Jumat, 28 Oktober 2011

Dami N. Toda sebagai Kritikus Sastra

Yohanes Sehandi *
harian Pos Kupang, 23 Juni 2010

Sejak Dami N. Toda meninggal dunia 10 November 2006 di Hamburg (Jerman) sampai dengan pengantaran abu jenazahnya ke Indonesia/NTT, Oktober 2007, sejumlah koran nasional dan lokal NTT (Pos Kupang dan Flores Pos), memberitakannya. Wartawan Pos Kupang di Manggarai, Kanis Lina Bana, merekam kembali perjalanan hidup almarhum dan menghasilkan tiga tulisan berseri di Pos Kupang (25-27/10/2007). Dua penulis muda NTT, Bill Halan (Pos Kupang, 1/11/2007) dan Isidorus Lilijawa (Flores Pos, 24/10/2007) memberi sumbangan “opini sastra” tentang Dami N. Toda beserta jasa-jasanya. Semakin semarak berita tentang almarhum dengan kehadiran sastrawan besar Indonesia, WS Rendra, yang memberi kesaksian tentang kehebatan Dami N. Toda, juga ikut mengantarkan abu jenazah almarhum ke Kupang terus ke Todo-Pongkor, Manggarai, untuk disemayamkan di tempat peristirahatannya yang terakhir (Pos Kupang, 12, 16, 17, 19, 21/10/2007, dan Flores Pos, 16, 19/10/2007).

Dari berbagai berita dan opini, juga sambutan dalam berbagai acara, almarhum dihormati dengan sebutan “sastrawan” atau “budayawan,” sambil sesekali karya-karyanya disebut, seperti Novel Baru Iwan Simatupang (1980), Hamba-Hamba Kebudayaan (1984), dan Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi (1999). Hanya sayangnya, tidak ada berita/ ulasan yang “memadai” tentang karya-karya sastra bidang “spesifik apa” yang membuat nama Dami N. Toda terkenal dan meroket cakrawala sastra Indonesia modern. Sebutan sastrawan atau budayawan adalah sebutan umum yang perlu diberi penjelasan.

Kritikus Sastra

Tulisan ini mencoba menelusuri karya-karya Dami N. Toda sejauh yang penulis jangkau (miliki), yang melipuiti karya sastra kreatif (puisi), pemikiran kebudayaan, dan kritik sastra. Tiga bidang inilah yang menurut hemat penulis, merupakan “basis” pergulatan intelektual beliau selama hidupnya yang terekam dan terpublikasikan untuk umum.

Di bidang sastra kreatif, dosen pada Lembaga Studi-Studi Indonesia dan Pasifik, Universitas Hamburg (Jerman) sejak 1981 sampai dengan meninggal 10 November 2006, ini telah menciptakan puisi-puisi yang cukup bernas, sementara prosa (novel dan cerpen) dan naskah drama, sejauh yang penulis ketahui, belum pernah ditulisnya. Puisi-puisi Dami dapat dinikmati dalam antologi puisi Penyair Muda di Depan Forum (1974) dan Tonggak III (Editor Linus Suryadi AG, 1987), serta kumpulan puisi Buru Abadi (2005).

Dilihat dari jumlah puisi yang dihasilkannya, beliau tidak termasuk penyair produktif. Ini kalau kita bandingkan dengan sejumlah penyair lain seangkatannya, seperti WS Rendra, Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohamad, dan Sutardji Calzoum Bachri.

Di bidang pemikiran kebudayaan, Dami N. Toda menghasilkan buku berbobot Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi (1999), juga menerjemahkan dan memberi prakata buku Maka Berbicaralah Zarathustra F. Nietsche (2000). Buku sejarah budaya Manggarai ini menggambarkan pemikiran kritis Dami N. Toda yang bertujuan “mencerahkan/ meluruskan” sejarah kerajaan lokal Manggarai sebagai hasil manipulasi sejarah kaum penjajah di masa lalu. Buku ini merupakan salah satu buku terbaik hasil penelitian sejarah kebudayaan daerah di Indonesia yang “mengandalkan” tradisi lisan atau bahasa tutur masyarakat lokal sebagai sumber utama penelitian dan menghasilkan karya ilmiah yang patut diperhitungkan.

Di bidang kritik sastra, yang di dalamnya mencakup analisis sastra dan telaah sastra, Dami N. Toda mengukir nama besar di tingkat nasional. Karya-karya kritiknya terdapat dalam buku, antara lain: Puisi-Puisi Goenawan Mohamad (berisi telaah/ kritik sastra, 1975), Novel Baru Iwan Simatupang (skripsi sarjana UI, berupa telaah/kritik sastra, 1980), dan Hamba-Hamba Kebudayaan (himpunan kritik sastra dari berbagai media, 1984). Dami pun berhasil mengumpulkan cerpen Iwan Simatupang yang tersebar/ tercecer dalam satu kumpulan cerpen dengan judul Tegak Lurus dengan Langit (1983).

Dibandingkan dengan karyanya di bidang satra kreatif dan pemikiran kebudayaan, karyanya di bidang kritik sastralah yang lebih banyak menimbulkan decak kagum banyak kalangan. Almarhum menghasilkan karya kritik sastra (tulisan atau buku) yang berbobot dan menggemparkan jagat sastra Indonesia modern tahun 1970-an dan 1980-an. Sastrawan Indonesia yang karyanya dikritik Dami memberi rasa hormat. Menurut hemat penulis, sebutan/ julukan yang tepat untuk Dami N. Toda adalah “kritikus sastra.” Kritik sastra adalah spesifikasi keahliannya yang sangat menonjol dan membuat namanya terkenal.

Ada tiga jenis kritik sastra Dami, yakni kritik novel, kritik puisi, dan kritik drama/teater. Pengertian “kritik sastra” di sini adalah upaya kritikus mengungkapkan keunggulan/ kekuatan sebuah karya sastra, juga kekurangan/ kelemahannya, yang dilakukan secara kritis, analitis, dan estetis. Di sinilah letak perbedaan “kritik sastra” dengan pengertian “kritik” pada umumnya.

Novel-novel yang dikritik Dami adalah novel-novel Iwan Simatupang, yakni Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969), Kering (1972), dan Koong (1975). Puisi-puisi yang mendapat perhatian Dami adalah puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang terhimpun dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak (1981) yang merupakan gabungan tiga kumpulan puisi Sutardji sebelumnya dalam bentuk stensilan, yakni O (1973), Amuk (1977), dan Kapak (1979). Dami juga memberikan ulasan khusus terhadap puisi-puisi WS Rendra, Goenawan Mohamad, Ibrahim Sattah, dan Abdul Hadi W.M. Sedangkan kritik drama Dami lakukan terhadap karya WS Rendra (terutama “Bip-Bop” dan “Piiieeep”).

Menemukan Iwan

Novel-novel Iwan Simatupang (juga cerpennya) yang terbit 1960-an dan 1970-an tidak mendapat respons para pengamat dan kritikus sastra Indonesia. Karya-karyanya dinilai aneh, lain dari yang lain, padat renungan/idealis, tokohnya tokoh imajiner, latar tempat tak dapat dilacak, penuh kejutan, tidak ada awal, tengah, dan akhir. Pokoknya, sastra Iwan tidak bisa diterima dengan kerangka ilmu sastra yang sudah baku di Indonesia, yang antara lain dirasuki oleh Teory of Literature (Rene Welek, dkk) dan Aspects of The Novel (E.M.Forster).

Novel-novel Iwan tidak bisa dinalar dari segi “intrinsik” dan “ekstrinsik,” karena itu bukanlah novel, bukan sastra. Seorang kritikus sastra dari UI, Boen S. Oemarjati, menolak cerpen Iwan “Tunggu Aku di Pojok Jalan Itu” (Majalah Sastra I/7-1961) sebagai “Cerpen yang tidak memberikan suatu sikap positif.” Penolakan kritikus ini mendapat tanggapan keras dari Iwan lewat esainya, “T dari Tanggung Jawab” (Majalah Sastra II/1-1962) yang dimuat kembali dalam Sejumlah Masalah Sastra (Satyagraha Hoerip, Ed, 1982).

Publik sastra Indonesia merasakan sesuatu yang baru dalam novel-novel Iwan, namun tidak ada yang mampu menjelaskan “kebaruan” yang dibawakan Iwan. Pada saat kevakuman itulah muncul Dami N. Toda. Dami melakukan studi yang mendalam terhadap novel-novel Iwan lewat skripsi sarjananya di FS UI (1975), kemudian dibukukan menjadi Novel Baru Iwan Simatupang . Menurut Dami, novel-novel Iwan adalah aplikasi filsafat eksistensialisme yang sedang demam di Barat mulai tahun 1950-an. Ini bisa dipahami karena bertahun-tahun Iwan belajar di Eropa, antropologi di Leiden, drama di Amsterdam (Belanda), filsafat di Sorbonne (Perancis).

Temuan Dami N. Toda lewat Novel Baru Iwan Simatupang ini membuat namanya terangkat dan masuk dalam jajaran kritikus sastra Indonesia. Benar sekali kesaksian Rofino Kant, Ruteng, teman akrab Dami N. Toda semasih tinggal di Jakarta, bahwa nama Dami menjadi terkenal pada waktu diskusi sastra dengan sejumlah sastrawan terkenal di Jakarta tentang novel Iwan Merahnya Merah. Dami berani memberikan catatan kritis terhadap novel tersebut (Pos Kupang, 26/10/2007). Forum diskusi sastra dan tulisan Dami tentang Iwan mengokohkan namanya sebagai kritikus sastra yang menemukan novelis besar Indonesia, Iwan Simatupang.

Melambungkan Sutardji

Setelah menemukan Iwan, Dami N. Toda menjelajahi puisi-puisi “aneh” dan “nyentrik” (mirip perilaku penyairnya) Sutardji Calzoum Bachri (SCB) dalam kumpulan puisinya yang lengkap O Amuk Kapak. Kemunculan penyair SCB tahun 1970-an menggegerkan jagat perpuisian Indonesia. Sajak-sajaknya aneh, unik, lain dari yang pernah ada dalam sastra Indonesia sejak zaman pantun/syair/gurindam sampai zaman Balai Pustaka, Punjangga Baru, Angkatan 45 dan Angkatan 66. Konvensi penulisan puisi yang bertumpu pada kata/bahasa yang melahirkan makna (tergantung pada kata – meminjam istilah A. Teeuw) tidak diindahkan, bahkan dibalik-balik, disungsang, dan dibuntungkan. Aturan ejaaan (yang berkali-kali disempurnakan) dan gramatika bahasa Indonesia dibuat tak berdaya. Sejumlah pengarang memberi sikap sinis, bahkan menolaknya sebagai puisi/sastra.

Di tengah kontroversi kehadiran SCB, tampillah Dami N. Toda di atas panggung kritik sastra Indonesia. Ia memberi apresiasi yang positif terhadap SCB. Ia membedah puisi-puisi SCB yang mirip mantra dengan pisau analisis yang tajam bermodalkan pengetahuan yang luas di bidang ilmu sastra, filsafat, dan mitologi. Dami N. Toda menunjuk dan memperlihatkan ke publik sastra “kebaruan” hasil kreativitas yang dibawakan SCB dalam khazanah sastra Indonesia modern.

Hasil telaahan/pencerahan Dami terhadap puisi-puisi SCB membuka mata publik sastra Indonesia akan pembaruan puisi/penciptaan sastra di Indonesia. Satu-satunya kritikus sastra Indonesia modern, yang paling intens mendalami puisi-puisi SCB dan mempublikasikannya adalah Dami N. Toda. Melambungnya nama SCB menjadi penyair besar Indonesia yang pada 26 Januari 1976 memproklamasikan dirinya sebagai “Presiden Penyair Indonesia,” tidak terlepas dari jasa besar seorang kritikus besar Indonesia yang bernama Dami N. Toda. ***

*) Anggota DPRD NTT 1999-2009
Dijumput dari: http://yohanessehandi.blogspot.com/2011/05/dami-n-toda-sebagai-kritikus-sastra.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati