Kamis, 09 Februari 2012

Sajak-Sajak Arther Panther Olii

http://oase.kompas.com/ 21 Jan 2012
[1]
Kepada Hera

I
sebagai yang terlupakan, aku
tak gegabah berandaiandai

jika rembulan akan gerhana
maka pekat hanya ilusi sementara

aku tak mendahului sesal, Hera
di masa perpisahan penuh isak

memahami bahwa fajar akan kembali
songsong rapuh jiwaku

aku sampirkan pelangi di dada
agar sekiranya saat kau hadir dalam dekap

kau akan sumringah jua
penuh bahana tawa, membuat langit malu

cermati sebuah ikhwal kematian hati
tersebab praduga sesat yang tersemat

II
sebagai yang terbiarkan, aku
tak cemas meliarkan anganangan

andai matahari pindah terbit di barat
terang masih akan menjalar lembut

aku masih biaskan kepastian, Hera
di keadaan yang tak lagi sama

kiamat merapat, malam berkeping jua
hancur oleh derai tangis yang miris

lalu aku harus ke mana?
perulangan arah tetaplah terpekik namamu

III
sebagai yang terlupakan
sebagai yang terbiarkan

aku berusaha biasabiasa saja, Hera
menjadi utuh diri yang tak dilaknat waktu

menjelma apapun di musim baru
aku hanyalah pengelana rindu

di bayang wajahmu
aku luruh, mengeja semua ketidaksempurnaan

Manado, 07072011.



[2]
Tentang Menjadi yang Terindah
: Hera

Sudah kutanak kenangan, Hera. Sungguh matang hingga betapa
senangnya masa jatuh bergulir. Tak perlu berletih menelesuri
lembah keraguan. Lorong kita, Pando, masih sudi ditaburkan
riwayat dua hati. Pada coklat tanahnya, pada kusam sekatnya,
abjadabjad asmara menjelma keinginan baru. Dan para pemukim
berlalu serayamelepaskan haru tuk ditukar dengan asaasa sukacita.

Aku pun masih bagian dari lorong ini, Hera. Pemukim yang acapkali
merunut kegagalan mimpi jelma nyata di langkah esok. Jika kau
terbiasa mengecap rasa rindu dari pelepah malam, maka adalah aku
yang terdera belenggu siang. Kujelang cahaya dengan sekawanan
awan hitam bergelayutan di wajah. Ternyata aku tak terbiasa.
Menggauli perpisahan dalam puisipuisi serba temaram.

Bila kau harus kembali, Hera. Sudilah membungkus maaf sebagai
buah tangan. Kenangan yang kutanak ini, dalam kematangannya tak
cukup digjaya buatku menjadi yang terindah. Apa yang akan kauaku
rayakan di perjumpaan, tak akan lebih dari upaya menggelar kembali
permadani perbedaan. Wewarna serupa pelangi, namun terbias hanyalah
elegi. Elegi dan tetap elegi kita terima dalam dua belas tahun yang
hilang. Di dinding masa depanmu, aku adalah arsiranarsiran garis nasib
terputus dari lingkaran waktu. Lingkaran yang merunut jejak asmara
berbayang lara.

Tapi aku masih saja terus bermimpi, Hera. Mimpi tentang menjadi
yang terindah dalam sisasisa napas penantian. Paruparuku tak sudi
berpurapura disinggahi udara kecemasan. Dari apa yang coba kuuraikan,
adalah sederetan doa jua yang kuberaikan dari katakata tiada bermakna.
Pada tanggatangga langit, aksaraaksara doaku akan meniti pasti sebuah
keyakinan. Di dirimu jua, Hera, aku akan menghilang dari perangkap sepi.
Di dirimu jua, aku akan selalu menjadi seseorang yang punya arti.

Manado, 21072011.



[3]
Hera dan Sebuah Nyanyian yang Penuh Petuah

“Cintakan membawamu kembali di sini
Menuai rindu membasuh perih*”

Sejatinya telah tepat kau jumlahkan bilangan kehilangan
Setelah semua angan silam sua tempat pemberhentian

Dan lengkingan nada-nada selaras dengan petikan harpa sang cupid
Ada cinta, ada kasih, ada rindu yang saling mengapit

Sungguh aku lelah melaknati gamang
Telah kupahami setitik cahaya di antara remang

Dari bening dua bola matamu, malam hanya sekedar nama kelam
Tak pernah serius hadir membiasi kisah-kisah temaram

“bawa serta dirimu, dirimu yang dulu
mencintaiku apa adanya**”

Lalu apa nama paling indah untuk esok?
Selain bahagia yang tak sudi lagi berbelok

Kita akan biarkan saja seperti ini
Seperti ikhlasnya fajar yang datang kelewat dini

Akan kita haturkan senyum ke timur
Terus ke timur yang juga ikhlas memanjangkan umur

Hera, nyanyikanlah terus nyanyikanlah
Hingga penantian berpantang mengenal kalah

Manado, 02012012.

*&** : lirik lagu “Cintakan Membawamu Kembali”-Dewa 19-



[4]
Nocturne yang Terlupakan
: Hera

I1I
Sudah kau tinggalkan cemas
Sudah aku tanggalkan ragu

Lalu, kepergianmu kusederhanakan sebagai penambahan jarak rindu di hatiku. Waktu menjadi kelipatan kenangan yang terus berkuadrat, terus berkubik dengan hasil nominal-nominal keyakinan. Dan kupandang sendiriku hanya sebagai titipan koma yang sedang mengipasi kemarau sebelum hujan tiba mengubahnya menjadi titik.

Kebenaran sunyi masih menjadi misteri tak terpecahkan. Masih tentang kauaku yang terus merekam begitu banyak jejak terselip di antara rimbun pekat malam. Hidup dan asmara menjadi dua hal yang paling kita minati. Menjadi dua hal yang paling kita kilaukan di sepanjang pesisir cahaya hati.

I2I
Sudah kau ceraikan masa lalu
Sudah aku beraikan kenangan

Pun, bila kini kuterima jua kabar sendirimu, sendiri yang lebih perih dari gersang pematang, kau harus tahu, aku kalangkabut menyibak lebatkabut di antara pelarianku. Pelarian menujumu yang terus saja mengubah nama arah. Kucoba pelihara angan tanpa pertanyaan, kuterus manjakan ingin tanpa mencari tahu jawaban. Hati terus berpalung sedalam mungkin bagi niscayanya sebuah pelukan sehangat mentari pagi.

Kekekalan sepi akan jadi tuturan turun temurun. Tetap ini tentang kauaku yang pernah mengultuskan janji-bila di antara bayang-bayang yang dihilangkan terik-, kauaku tetap tak akan bergeming. Maut dan rindu sebenarnya punya ikatan yang harus kita sepakati bersama. Di tubir kekecewaan, rindu seketika menjadi hitam sebenarbenarnya.

I3I
Sudah kau ikhlaskan kehilangan
Sudah aku relakan kehampaan

Hanya terus dan terus saja aku berdiri. Entah apa nama daratan ini. Pijakan yang meneruskan guliran airmata. Membeku dan meruah ke segala penjuru sebagai bola-bola kesedihan. Mencari dan terus mencari lubang-lubang keriangan. Sendiri ini, sunyi sepi ini terlalu cadas merampas musim-musim yang mukim di senyumku. Dan kau terus berkewajiban tahu, adalah ketulusan yang setia kupelihara dalam penantian. Andai kau batalkan kepulangan, aku masih bisa mempuisikan embun, menghadirkannya di kering kelopak-kelopak jiwaku.

Apa yang akan mengabadi di batas waktu selain hening yang kian bening di lembaran hariku ? Senantiasa ini masih menjadi kisah kauaku yang bertukar tawa di antara isak pedih perpisahan. Hidup mati, rindu asmara sesungguhnya lingkaran yang kita arsir bersama. Dari dua tempat berbeda, kita tiada berletih mengirimkan pesan, doa dan harapan meski kesemuanya kandas jua usai malam direnggut pagi.

Gorontalo, 03102011.

Arther Panther Olii, lahir di Manado. Menyukai dunia tulis-menulis. Karya-karyanya berupa puisi dan cerpen termuat di berbagai harian di Manado. Pernah 2 tahun 3 bulan bekerja dan tinggal di gorontalo. Bergiat di Komunitas Bibir Pena Manado, Komunitas Tanpa Nama Gorontalo dan Redaktur Jurnal Kebudayaan Tanggomo. Puisinya ikut dalam Antologi Tarian Ilalang, 2010. Antologi Hafsa Publisher, Puisi Kasih, 2010, Antologi Indonesia Berkaca, 2011, Antologi Sepuluh Kelok di Mouseland, 2011 dan Bunga Rampai Cerpen dan Puisi Tuah Tara No Ate TSI ke-4, Ternate 2011. Saat ini masih setia melajang dan menekuni dunia usaha kecil-kecilan di Manado sembari terus belajar menulis puisi dan cerpen.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati