Jumat, 07 Desember 2018

Majelis Sastra Urban dan Aturan Dilarang Bertanya

Ribut Wijoto
beritajatim.com

Kami bersepakat membuat sebuah forum di mana setiap orang dilarang bertanya. Kecuali moderator. Setiap orang yang datang hanya boleh mengemukakan pandangan, meluruskan pendapat orang lain, menambahi data-data pendukung, membantah, dan dilarang bertanya.
Kami namai forum itu Majelis Sastra Urban. Penamaan forum ini memakan waktu cukup lama. Jauh lebih lama dibandingkan ketika kami merumuskan visi dan menentukan tema-tema. Perdebatan yang berlarat-larat. Mengapa? Karena kami semua sadar, masalah nama adalah hal ihwal yang sepele. Sehingga setiap nama yang diusulkan selalu tanpa argumentasi mendalam. Dan sebagian dari kami dengan mudahnya mementahkan usulan sekaligus menimpali dengan usulan lain. Akhirnya nama Majelis Sastra Urban dipilih setelah semua dari kami bosan berdebat.

Sebelumnya, kami dengan segera bersepakat, bahwa, dalam forum yang bakal kami gelar sebulan sekali (tiap Jumat malam pada minggu terakhir), ada ditegakkan aturan ‘dilarang bertanya’. Kami tentu saja menyadari tentang pemahaman beberapa orang, asal mula pemikiran berasal dari pertanyaan. Namun, kami memilih untuk mengambil risiko.

Pertimbangannya sederhana, kami kasihan dengan narasumber.
Kami membayangkan suatu kali mendatangkan narasumber seorang cerpenis handal. Pintar mengolah plot, penokohannya kuat, pilihan katanya bernas, dan kisah yang dia bikin mampu merangsang pembaca untuk berpikir jauh. Namun itu dalam tulisan. Dalam berbicara di depan publik, sang cerpenis handal ternyata gagap. Juga introvert.

Kami membayangkan, secara terbata-bata, sang cerpenis handal memberi pengantar diskusi berupa pemaparan tentang proses kreatif. Mungkin dia hanya tahan berbicara antara 10 sampai 15 menit. Selanjutnya, disambung moderator dengan kalimat: “Kita lanjutkan sesi dialog. Dibuka tiga pertanyaan”. Tiga pertanyaan dilontarkan audien dan secara terbata-bata dijawab oleh sang cerpenis handal, moderator lalu membuka tiga pertanyaan lagi. Demikian seterusnya selama hampir dua jam.

Sungguh, kami sulit membayangkan situasi itu terjadi dalam forum kami. Maka, kami memilih memuliakan narasumber dengan aturan ‘dilarang bertanya’.

Kami menginginkan audien lebih banyak memberikan pandangan perihal karya sang cerpenis handal. Tafsir. Kami ingin menciptakan ruang di mana tafsir dirayakan seluas-luasnya. Tafsir pembaca. Perbedaan tafsir yang bisa jadi disebabkan oleh pengalaman pengetahuan yang berbeda, latar belakang pembaca yang berbeda, dan kepentingan yang berbeda. Agar sang cerpenis handal mungkin saja tidak menyangka jika karyanya memiliki beragam makna. Keberagaman makna hasil dari otak pembaca yang berbeda-beda.

Kami telah mengantisipasi bahwa menciptakan keluasan ruang tafsir sangat sulit. Terlebih kita hidup di tengah-tengah kultur diskusi yang dijejali pertanyaan-pertanyaan terhadap narasumber. Untuk itu, kami sendiri juga bakal menjadi audien.

Walau sama-sama mencintai sastra, kami berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada dari kami yang berstatus mahasiswa antropologi, ada mahasiswa sastra Indonesia, mahasiswa teknik, lulusan psikologi, dan lulusan akuntansi. Ada dari kami yang berprofesi guru les musik, ada yang sehari-hari bekerja mengayuh becak, sopir, ada pula wartawan. Sebagai bagian dari audien, kami akan memandang karya melalui latar belakang kami masing-masing.

Selain untuk memuliakan narasumber yang cerpenis handal namun gagap bicara, metode ini, sekaligus sebagai usaha kami menjawab salah satu problem yang kerap kami dengar di ranah kesusastraan Surabaya (baca: Jawa Timur), yaitu kritik sastra.

Beberapa kali kami mendapat keluhan, kemunculan para sastrawan muda Jawa Timur dinilai tidak dibarengi dengan kemunculan kritik sastra yang memadai. Imbasnya, sastrawan seperti iseng sendiri. Jembatan antara tafsir karya dengan publik menjadi terputus. Pembaruan dan jelajah estetik pun tidak dapat teridentifikasi secara terperinci dan teoritis.

Adanya beberapa kritikus seperti Shoim Anwar, Tjahyono kembar, Mashuri Alhamdulillah, Heru Susanto, Suryadi Kusniawan, dan beberapa lainnya belum sanggup memenuhi kebutuhan kritik yang proporsional. Sedangkan para akademisi dan sarjana sastra kurang membikin penelitian dengan berpijak pada kondisi kekaryaan sastra yang lebih konkret.

Kami mencoba menjawab keluhan itu melalui Majelis Sastra Urban. Satu per satu kami akan membedah karya sastrawan Surabaya (baca: Jawa Timur). Setahap demi setahap kami akan menafsirkan setiap gejala kesusastraan.

Dan atas usaha ini, kami memilih menjadi bagian dari Dewan Kesenian Surabaya (DKS). Pertimbangannya dua hal. Satu, mayoritas dari kami adalah anggota dari komunitas sastra atau komunitas seni. Kami menjadikan institusi DKS sebagai wadah aspiratif dan aplikatif dari kami. Apalagi, dalam takdirnya, dewan kesenian memang mengemban tanggung jawab pengembangan kesusastraan di wilayahnya.

Dua, DKS memiliki Galeri Surabaya. Posisi Galeri Surabaya yang berada di kompleks Balai Pemuda mudah diakses dari segala penjuru, karena memang tempatnya tepat di tengah kota. Terlebih, Balai Pemuda merupakan salah satu ikon kesenian di kota Surabaya. Dalam riwayatnya, tidak sedikit sastrawan yang pernah berproses kreatif di Balai Pemuda.

Maka, sekarang dan ke depan, kami ingin mewarnai ikon kesenian kota Surabaya itu dengan aktivitas tafsir sastra. Dengan satu aturan, dilarang bertanya. [but]
________
Nama-nama kami adalah Aris Rahman Putra, Alfian, Rizki Amir, Satrio, Nanda A Rahmah, Uyung, Mahrus Hadi, Mahdi Betjak, Mahamuni Paksi, Saifuddin Ayyami, Lubet Arga Tengah, Dadang Ari Murtono, Yusril Ihza, Hembing, Ribut Wijoto, Arul Lamandau, Hanif Nashrullah, Maya Amelia Zahra, dan lain sebagainya. http://beritajatim.com/sorotan/343815/majelis_sastra_urban_dan_aturan_dilarang_bertanya.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati