Jumat, 14 Oktober 2011

Ketika Penggurit Lain Sibuk Menjinakkan Kata

Judul : Layang Seka Paran
Pengarang :Suryanto Sastroatmodjo
Halaman :107, ix (87×81,5 cm)
Penerbit : Cantrik, Malang, 2003
Peresensi : Suwardi Endraswara *
http://sastra-bojonegoro.blogspot.com/

Ketika Penggurit Lain Sibuk Menjinakkan Kata, Suryanto Sastroatmodjo telah asyik mempermainkannya.

Banyak penikmat sastra Jawa menilai aneh geguritan (puisi) Suryanto Sastroatmodjo, selanjutnya disingkat SSA. Puiisi yang susah dipahami seperti ini biasa disebut orang sebagai black poetry. Tapi, bagi yang telah lama malang-melintang di dunia kejawen, bagi mereka yang akrap dengan dunia batin orang Jawa, guritan-guritan SSA yang terkumpul dalam antologi Layang Pangentasan (LP) ini justru akan mengasyikkan.

Rama Sudiyatmana menulis antologi Layang Saka Suwarga dan Widodo Basuki memilih Layang Saka Paran untuk buku kumpulan geguritannya. Balai Bahasa Yogyakarta pun menerbitkan antologi bersama dengan judul Layang Saka Gunung Kidul. Dan masih setumpuk lagi kumpulan guritan yang diberi judul dengan idiom “layang” (surat), yang, tampaknya memang amat digemari sastrawan Jawa. Meskipun ikut-ikutan menggunakan “layang”, orisinalitas geguritan SSA tak bisa diragukan. Banyak renungan zaman, psikologi waktu, kondite kejawen, dan sejenisnya selalu bertebaran. Mungkin, penggurit ingin “mengentaskan” kemiskinan humaniora kita lewat suratnya. Inilah kepedulian sejati.

LP memuat 85 buah guritan warna-warni. Ibarat orang berlaga, cukup menebarkan keringat mistis. Di tengah rimbunan daun mistik, SSA menorehkan gagasannya dengan sematan rasa. Ini sebuah pioner dalam geguritan. Yang unik, dia selalu mengukuhkan ungkapan khusus. Sebuah ungkapan njawani, yang kaya makna, misalnya di dalam geguritan Tarupala, Wantilan, Lambangsari, Kapangsari, Galuga dan lain-lain – rasa Jawa selalu dipurba. Di situ tanaman kejawen amat subur makmur. Penuh dengan catatan zaman yang disandikan menggunakan estetika Jawa asli (deles).

Perkara yang sesungguhnya romantik, yang di tangan penyair lain dengan gampang “terjerumus” ke dalam permainan erotika – diekspresikan SSA dengan langsung menyentuh falsafah hidup Jawa. Itulah daya estetika SSA yang penuh simbol. Coba saja tengok geguritan berjudul Lelangen ini:

Angin sore aleledhang ndumuk ron-ron mlinjo
Uga nyenggol sinoman
Angin lirih lan lilih, ning tabete isih cumithak walaka
Terang gumilang lamun aku isih kelepetan pamrih
Ngayunake manuk podhang
Selagine kayungyung mring kedasih

Terjemahannya:

Anngin yang bertiup sore hari berhembus menyerempet daun-daun mlinjo/Juga menyenggol daun muda/Angin bergerak lembut dan pelan, tapi masih tetap terasa/Terang sekali jika aku masih masih ada pamrih/Menginginkan burung kepodang/Yang sedang tergiur pada burung kedasih

Dari kutipan geguritan itu, tampak peristiwa besar permainan asmara digarap manis. Penggurit dengan piawainya bermain metafora, dengan memilih kata burung kepodang dan kedasih. Idiom burung ini amat njawani. Warna kepodang dan nama kedasih, amat romantis dalam kehidupan orang Jawa. Namun oleh penggurit diekspresikan secara impresif, tidak vulgar. Kata-kata yang cukup menembus rasa, diuntai secara tersamar. Dan, inilah hakikat sebuah geguritan yang layak dinikmati sebagai sebuah guratan nyali yang benar-benar menantang, terutama di hadapan para intelektual muda Jawa yang ingin menakar seberapa kokoh ia masih berakar pada kultur Jawa.

Juga dalam segi kebahasaan, SSA bisa disejajarkan dengan Sutardji, misalnya, yang sama-sama sebegitu kuat ikatan mereka dengan bahasa ibu; Sutardji dengan bahasa Melayu-Riau, akar bahasa Indonesia, sedangkan SSA dengan bahasa Jawa. Maka, tidak sepertihalnya penggurit muda lainnya yang menulis puisi berbahasa Jawa, yang tampak masih sering disibukkan urusan menemukan dan menjinakkan kata, SSA sudah berada pada tahap mempermainkannya, menyulam kata-kata lama dengan kata-kata baru, mengawinkannya. Ketika penggurit lain masih sibuk “mencari” SSA sudah asyik bermain-main dengan stilisasi.

LP sarat dengan gurit-gurit kebatinan. Doa-doa spiritual Jawa yang penuh greget kearifan, sangat kuat menggema melalui guritan-guritan di dalam LP ini. Bangunan-bangunan rasa yang sanggup melewati batas-batas kemanusiaan, cukup mengalir. Ini tak juga jauh dari sosok SSA sendiri sebagai “pujangga muda” dalam sastra Jawa modern. Dia, hampir tak mengubah wacana rasa yang penuh makna. Aspek-aspek bawarasa, selalu dia gelar dengan bahasa yang spesifik, cukup menyentuh nurani.

Dari geguritan biasa, balada, sampai prosa liris (gatra ginupita), tampak tak pernah bergeser seujung rambutpun – bahwa SSA tetaplah SSA. Kreativitas yang matang inilah yang mungkin jarang dimiliki oleh penggurit lain. Jiwa yang betul-betul sepuh (tua) selalu menyembul langsung dalam jantung geguritannya. Itulah sebenarnya masalah gaib dan ngelmu karang di era R. Ng. Ranggawarsita, yang selalu dia taati dan kemudian tumbuh dalam karyanya.

Hanya saja, memang ada kesan mitologis-pragmatis yang belum tertangkap – ketika dia melukiskan sebuah balada. Tak semua balada yang dia sampaikan harus bernuansa sedih. Bukan pula sebuah catatan yang cukup menggores dunia Jawa, tapi disebutnya balada. Tampaknya SSA memaknai balada hanya sebagai goresan peristiwa besar dalam hidup. Sebut saja Balada Galih Remujung, Balada Segara Wedang, Balada Tanpa Nama, dan sebagainya.

Geguritan SSA dengan warna apapun diekspresikan tetap sarat dengan religiusitas Jawa. Itulah agama Jawa. Itulah agama ageming aji, yang banyak didengungkan lewat babad-babad. Terlebih, kalau pembaca berkenalan dengan prosa lirik berjudul Kekeran Wingit. Gaya pengucapan semacam itu tampaknya belum banyak diminanti oleh penggurit lain. Ungkapan yang dialogis dan estetis khas SSA, cukup menawarkan hal-hal yang adiluhung. Lagi-lagi peristiwa mistis, harus menyelimuti dunia geguritannya. Dan, itulah pencarian (dan sekaligus penemuan?) SSA atas makna hidup bagi orang Jawa. Falsafah yang meloncat-loncat ini, diserbu, ditelanjangi, dan diliris-prosakan, dan semakin enak. Maka, bersiaplah untuk lega sehabis menikmati sebuah santapan LP ini. Paling tidak, batin kita akan terbuka, bahwa ada batas surga-neraka, bapa akasa-ibu pertiwi, dan seluruhnya terbentang di hadapan manusia. Di hadapan kita.

*) Suwardi Endraswara, penggurit/pengarang sastra Jawa/Indonesia, Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa UNY.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati