Sabtu, 27 Agustus 2011

Menyongsong `Era Baru` Balai Pustaka

Leon Agusta*
Republika, 23 Sep 2007

Penerbit Balai Pustaka (BP), 22 September 2007, genap berusia 90 tahun. Bagi sebuah penerbit penghasil buku sastra, usia 90 tahun boleh dibilang hebat. Tapi, kalau dari 90 tahun itu yang melahirkan kebanggaan dan kenangan hanya 30 tahun pertama, tentu menimbulkan tanda tanya besar. Ada mata rantai yang hilang dari 60 tahun keberadaannya.

Di bawah kewenangan Deputi Bidang Agro Industri, Kehutanan, Kertas dan Penerbitan BUMN, Dr Agus Pakpahan, seorang cultured scholar/ yang juga dikenal sebagai penyair, beberapa waktu yang lalu sudah diambil tindakan penting, antara lain membentuk armada managemen baru, yang terdiri dari kaum muda yang lebih energik. Zaim Uchrowi ditunjuk sebagai Direktur Utama. Beban berat menghimpit pundak mereka.

Meskipun begitu, masa suram BP belum akan segera berlalu. Masa lalu menyisakan bertumpuk-tumpuk persoalan yang harus dibenahi. Jaringan kerja dengan kantor-kantor distributor, komunikasi baru dengan para kontributor naskah perlu diciptakan; di samping masalah internal organisasi kerja yang memang perlu ditata ulang dan diharapkan dapat diandalkan, agar siap menghadapi tantangan masa depan.

Diperkirakan, diperlukan masa sekitar lima tahun untuk bisa memantapkan jalan dan berputarnya roda perusahaan, sebelum bisa bicara soal ‘panen’ atau berkompetisi dengan penerbit lain yang sudah lebih dulu mapan. BP harus punya daya saing sekarang juga atau secepat mungkin. Tetapi, itu takkan mungkin. Kalau dipaksakan, hasilnya sudah dapat diramal: sejarah BP akan tamat secara menyedihkan.

Yang diharapkan, pemerintah bisa sabar dan ikhlas memikul beban tersebut dan menunggu sampai saatnya tiba untuk menarik nafas lega. Sementara, saat ini BP harus segera dibebaskan dari belenggu-belenggu masa silam yang mengikat langkahnya menuju kemajuan seperti yang dimimpikan para pecintanya.

Bila angka rupiah yang harus dihitung, mungkin ada yang bilang berat. Tak perlu berbantah soal itu. Karena, yang harus dipertimbangkan adalah nilainya bagi peradaban dan kebudayaan bangsa kita yang sudah sekian lama selalau terbaikan. Sekarang sudah saatnya untuk bicara bukan hanya soal harga (price) tetapi juga soal nilai (value). Karena, dalam membangun semangat kebangsaan, peradaban dan kebudayaan, kita tak mungkin selalu mengelak. Tantangan dan tanggung jawab untuk memanusiakan manusia, tak boleh ditawar.

Dengan alasan itu BP harus bangkit kembali. Semua institusi terkait harus bersinergi bersama mendukungnya. Agar lebih konkrit sinergi bersama itu perlu dikukuhkan dalam suatu kesepakatan baru. Dengan manajemen yang baru diharapkan BP dapat diandalkan sebagai satu institusi pembawa ilham untuk meniupkan semangat Indonesia Baru, sebagai satu institusi pembawa obor peradaban dan kebudayaan yang bersinar terang di seantero tanah air. Juga, perlu terus berupaya membuka ruang-ruang baru bagi langkah-langkah pencerahan. Dengan demikian BP bisa mulai menciptakan citra sambil membangun wibawanya.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) pastilah sangat menyadari krisis nilai-nilai yang sedang melanda masyarakat negeri tercinta ini. Depdiknas yang paling bertanggung jawab dalam membendung krisis tersebut. Dalam hal ini tepat sekali bila BP manajemen baru dijadikan mitra utama Depdiknas. Dengan etika kerja berupa kesungguhan dan kejujuran, diyakini BP akan bangkit dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.

Kehidupan masyarakat dan bangsa kita tidak mungkin harmonis bila kesungguhan hanya ada dalam batas-batas “ruang transaksional” dimana segala kebijakan ditentukan berdasarkan pehitungan angka-angka sementara ruang untuk membangun semangat kebangsaan, peradaban dan kebudayaan, disepelekan. Bila demikian halnya, artinya masalah semangat kebangsaan dianggap sudah tidak relevan. Penulis yakin, sesungguhnya tidaklah demikian.

Hari ulang tahun ke-90 seyogianya dimanfaatkan untuk menciptakan momentum bagi kebangkitan kembali BP. Citra baru, visi, dan misi baru diperkenalkan ke tengah masyarakat luas. Diselenggarakan secara meriah selama beberapa hari, siang dan malam, dengan semangat artistik yang kreatif. Bukan secara serba formal dan konvensional. Karena, momentum ini harus ditangkap terutama oleh generasi masa depan atau generasi muda.

BP tak punya banyak pilihan, kecuali orientasi yang secara luas membuka ruang bagi generasi muda hingga mereka merasa menjadi bagian dari BP yang baru, yang sedang membangun masa depannya. Rasa memiliki harus ditanamkan. Dan mereka, generasi muda, harus dapat merasakannya. Manajemen BP perlu berupaya menangkap semangat dan kecenderungan generasi muda dengan penuh pengertian dan kepercayaan bahwa masa depan BP akan sangat tergantung kepada cinta dan apresiasi mereka terhadap BP. Setiap kecenderungan negasi dalam memandang keberadaan generasi muda justru kontraproduktif.

Pelajaran bahasa dan sastra di sekolah yang kurang menarik, banyaknya corak ragam bacaan yang beredar secara bebas, membuat perkenalan generasi muda kita dengan sastra tidak melalui cara-cara yang lumrah. Keakraban mereka dengan dunia audio visual adakalanya seperti mengabaikan toko buku. Buku skenario film Syuman Djaya mengenai Chairil Anwar yang berjudul Aku tiba-tiba dicari karena Nicholas Saputra memegang buku tersebut dalam film Ada Apa Dengan Cinta. Begitu juga dengan Buku Harian Seorang Demonstran Soe Hok Gie. Banyak buku puisi terjual ketika ada pementasan puisi. Di seluruh tanah air sekarang bertebaran kelompok-kelompok musikalisasi puisi. Ada juga yang menyajikan novel dalam bentuk dramatic reading. Pada gilirannya novel pun mengundang peminat untuk membacanya.

Apa yang diungkapkan di atas memperlihatkan beberapa isyarat. Untuk masa depan, BP perlu secara lebih sungguh-sungguh belajar memafaatkan berbagai kecenderungan yang berkembang di kalangan generasi muda. Dengan kata lain, kiprah BP kepada aspirasi dan kreativitas generasi muda haruslah didukung dengan kearifan dan kesungguhan.

Sangat banyak agenda menarik yang dapat digelar oleh generasi muda Jakarta dan sekitarnya. Juga dari daerah-daerah lain di negeri yang memiliki kreativitas melimpah ini. Peringatan ulang tahun ke-90 BP harus mampu menciptakan bukan hanya suasana meriah dan gembira, tetapi juga kenang-kenangan yang akan tersimpan dalam hati.

Selanjutnya adalah rancangan besar (grand design) BP, terutama mengenai produk menjelang tahun 2017 atau seabad BP. Peringatan 90 tahun BP dapat ditegaskan sebagai satu langkah awal menuju 2017. Sebuah ruang waktu yang menantikan lahirnya berbagai gagasan yang unggul dan kalau bisa juga yang cemerlang. Ruang bagi visioner yang mampu membaca tanda-tanda zaman.

BP tak boleh diterlantarkan, merana, apalagi mati. BP harus dijelmakan menjadi sebuah oase di tengah gurun pasir Indonesia yang sudah lama haus terhadap cinta.

* Leon Agusta, Penyair dan pengamat sastra
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2007/09/wacana-menyongsong-era-baru-balai.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati