakinan, sikap, keraguan, kecemasan, kemarahan, kejengkelan, atau nuansa main-main terhadap hidup.

Kata-kata memang selalu bernada cemas, mengisyaratkan sebuah dunia baru yang membukakan sebuah peta. Kerja puisi adalah kerja yang penuh kekayaan, usaha penyair yang mirip dikerjakan seorang artefak, dengan membongkar seluruh mitos, penguasaan kata-kata ganjil, pemahaman terhadap sejumlah makna. Dan puisi bukan sekadar itu saja, terkadang ia pun menelusup di dalam kamar, hanya terkesan lirih, gumam yang mambang, tak terdengar, namun masuk ke dalam hati.

Ukurannya adalah bulu kuduk, kata Acep Zamzam Noor, terkadang pula puisi merentaskan sebuah jalan yang lain: menempuh seluruh keragu-raguannya. Beberapa diksi memang terasa dekat dengan keseharian kita, namun tetap saja terlupa atau tak pernah dipikirkan sebelumnya. Dan saya kembali membaca sejarah sastra, yang pernah dibilang Nirwan Dewanto sebagai beban dunia susastra kita. Saya kembali membaca pendombrakan yang dilakukan Chairil Anwar, dengan sejumlah sajak liris cum bisiknya yang terdengar berbisik, semacam “Senja di Pelabuhan Kecil”—saya tergoda, betapa hal semacam rasa sakit hati bisa diangkat menjadi sebuah puisi. Kemudian saya menelusuri lagi dengan filsafat yang ditawarkan Sutardji Calzoum Bachri, dalam “Tapi”, “Perjalanan Kubur”, “Mesin Kawin”. Saya kembali ditampar oleh sejumlah narasi-narasi yang pendek di awal masa kepenyairan Sapardi Djoko Damono yang terangkum dalam antologi “Hujan Bulan Juni”, saya kembali digoda dengan nuansa perlawanan Taufiq Ismail dalam “Tirani dan Benteng”. Dan kembali saya terpukau pada sajak cinta WS Rendra di awal dunia kepenyairannya pula dalam “Empat Kumpulan Sajak”, atau balada-balada, yang beberapanya ditiru dalam dunia prosa kita akhir-akhir ini dalam “Ballada Orang-Orang Tercinta”.

Filsafat

Kembali saya tersentak beberapa filsafat yang ditawarkan mereka, bagaimana membaca kehidupan, mengembalikan diri, dan bersikap. Ditambah lagi dengan kesulitan pembacaan atas sajak Goenawan Mohammad, yang penuh dengan nuansa wacana pemikiran, pencampuradukkan dongeng, pengingkaran, tanpa jawaban yang bisa dikatakan final. Puisi adalah filsafat. Sejak awal, bahkan ketika Descartes mencatatkan definisi mula tentang puisi itu sendiri, sebagai suatu wilayah meditasi. Usaha untuk membentangkan jarak antara realitas. Seorang penyair selalu berhadapan dengan hal tersebut, untuk itu perlu dibangun cogito (penalaran), terhadap diri sendiri atau kehidupan di sekelilingnya. Puisi adalah filsafat, bagaimana Joko Pinurbo bermain dengan santainya ihwal “Celana” atau “Telepon Genggam”. Puisi adalah filsafat, bagaimana Afrizal Malna bergerak di sekitar kota tempat tinggal, merasa terasing, dan masuk ke alam benda-benda, yang baginya hidup (baca: “Kalung dari Teman”). Friedrich Holderin bilang puisi itu merupakan sebuah lingkaran kalimat yang serat makna, dengan bangunan kata-kata yang gandrung akan misteri. Misteri itulah yang membuat sebuah puisi hidup, di mana seorang pembaca secara acak maupun sistematis, mengikuti larik-larik selanjutnya yang akan dijumpai. Sebuah gigil yang ajaib akan membuat tersendak, bahkan tak jarang melulu berada di dalam kepala. Puisi yang baik, barangkali ialah yang tetap hidup, di mana ia bisa terbang melintasi pelbagai zamannya. Rangkaian kata, permainan bahasa, dan beberapa penampakan filsafat menyebabkan seseorang terpukau.

Dihadapkan sebuah puisi, barangkali kita seperti memasuki medan perang filsafat. Setiap penyair seakan-akan menyuguhkan semua jurus yang dimilikinya untuk menghidupkan semua diksi yang disusun, direkatkan, kemudian direkam dalam pusat memori. Unsur depan sadar yang sering dibicarakan Sutardji, lebih merupa pada langkah meditasi, yang bermula dari kata Le Duc de Luynes, Descartes melanjutkan, “Puisi sebagaimana juga filsafat, seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang lebih berguna lagi, kecuali mencari satu kali, dengan tekun, terus-menerus.”

Memang kita sudah paham juga, pencarian dalam setiap karya sastra adalah proses yang tak kenal lelah. Semacam candu yang terus menghantui, maka puisi mewujudkan sebuah bentukan baru akan dunia yang juga baru rupanya, tempat antara pembaca syair dan pembuat syair bertemu. Proses yang semacam ini juga lebih berwujud pada penapakan bebas. Semacam gurat kenangan yang terus hidup, memorabilia, waktu yang berdentang antara ada dan tiada.

Karena sarat dengan pencarian, emosional, puisi juga lebih berwujud pada pelintasan ruang batas sunyi yang tak terkendali. Di mana seluruh pucat kehidupan tampak di situ. Seorang penyair, tentu menuliskan puisi dengan caranya masing-masing, melalui tahap kesulitan masing-masing. Tidak hanya sekadar bersandar pada kemampuan bakat semata, ia lebih dibebankan pada seluruh pengetahuan antara dunia sadar dan tidak sadar. Dalam filsafat, kita juga temui bagaimana seorang Nietzche merumuskan dunia kenihilan kita. Dunia absurd yang tidak jelas, tetapi pada akhirnya kita kembali pada nalar juga.

Puisi berusaha mencuri segalanya, dengan kekuatan yang ada di tubuhnya. Ia menghidupkan seluruh keganjilan tersebut. Dan saya kembali teringat pada nuansa yang dibangun dalam sajak Ulfatin Ch. , Gus Tf. Sakai, Warih Wisatsana, Sindu Putra, I Wayan Sunarta, di sana kesadaran mereka akan ruang imajinasi seperti merobek seluruh pengetahuan yang telah lama “membusuk” di dunia.

Alex R. Nainggolan, penyair, tinggal di Jakarta
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/05/puisi-sebagai-perang-filsafat.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati