Minggu, 26 Juni 2011

Yogya Basis Sastra Alternatif

Amien Wangsitalaja
http://www.kr.co.id/

MEDIA SASTRA, terutama sastra tulis, merupakan media yang cenderung tidak diminati secara massal dan karenanya cenderung tidak memiliki “masa hidup” yang panjang. Pamusuk Eneste dalam “Timbul dan Tenggelamnya Majalah Kebudayaan” (Matabaca, vol 1/no.4/ November 2002) menyimpulkan bahwa banyak majalah kebudayaan yang masih rutin terbit, yaitu Horison dan Basis ditambah dua lagi yang agak diragukan keberlangsungan terbitnya, yaitu Kalam dan Kolong.

Dari keempat nama yang disodorkan Pamusuk itu, hanya Horisonlah yang memiliki perhatian dalam porsi yang besar terhadap sastra, sementara lainnya lebih berorientasi pada kebudayaan secara umum (bahkan Basis sama sekali sudah menghilangkan rubrik sastranya). Dengan demikian bisa dikatakan Indonesia masih hanya memiliki satu majalah sastra saja, yaitu Horison. Karena itulah, kegelisahan untuk membuat media sastra alternatif penting untuk dimajukan, minimal untuk menyemarakkan wahana ekspresi dan publikasi sastra kita.

Lantas, kenapa Yogyakarta dimajukan sebagai tempat kemunculan media sastra alternatif itu? Jika kita renungkan secara serius, agaknya bukan tidak mungkin jika Yogyakarta memang kondusif untuk tempat melahirkan media sastra alternatif tersebut.

Pertama, dari sisi motif-motif politik. Jika dibandingkan dengan Jakarta, misalnya, maka suasana di Yogyakarta lebih memberi tempat kepada tumbuhnya sikap saling menghargai di antara para pekerja sastra. Politik “perkubuan” boleh dibilang telah usang untuk dikembangkan di kota ini, terutama setelah kematian Linus Suryadi. Suasana ini tentu berbeda dengan Jakarta, yang bias-bias politik “perkubuan”-nya teramat kental.

Di sana, setidaknya, ada kubu Utan Kayu “TUK” dan Utan Kayu “Horison” (karena Horison mulai Januari tahun ini juga bermarkas di Utan Kayu) sebagai dua kubu yang memiliki power tertentu yang diperhitungkan dalam perpolitikan” sastra. Kemudian di wilayah marjinalnya terdapat komunitas Masyarakat Sastra Jakarta (MSJ), Komunitas Sastra Indonesiia (KSI), komunitas-komunitas sastra pergerakan yang melahirkan Media Kerja Budaya (MKB), juga komunitas-komunitas lain yang mencoba untuk lebih bersikap independen semacam Yayasan Multimedia Sastra (YMS).

Kentalnya bias politik “perkubuan” tentu akan membuat kehadiran ataupun kemunculan seseorang atau sesuatu apa pun dalam khasanah komunikasi sastra di Jakarta, akan mudah direspons dalam suasana kesalingcurigaan. Melejitnya nama seseorang sastrawan, pemilihan nama-nama tertentu sebagai peserta sebuah festival sastra internasional, peluncuran buku antologi sastra, penjurian-penjurian dan penghargaan-penghargaan sastra, dan sebagainya; adalah peristiwa-peristiwa yang tak pernah luput dari nuansa politik “perkubuan” tersebut. Komunikasi sastra telah kehilangan kesahajaannya dan upaya-upaya pemajuan dunia kesusastraan rentan untuk tergiring ke penjadian dunia kesusastraan sebagai alat untuk peneguhan kubu politik.

Jika kita hendak memunculkan sebuah media sastra baru atau alternatif di Jakarta, jangan-jangan sebelum media tersebut berhasil muncul kita sudah disibukkan untuk menjawab berbagai sinisme dan kecurigaan yang ditujukan terhadap motif-motif apa pelahiran media ini, siapa berdiri di belakangnya, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang berlagak kritis tapi sebetulnya melulu politis. Jika demikian, tentu Yogyakarta bisa dijadikan kota alternatif untuk penggairahan dan pemajuan sastra, termasuk misalnya untuk menjadikan kota ini basis dari media sastra alternatif. Penggairahan dan pemajuan sastra yang diharapkan lebih bersahaja dan tidak tenggelam oleh banalitas nafsu politik mudah-mudahan bisa dilakukan di sini.

Kedua, dari sisi motif-motif ekonomi. Dalam tulisan di Matabaca tersinggung di atas, Pamusuk Eneste mengutip pendapat Jakob Sumardjo perihal mengapa sebuah majalah kebudayaan (atau majalah sastra) cenderung mudah mati di tengah jalan. Menurut Jakob Sumardjo, ada beberapa hal yang menyebabkan sebuah majalah kebudayaan bisa bertahan hidup, dan salah satunya adalah bahwa majalah itu harus bukan mengejar keuntungan komersial tapi keuntungan kultural.

Faktor pengesampingan motif komersial inilah poin yang kemungkinan besar komunitas sastra Yogyakarta masih bisa menjalankannya, yang orang-orang dari kota-kota besar lain (Jakarta, Bandung, dsb.) sulit untuk melepaskan diri dari jaring-jaring sikap hidup materialistik dan pengejaran keuntungan material semacam itu.

Kita bisa belajar dari dunia penerbitan buku secara umum. Yogyakarta adalah gudang dari puluhan penerbit alternatif. Penerbit-penerbit kecil mandiri banyak muncul dari kota ini dengan karakteristik utama yang dimiliki oleh mereka adalah: (1) berangkat berbekalkan semangat idealistik, (2) tidak memaksudkan sebagai sebuah usaha dagang yang murni profit oriented, (3) bermodal finansial yang pas-pasan, (4) memiliki semangat mendobrak mainstream wacana yang status quo.

Penerbit-penerbit alternatif jika menerbitkan sebuah buku pertama kalinya, bukan untuk mengejar keuntungan komersial, tapi untuk keuntungan kultural. Dan terbukti di Yogyakarta semangat-semangat tersebut masih bisa dipelihara, dan penerbit-penerbit alternatif tersebut juga terbukti bisa bertahan hidup di kota ini. Dari contoh bisa bertahannya penerbitan buku alternatif di Yogyakarta inilah, maka bukan tidak mungkin ide untuk menjadikan Yogyakarta sebagai basis penerbitan media sastra alternatif, akan menemukan relevansinya.

Beberapa media sastra alternatif itu pun memang telah mulai mencoba untuk muncul dari sini. Contohnya Jurnal Cerpen Indonesia. Bahkan, Jurnal Puisi yang pada mulanya terbit di Jakarta dan merasa kewalahan untuk bertahan hidup dan sempat sekarat bertahun-tahun, akhirnya memilih untuk bertahan terbit di Yogyakarta.

Kemudian sesudah itu dan karenanya, masih terbuka kesempatan untuk menggagas dan melahirkan media sastra lain di sini. Mari beramai memunculkan media-media sastra lain di sini. Mari jadikan Yogyakarta sebagai basis media sastra alternatif. Dan kalaupun di kota ini pernah dideklarasikan Asosiasi Penerbit Alternatif (APA) dan Aliansi Penerbit Independen (API), bukan tidak mungkin akan lahir juga Asosiasi Media Sastra Alternatif (AMSA) yang mudah-mudahan khalis dari kepentingan politik dan ekonomi secara sempit. ***

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati