Selasa, 24 Januari 2012

Karya Sastra dan Persoalan Media Massa

Renosta
__Pikiran Rakyat, 16 Juni 2011

Ada persoalan yang menggelisahkan menyangkut karya sastra dan media massa. Yaitu wacana media massa (mainstream) “tertentu” yang dianggap sebagai representasi dominan terhadap pencapaian estetis sebuah karya sastra. Sebenarnya wacana ini sudah menjadi bahan perbincangan masyarakat sastra Indonesia, namun tidak memberikan tawaran gagasan apa-apa, kecuali hanya polemik wacana saja.

Seperti halnya polemik Sastra Koran versus Sastra Cyber yang sebelumnya berlangsung di berbagai media. Juga gugatan politik sastra Saut Situmorang terhadap dominiasi estetis sastra TUK (Teater Utan Kayu) yang digawangi Goenawan Mohammad. Namun walau demikian, sebenarnya diskursus seperti ini adalah sebentuk usaha mencoba membuka ruang-ruang pilihan sastra yang lebih demokratis. Sebab Sastra bukanlah milik kalangan tertentu saja.

Terlepas dari itu semua, jikalau permasalahan yang terjadi adalah monopoli media massa (mainstream) tertentu terhadap kesusastraan, maka kita perlu mendudukan hal ini pada persoalannya yang sederhana. Yaitu karya sastra dan media massa.

Media massa selalu terkait dengan industri berikut persaingan-persaingannya. Sama halnya dengan industri-industri penerbitan lainnya, yang muara akhirnya adalah pertimbangan ekonomi. Ada selera pasar di sana. Dan ada pihak atau orang yang mengatur arus lalu lintas bisnis di sana. Oleh karenanya ketika sastra masuk dalam ranah media massa, maka yang terjadi adalah ketegangan di antara keduanya. Bahkan dalam hal ini penyair Octavio Paz berpandangan bahwa perdagangan seni sastra dewasa ini didorong dan dimotivasi oleh pertimbangan-pertimbangan murni ekonomi.

Oleh karenanya terkait hal di atas, ada dua gagasan sikap yang ingin saya tawarkan di sini. Namun sebelum dua gagasan tersebut saya utarakan, ada paradigma besar yang perlu ditekankan sebagai landasan prinsip. Bahwa setiap media, (apa pun itu baik cetak maupun online) memiliki kemungkinan melahirkan karya yang baik atau pun buruk.

Tentunya kita sering membaca karya-karya sastra yang terbit di koran-koran minggu, dan terkadang tidak kita mengerti alur logika bahasanya (entah karena pertimbangan apa redaktur memuatnya), namun karena belenggu paradigma bahwa karya tersebut telah tembus media massa, sikap kritis kita terbunuh dan terkubur dalam-dalam. Padahal setiap karya terbuka peluang kritik di mana pun itu. Begitu pula dengan media cyber, terkadang kita menemukan karya yang benar-benar menakjubkan di sela-sela ribuan lintas kata dunia maya yang berseliweran dan menghiasi dinding sastra cyber.

Oleh karenanya, media massa (mainstream khususnya) bukanlah tolak ukur dari sebuah karya sastra yang “baik” secara mutlak. Hal ini terkadang yang menjadi belenggu masyarakat sastra kita, terutama mereka yang pemula sehingga mematikan kebebasan proses mereka dalam berkarya.

Saat tulisan mereka tak dimuat di media massa, akhirnya mereka membanting keras-keras kesusastraan dari tubuh mereka, karena sastra sudah mereka anggap tak lagi menerimanya kecuali mereka mereka menghamba pada media massa yang dianggap representatif itu. Lalu bagaimana sikap kesusastraan kita sebenarnya?

Inilah dua gagasan sikap yang akan saya tawarkan itu. Pertama, sikap idealis. Artinya seorang sastrawan, seorang pengarang sastra menulis karya sastra dengan sebenar-benar sebagai bagian dari proses pencapaian estetis. Mereka tidak menghamba pada industri media. Mereka membaca, menulis dan berapresiasi dengan ketulusan hati. Kalaupun karya mereka dimuat media massa, mereka tetap berpegang pada idealismenya dalam berkesusastraan, atau bisa dibilang konsekuensi dari itensitas kebergiatannya dalam menulis.

Dalam proses kreatifnya ini, tentu ada banyak cara toh bagi setiap pengarang sastra dalam menempuh pencapaian estetis. Terutama dalam menemukan ruang-ruang apresiasi. Mereka bisa mengapresiasi dengan cara “silaturahmi” kepada pada para sastrawan, akademisi sastra atau kritikus sastra dalam membahas karya-karya mereka, baik secara personal atau pun komunal. Atau jika di zaman sekarang, banyak media cyber, seperti halnya blog, yang apabila benar-benar digunakan sebagai ruang apresisasi yang efektif, maka akan menghasilkan proses kreatif yang mumpuni juga.

Di lain pihak kini juga tumbuh dan merebaknya media-media alternatif seperti buletin dan jurnal yang diterbitkan oleh komunitas sastra yang memang ingin menghadirkan bentuk-bentuk baru dari corak kesusastraan mainstream. Dengan demikian pluralitas estetika sastra semakin berkembang, dan tidak hanya di monopoli oleh satu pilihan saja, atau satu selera redaktur media massa tertentu saja.

Kita menghidupi sastra, dan bukan hidup dari sastra. Oleh karenanya hasil pencapaian karya sastra tak melulu harus dimuat media. Karena menurut Paz, logika kesusastraan bukanlah logika pasar.

Yang kedua adalah sikap professional. Ini adalah jalur bagi siapa pun yang ingin menjadikan menulis sabagai bagian dari pilihan hidupnya, maka sikap inilah pilihannya. Mereka harus merebut selera pasar. Mereka harus memikat redaktur. Maka orang-orang yang memang ingin menulis dan menjadi penulis sebagai bagian profesinya, ia haruslah bersikap professional. Karena ia menulis untuk pasar.

Bagi yang memiliki motif-motif kepentingan ekonomi, ambisi popularitas, dan tekanan eksistensi maka di sinilah posisinya. Mereka harus bersikap professional sebagaimana seorang pekerja (ekonomi). Silakan tempuh resiko-resikonya.

Oleh karenanya kita tidak perlu pusing dengan perkara media massa tertentu yang dianggap menjadi representasi kualitas karya sastra. Namun yang menjadi pekerjaan rumah dan agenda besar kita sesungguhnya adalah, bagaimana menyelematkan paradigma kesusastraan masyarakat sastra kita yang masih menganggap bahwa media massa (mainstream) tertentu sebagai tolok ukur satu-satunya pencapaian estetis terakhir sebuah karya sastra.

Dijumput dari: http://jurnalrestuashariputra.wordpress.com/2011/07/11/karya-sastra-dan-persoalan-media-massa/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati