Jumat, 14 Oktober 2011

Mengembangkan Seni Tradisi di Sekolah

Indira Permanasari
Kompas, 15 Des 2006

Ni Randa Dadapan sedang sedih. Hujan lama tidak turun. Makanan menjadi sulit karena kekeringan melanda. Kemudian, diambilnya irus (semacam sendok sayur) yang didandaninya seperti bidadari. Tembang indah yang ibaratnya mantra lalu dilantunkan Ni Randa dengan harapan bidadari sudi menurunkan hujan.

Lakon Ngudang Widadari Nurunnaken Udan itu dibawakan dengan tradisi Dalang Jemblung oleh empat siswa SMA Negeri 5 Purwokerto, Jawa Tengah, dalam Festival Tradisi Lisan beberapa waktu lalu.

“Sampai sekarang, di beberapa daerah yang kurang air di daerah Banyumasan masih menjalankan ritual cowongan atau meminta hujan,” ujar Amalia Rahayuni, guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 5 Purwokerto yang membina kelompok teater tersebut. Cowongan biasanya dibuat dari irus, kukusan, kayu, dan bambu hingga menyerupai boneka manusia.

Dalang Jemblung sendiri merupakan kesenian khas daerah Banyumas. Dalang Jemblung yang dibawakan para remaja dengan gaya berteater itu sederhana, tetapi jenaka.

Tidak ada alat musik sehingga bebunyian keluar dari bibir pedalang, pelakon atau sinden. Si pemeran tokoh, sinden, dan dalang dalam satu panggung saling berceletuk sehingga menimbulkan kelucuan. Kostum juga sederhana, seperti pakaian petani di pedesaan. Properti yang dibawa hanya sebuah boneka dari serabut dan semacam piring perak.

Dalang Jemblung cukup dimainkan 4-6 orang. Seni tradisi ini konon di daerah asalnya bisa saja dimainkan di dalam rumah lantaran tidak membutuhkan banyak perlengkapan.

Para pemain Dalang Jemblung muda tersebut tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di sekolah mereka. “Kami memainkan Dalang Jemblung pertama kalinya ketika diundang Festival Tradisi Lisan di Yogyakarta baru-baru ini. Kami mencari naskah cerita rakyat ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas dan berlatih lakon tersebut. Setelah itu, baru diundang ke Jakarta,” ujar Amalia.

Sebelum itu, teater tersebut belum pernah membawakan seni tradisi. “Anak-anak ternyata menyukainya, barangkali benar kata pepatah, tak kenal maka tak sayang,” kata Amalia.

Selain lakon Dalang Jemblung itu, dua murid SMP Negeri 1 Taliwang, Nusa Tenggara Barat (NTB), Basuk dan Mizar, membawakan seni tradisi Lawas-Sakeco dari Sumbawa. Lawas-Sakeco dibawakan dengan menembang lawas sambil menabuh rebana.

Kesenian itu dimainkan dua orang dan biasanya pria. Mereka bersyair dimulai dari satu orang dan disahuti oleh yang lainnya. Isi syairnya bermacam-macam, mulai dari kritik sosial, lingkungan, dan sebagainya.

Siang itu Basuk dan Mizar membawakan syair-syair yang terkadang kocak. “Biar tidak punya motor Honda, yang penting bisa bersekolah duk… duk… duk,” dendang Basuk kemudian menabuh rebananya. Kali lain dia bernyanyi.

Kedua bocah tersebut sudah belajar Lawas-Sakeco sejak kelas empat SD. “Waktu di sekolah dasar, mereka sering mewakili sekolah untuk pertunjukan Lawas-Sakeco,” ujar Jaya dari Sanggar Seni Lepas yang mendampingi kedua bocah tersebut.

Selepas SD, mereka lebih banyak belajar dari lingkungannya dan tergabung dalam sanggar. Di SMP tempat mereka belajar tidak ada ekstrakurikuler seni tradisi tersebut.

Wahana pewarisan

Kalau empat remaja SMA Negeri 5 Purwokerto, juga dua remaja dari SMP Negeri 1 Taliwang, Basuk dan Mizar, mengenal seni tradisi di sekolah, itu menunjukkan bahwa sekolah justru dapat menjadi pemutus mata rantai tradisi.

Umumnya, sekolah bisa dibilang kian steril dari nilai dan seni tradisi lokal, terutama di perkotaan. Sekolah yang sistemnya cenderung seragam semakin terfokus untuk kompetitif di era globalisasi. Era yang antara lain ditandai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Akibatnya, kearifan lokal dan tradisi semakin tidak mendapat tempat. Sayangnya, seperti pernah diungkapkan Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pudentia, terkadang dengan adanya sistem persekolahan, orangtua cenderung menyerahkan tugas pendidikan dan pengajaran kepada sekolah.

AM Muchtar, salah satu peserta dalam pertunjukan Massureq dari Sulawesi Selatan, mengamini hal tersebut. Massureq merupakan seni pembacaan karya sastra tulis orang Bugis, termasuk di dalamnya I La Galigo. Kata Muchtar, di zaman sekolah rakyat, dirinya masih diajarkan menulis dengan aksara Bugis dan membacanya.

“Anak dan cucu saya sekarang tidak lagi mengalami hal serupa dengan model sekolah seperti sekarang ini. Tradisi tidak lagi diajarkan. Padahal, di lingkungan sehari-harinya, anak juga diserbu oleh berbagai budaya luar,” katanya.

Amalia juga mengakui, di dalam kurikulum sendiri jarang mencakup pengenalan kearifan lokal dan seni tradisi. “Untuk itu, salah satu cara yang dapat dikembangkan ialah mengenalkan berbagai kearifan lokal dan seni tradisi melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah,” ujarnya.

Selain itu, pihak sekolah dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga lain yang peduli terhadap tradisi. “Mahasiswa sastra dari Universitas Jenderal Soedirman, misalnya, menawarkan untuk menampilkan teater Banyumasan di sekolah kami. Kami setuju, tetapi dengan catatan para siswa kami juga mendapatkan peran sehingga mereka dapat ikut merasakan dan mengenal tradisi,” ujarnya.

Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2006/12/mengembangkan-seni-tradisi-di-sekolah.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati