Jumat, 01 Juli 2011

Bapak Kami Wisran Hadi

Alfian Zainal
http://www.kompasiana.com/alfian_zainal

Pukul 09.11 WIB telepon genggam saya berdering ketika saya masih tidur. Saya kaget, kawan saya, Yusril, dengan memelas menyampaikan kabar duka bahwa Wisran Hadi meninggal sekitar pukul 08.30 WIB. Beliau meninggal akibat serangan jantung.

Saya langsung duduk. Lama sekali terpaku. Bagi saya, kabar itu sangatlah sulit dipercaya kendati memang begitulah kenyataannya. Bahwa saya kehilangan seorang ayah. Hubungan saya dengan Pak Wis sudah seperti ayah dan anak. Tidak hanya saya, tetapi juga teman-teman di Bumi Teater.

Bagi kami, Bumi bukan sekadar grup yang bisa dengan mudahnya masuk, berkarya, kemudian pergi. Bumi adalah sebuah keluarga. Keluarga bagi “anak-anak” Bumi yang kini entah berada di mana, yang usianya terpaut jauh di atas saya dan tidak pernah saya kenal. Juga bagi generasi setelah saya, yang juga tak saya kenal.

Di Bumi, apapun kesalahan seorang anak, tetap dihukum, tetapi tak pernah bisa meninggalkan keluarga itu. Mereka bisa pulang kapan pun, datang ke Belanti, duduk, membaca atau tidur- tiduran di atas karpet atau trap-trap yang biasa digunakan untuk properti panggung.

Saya masih ingat, Yusril pernah sangat membenci Pak Wis karena ambisinya menjadi seorang sutradara. Kebencian itu hanyalah karena ia tidak mau berada di bawah bayang-bayang nama besar Wisran Hadi, sutradara yang terkenal dengan konsep melukis di atas panggung itu.

Yusril memang berhasil menjadi seorang sutradara muda di Indonesia. Tetapi, ia tak pernah bisa meninggalkan Bumi sebagai keluarga. Itu terbukti, ketika Federasi Teater Indonesia (FTI) memberikan FTI Award untuk Pak Wis, 26 Desember 2010 lalu, ia adalah orang yang ngotot untuk membuat acara yang meriah. Ia menghubungi seluruh anggota Bumi untuk mendukung sehingga acara penyerahan Award itu menjadi dua malam. Malam pertama pementasan dari anak- anak Bumi dan malam kedua acara penyerahan Award.

Saya sendiri berniat pulang untuk acara itu, namun mendadak batal meskipun tiket sudah saya beli. Saya kemudian hanya mendapat cerita dari kawan-kawan betapa suksesnya acara itu. “Anak- anak Bumi hebat,” kata Pak Wis kepada saya lewat telepon, memuji acara itu.

Tentu saja bagi kami penghargaan itu pantas diperoleh Pak Wis sebagai orang kelima yang menerima FTI Award setelah WS Rendra, Putu Wijaya, Nano Riantiarno dan Slamet Rahardjo. Di negeri ini, orang seperti Pak Wis sangat langka. Meskipun banyak sutradara teater yang lahir di bumi ini, tapi tak banyak orang yang produktif menulis naskah drama seperti Wisran Hadi. Bahkan, Wisran boleh dikatakan orang yang paling banyak membuat naskah drama di negeri ini sehingga ia mendapat julukan pabrik naskah dari Padang.

Itu dilakukannya karena selama ini teater modern Indonesia hanya besar oleh naskah terjemahan dan saduran. Sehingga, agak miris mengatakan teater modern lahir sebagai perubahan dari teater tradisional.

Yang membuat saya semakin kecut atas kematian Pak Wis adalah karena kami –anak-anak Bumi yang tak semuanya saling kenal– berniat pulang bersama pada Ulang Tahun ke-35 Bumi Teater pada 10 November 2011 nanti. Meskipun kami bukan orang yang percaya mitos –mungkin karena Wisran Hadi adalah seorang yang dianggap suka menjungkir-balikkan mitos, bahkan sejarah– tetapi memperingati HUT Bumi 11-11-11, sepertinya bagus juga.

Dari berita yang saya baca di Kompas.com, Wisran mendapat serangan jantung saat di depan komputer, sedang menulis naskah. Komputer! Benda canggih itu masih saya ingat karena dari rumah di Wisma Indah II, Belanti, itu juga saya mengenal komputer. Pak Wislah orang yang pertama kali menyuruh saya menulis pakai komputer yang ketika itu masih menggunakan program Wordstar (WS). Dia juga yang memberikan informasi baru dan mengajarkan kami perkembangan WS dari WS4 hingga WS7. Sedangkan kami, saat itu masih buta dengan komputer.

Tetapi bukan itu yang membuat Pak Wis hebat. Pemikirannya, kecintaannya terhadap budaya Minang dan agama serta keterbukaannya terhadap segala bentuk pemikiran. Kami belajar soal sikap, karakter tetapi juga tentang demokrasi yang sesungguhnya dan egalitarian. Kami biasa berdebat bahkan berkelahi, tetapi kami tetap menjadi sebuah keluarga yang saling hormat- menghormati.

Kami belajar tentang kata, kalimat hingga makna dari naskah-naskahnya yang kuat. Kami juga belajar tentang kesempurnaan dan kedisiplinan. Saya ingat, bagaimana kami harus menyiapkan seluruh properti panggung dari Padang ketika melakukan pementasan di Jakarta, termasuk batu, petasan, bahkan kantong plastik.

Saya juga ingat, bagaimana Pak Wis memecat seorang aktor menjelang pementasan karena melanggar disiplin atau kesepakatan bersama. Sebab, bagi Wisran, bukan pementasan yang paling penting, tetapi manusianya.

Itulah bahagian kecil dari Wisran Hadi yang hingga ia meninggal tak pernah lupa pada anak- anaknya. Baginya tak penting, apakah anak-anaknya masih berkesenian atau tidak. Yang penting, ia tetaplah bapak bagi kami dan kami tetaplah anak-anaknya.
Selamat jalan Pak Wis. Selamat jalan ayahanda.

*) Redaktur Harian Tribun Batam

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati