Selasa, 02 April 2013

Pendidikan dalam Bingkai Otonomi Daerah (3 Habis)

Sutejo *
Radar Madiun, 8 Nov 2000

Dalam menyongsong desentralisasi pendidikan mulai 1 Januari 2001 mendatang, maka menjadi penting untuk mendiskusikan “alternatif kebijakan” pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomisasi pendidikan.
Pertama, merger dan “restrukturisasi” Depdiknas dan Cabang Dinas Pendidikan menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten. Paradigma ini, sebelum 1 Januari 2001 mutlak dilaksanakan. Merger dua atap menjadi satu atap dinas, akan menjadi persoalan alami, yang membawa konsekuensi dan resiko kepegawaian tersendiri. Untuk itu, kearifan dan profesionalisasi personal birokrasi daerah menjadi jawaban pertama dalam menempatkan persona-personanya.

Sebab, profesionalisme telah menjadi salah satu asas pelaksanaan pemerintah yang bersih dari KKN, sebagaimana diisyaratkan oleh UU No. 28 tahun 1999. Profesionalisme yang menuansakan etos produktif, etos kerja, dan etos kompetisi dalam memompa dan mengendalikan operasionalisasi pendidikan di daerah.
Kedua, berdirinya organisasi pengelola pendidikan daerah (Dewan Sekolah) yang kompeten dan profesional. Kompetensi dan profesionalisasi Dewan Sekolah, karenanya menjadi mutlak. Mengingat besarnya tanggung jawab yang dibebankan padanya. Sejalan dengan tujuan pendiriannya, sebagaimana disinyalir oleh Muljani A. Nurhadi (Irjend Depdiknas), maka organisasi ini memiliki tiga tujuan utama: 1. Untuk mendorong melakukan pemberdayaan masyarakat, 2. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, 3. Untuk peningkatan peran serta masyarakat, serta mengembangkan peran dan fungsi DPRD.

Karena itu, dalam konteks desentralisasi pendidikan ini, tidak ada satu lembaga pun yang berkewenangan menentukan berbagai kebijakan pendidikan, kecuali Dewan Sekolah. Karena itu, policy tenaga kependidikan misalnya, Dewan Sekolah berkewenangan untuk menentukan sistem penggajian, pengangkatan, pemberhentian, pemindahan, dan pemensiunan guru. Gayut dengan persoalan pendanaan pendidikan, Dewan Sekolah ini dapat memaksa “political wiil” pemerintah Dati II untuk memberikan perhatian penuh, atau mengalokasikan secara maksimal pada dunia pendidikan.

Dalam konteks inilah, Suyanto jauh hari pernah mengusulkan pentingnya pemberdayaan pendidikan dengan memberikan prioritas dana pada dunia pendidikan. Yakni, sebuah makna pemberdayaan pendidikan yang ditandai dengan dijadikannya pendidikan sebagai program unggulan dengan Jepang, sebagai contoh konkret yang dapat diteladani. Karena itu, logis kiranya jika Agenda Jakarta 2000 yang menetapkan salah satu agendanya pada penekanan akan arti pentingnya komitmen pemerintah, dalam meningkatkan proporsi anggaran pendidikan, hingga mencapai lima persen dari PDB atau 25 persen APNM.

Ketiga, digunakannya asas demokrasi dalam pelaksanaan desentralisasi pendidikan. Pentingnya demokratisasi pendidikan, sehingga memberikan nilai-nilai keadilan, kreativitas, dan pemberdayaan masyarakat dalam konteks otonomi daerah. Maka otonomi pendidikan harus mengedepankan adanya profesionalitas, akuntabilitas, dan kesejahteraan para aktivis pendidikannya. Karena itu, jika akuntabilitas publik pendidikan tidak berjalan, logikanya sulit berpihak pada pemberdayaan intelektualitas masyarakat yang integratif dengan nilai-nilai moralitasnya. Bagaimana lembaga pendidikan kita selama ini telah menjadi “pasar” pendidikan, tanpa kontrol peningkatan kualitas masyarakat produknya? Bukti gampang yang dapat diajukan, adalah semakin menjamurnya pengangguran terdidik di satu sisi dan sering tidak signifikannya sertifikasi ijazah dengan kemampuan seseorang di sisi yang lain.

Jika demokratisasi pendidikan dalam otonomi pendidikan di daerah ini berhasil, pada gilirannya tentu akan memberikan kontribusi berarti pada peningkatan daya saing SDM Indonesia. Bukankah dalam konteks otonomi pendidikan, daerah adalah si pemegang kata akhir sebuah kewenangan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengevaluasian pendidikan di daerah? Profesionalitasnya, akan menjadi taruhan penting berkualitas tidaknya SDM Indonesia mendatang.

Karena itu, isyarat Agenda Jakarta 2000, harus mampu melahirkan semacam gerakan untuk melakukan reposisi pendidikan secara real di daerah. Reposisi pendidikan yang mempanglimakan terbentuknya masyarakat sipil yang demokratis, sebagai wujud dari pentingnya SDM yang berwawasan “berkeotonomian-daerah”. Jika postulasi Gramsei tegas mengisyaratkan bahwa setiap hubungan pedagogis bersifat hegemonik, maka reposisi pendidikan ini menggantung amanat pentingnya reciviliani-zation dengan terciptanya pendidikan yang demokratis, kreatif, kritis, inklusif, dan berbasis manajemen modern di daerah.

Keempat, implementasi Agenda Jakarta 2000 di daerah. Fenomena penyimpangan pendidikan selama ini, karenanya telah menjadi otokritik yang harus dijawab dengan implementasi Agenda Jakarta 2000. Sosialisasi penjabaran kewenangan daerah, dalam otonomi pendidikan dan pentingnya penyadaran akan amanat Agenda Jakarta 2000. Karenanya, menjadi alternatif awal pemecahan problematika pendidikan selama ini. Di samping, pengawasan dan pengawalan ketat terhadap institusi pendidikan yang ada di daerah. Penyimpangan yang terjadi di lapangan, harus ditindak tegas agar penyimpangan dapat dihindarkan dan “keadilan pendidikan” dapat diciptakan. Ironisnya, realita pendidikan mutakhir, boleh jadi tanpa profesionalitas, akuntabilitas, dan etos pemberdayaan ini sudah menjadi rahasia umum. Kecil prosentase penyelenggara pendidikan yang berpanglimakan pemberdayaan dan profesionalitas ini.

Hingga saat ini, pendidikan kita dinilai oleh almarhum Romo Mangun telah terperangkap pada indoktrinasi kognitif-afektif secara besar-besaran (brainswashing). Sehingga tidak membekalkan analisis kritis dan kreatif, dalam menghadapi kehidupan nyata. Terjerumus dalam jamban pendidikan yang tidak memberdayakan! Dalam konteks inilah, Agenda Jakarta 2000 dan profesionalisasi desentralisasi pendidikan memiliki urgensitas tinggi dalam mendorong terciptanya pendidikan yang berdemokrasi, kreatif, bermoral, dan memberdayakan.

Kelima, perlunya revitalisasi otonomi pendidikan di daerah. Revitalisasi pendidikan yang ditandai dengan adanya kesadaran untuk melakukan apa yang oleh Darmaningtyas disebutnya dengan revitalisasi “transformasi pendidikan”. Transformasi pendidikan yang ditandai dengan perlunya perbaikan ekonomi; perbaikan kurikulum yang berbasis masyarakat, revitalisasi seni dan humaniora, demokrasi, dan kurikulum yang menanamkan sikap kritis, terhapusnya pendidikan yang militeristik, dan urgennya pemberdayaan guru. Jika gagasan deret konsekuensi transformasi pendidikan ini diimplementasikan di lembaga pendidikan, dengan pigura sekolah yang berbasis manajemen, maka puluhan tahun ke depan bukan hal naïf jika pendidikan kita adalah sebuah jawabannya.

Meski terlambat, “peneloran” idealisme Agenda Jakarta 2000, wajib diterjemahkan ke dalam pelaksanaan otonomi pendidikan di daerah. Boleh jadi, merupakan jawaban awal menyongsong era 2003 dengan AFTA dan 2020 dengan APEC-nya. Urgensitas Agenda Jakarta 2000, mengamanatkan pemerintah daerah untuk berpikir kritis dinamis dalam mengantarkan terbentuknya Indonesia baru. Indonesia yang tidak sekedar jadi bulan-bulanan bangsa-bangsa di dunia, tetapi bangsa mandiri yang memiliki kemandirian berdiri di atas kaki sendiri. Mudah-mudahan ini bukan “mimpi di siang bolong” karena “kebakaran global” sudah di depan mata, sementara otonomi pendidikan dengan pemberdayaan daerah masih dalam kata-kata. Bukankah jauh tahun Malaysia sudah mencanangkan Wawasan 2000-nya, Singapura dengan SDM yang knowledge employee? Bahkan, Jepang tahun 1972 telah mencanangkan keterpaduan ekonomi dan pendidikan dengan menghadapi era 2000 dengan proyek prestisius. (HABIS)

*) Dosen STKIP PGRI Ponorogo, Mahasiswa Pasca Sarjana UNS Surakarta.
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2013/03/pendidikan-dalam-bingkai-otonomi-daerah-3-habis/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati