Selasa, 24 Januari 2012

J.F.X. HOERY TAK INGIN SASTRA JAWA MATI

Sujatmiko
_Koran Tempo, 23 Mei 2009

Sepeda motor Honda Astrea keluaran 1980-an memasuki pekarangan rumah yang penuh pepohonan di Desa Padangan, Kecamatan Padangan, Bojonegoro. Pengendaranya, pria bertopi yang berboncengan dengan wanita paruh baya.

Pria itu bernama JFX Hoery, 64 tahun, dan Sri Narjati, istrinya. Ya, setidaknya, dalam 10 tahun terakhir ini, sepeda motor warna hitam itulah yang berjasa mengantar beraktivitas pemiliknya. Termasuk antar-jemput sang istri, seorang guru yang juga kepala sekolah dasar negeri di sebuah desa di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro. “Saya sedang menyiapkan berkas sertifikasi guru untuk istri saya,” ujar pria kelahiran Pacitan ini.

Dalam jagat jurnalistik, terutama bahasa Jawa, nama J.F.X. Hoery sudah tidak asing lagi. Dia dikenal sebagai seorang sastrawan Jawa yang kini mulai langka. Banyak hasil karangannya telah diterbitkan dalam bentuk buku, antara lain Lintang-lintang Abyor, Langit Jakarta, dan buku cerita anak dengan judul Permaisuri yang Cerdik dan Sosiawan-sosiawan Kecil.

Sebagian besar karya Hoery ditulis dalam bahasa Jawa, baik berupa geguritan (puisi) atau kumpulan cerita cekak (cerita pendek), yang dimuat di sejumlah media seperti Penjebar Semangat, Joyo Boyo, Joko Lodang, Dharma Nyata, Dharma Kanda, Parikesit, Pustaka Candra, Praba, Damar Jati, dan harian Suara Merdeka di Semarang.

Boleh dibilang, di antara sejumlah nama besar sastrawan Jawa di Jawa Timur, Hoery termasuk salah satu sastrawan yang produktif. Hingga 2006, Hoery sudah menghasilkan sekitar 100 cerita cekak dan sekitar 350 geguritan. Bahkan, pada 2004, buku Pagelaran, kumpulan geguritan Hoery, juga mendapatkan hadiah Rancage, penghargaan paling bergengsi untuk sastra daerah.

Di luar aktivitasnya sebagai pengarang Jawa, Hoery juga pernah menjadi wartawan Kedaulatan Rakyat (1985-1989) dan Bernas (1990-2001) di Bojonegoro dan Blora. Tetapi, bagi Hoery, sastra Jawa lebih kuat daya tariknya ketimbang menjadi wartawan. Menurut dia, sastra Jawa bisa memberikan kepuasan batin ketimbang sastra Indonesia. “Intuisi saya ke sastra Jawa lebih kuat,” pria sederhana ini menegaskan.

Selain sebagai penggurit yang andal, Hoery dikenal sebagai pekerja keras, ulet, teliti, sekaligus seorang pendokumen yang baik. Arsip-arsip hasil karya tulisnya–termasuk foto–masih disimpan rapi di rumahnya di Dusun Kalangan, Desa Padangan. Bahkan, hingga saat ini Hoery juga masih telaten menjadi agen sejumlah media Jawa seperti Jaya Baya dan Penjebar Semangat. Bagi Hoery, kerelaannya menjadi agen majalah tersebut adalah bagian dari kecintaan dan penghormatannya pada sastra Jawa.

Berkat upaya menguri-uri (merawat) sastra Jawa ini, Hoery kerap menjadi narasumber penelitian dari para mahasiswa dan dosen dari sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Negeri Semarang dan Universitas Negeri Surabaya. Bahkan, salah seorang peneliti dari Universitas Canberra, Australia, George Quinn, juga pernah meneliti karya Hoery.

Proses kreatif Hoery sebagai sastrawan diawali pada 1960, saat tulisannya (cerita anak) di rubrik Taman Putra di majalah Penjebar Semangat. Kegiatan menulis ini tak lepas dari lingkungan masa kecilnya yang kental dengan tradisi Jawa seperti kegiatan macapat (menyanyi Jawa). Dari pergaulannya dengan tradisi ini, pada l969 hingga kini Hoery terus mengembangkan kemampuannya dalam menulis geguritan dan cerita pendek.

Setelah menerbitkan buku Pagelaran (2003) Bojonegoro Ing Gurit, dan Banjire Wis Surut (2006), Hoery kini bersiap menerbitkan empat buku lagi, dua di antaranya berjudul Kabuncang Ing Pangengan dan Tandure Wis Sumilir. Namun, rencananya ini masih tersendat karena terganjal dana. “Belum ada sponsor yang mau menerbitkannya,” kata Hoery. Penerbitan buku sastra Jawa memang masih tergantung sponsor. “Soalnya, jarang penerbit yang tertarik sastra Jawa,” dia menambahkan.

Latar belakang pendidikan Hoery sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan sastra Jawa. Pendidikan terakhirnya adalah sekolah tinggi menengah (STM) di Semarang. Karena itu, pada 1970-an, Hoery sempat bekerja di pengeboran minyak di sejumlah daerah di Jawa. Di luar kegiatannya sebagai pengarang, pada 1999-2004, Hoery juga pernah menjadi anggota parlemen di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bojonegoro dari PDI Perjuangan.

Di tengah euforia politik yang kini melanda elite Indonesia, Hoery mengaku sangat prihatin atas perkembangan sastra Indonesia, terlebih sastra Jawa. Kegiatan sastra Jawa kini semakin redup. Akibatnya, anak-anak muda zaman sekarang sudah tidak punya unggah-ungguh (sopan santun) terhadap orang tua. “Itu karena pelajaran bahasa Jawa mulai ditinggalkan,” katanya.

Meskipun kegiatan sastra Jawa semakin surut, Hoery tak rela jika suatu saat nanti sastra Jawa mati. Untuk itu, dia terus menulis dan menggerakkan Pamursudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB)–organisasi yang kini dipimpinnya–agar karya dan jejaknya menjadikan pelita bagi sastra Jawa. (Sujatmiko)

PENGGERAK ORGANISASI
Kegelisahan dan emosi J.F.X. Hoery sebagai seorang sastrawan Jawa tidak hanya disalurkan dalam bentuk tulisan, tetapi juga diwujudkan dalam kegiatan di Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB).

Organisasi ini didirikan pada 6 Juli 1982 oleh sejumlah pengarang di Bojonegoro, seperti Yusuf Susilo Hartono, Jayus Pete, Sardjoe Resosepoetro, Yes Ismie Soeryaatmaja, dan Hoery. Nama PSJB sempat moncer di era l982-l986.

Puncaknya terutama ketika PSJB menyelenggarakan sarasehan sastra daerah dengan tema “Jati Diri Sastra Daerah”. Selain mengundang penggiat sastra dari Aceh, Minang, Sunda, Jawa, Bali, Banjar, dan Bugis, PSJB mengundang George Quinn, peneliti dari Australia.

Sebagai organisasi nirlaba, pasang surut PSJB sangat bergantung pada figur dan kepedulian pengurusnya. PSJB mulai vakum pada l987 setelah Yusuf Susilo Hartono–Ketua PSJB saat itu–merantau ke Jakarta. Komunitas ini baru aktif lagi pada 2000 setelah PSJB dipimpin oleh Hoery. Selain sudah menerbitkan tiga buku, pada masa kepemimpinan Hoery, PSJB menyelenggarakan sejumlah seminar dan pelatihan bagi guru-guru di Bojonegoro.

Yang terbaru, PSJB juga ikut memelopori penelitian situs di Bojonegoro dengan bekerja sama dengan jurusan Arkeologi Universitas Udayanai. Pada Juni depan, PSJB juga akan menggelar lomba tulis bahasa Jawa se-Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. “Ini upaya untuk melestarikan sastra Jawa,” kata Hoery.

Untuk mempertahankan bahasa daerah di Tanah Air, Hoery sependapat dengan Ajib Rosidi, sastrawan Sunda yang juga pendiri Yayasan Rancage, yaitu agar para penggiat sastra daerah secara berkala menyelenggarakan kongres bahasa daerah. “Dan ini sudah kita lakukan,” kata Hoery.

Kini, di usianya yang mulai senja, Hoery masih bersemangat untuk melestarikan sastra Jawa. Ini dibuktikannya dengan mengajak anak-anak muda dalam menjalankan PSJB. “Ini untuk kaderisasi,” ucapnya.

Dijumput dari: http://komunitassastra.wordpress.com/2011/03/08/j-f-x-hoery-tak-ingin-sastra-jawa-mati/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati