Kamis, 06 Februari 2020

Ribuan Orang Melayat W.S. Rendra

Putri Kemala, Mila Novita
sinarharapan.co.id

Ken Zuraida, istri almarhum W.S. Rendra, menyanyikan lagu Singgah-singgah di depan jenazah sang budayawan. Seusai menyanyi ia mengucap kalimat singkat: Saya rasa, saya tidak sanggup menjadi penerus Bengkel Rendra. Saya juga merasa kurang berbakti kepada Mas Rendra. Maafkan saya, Mas. Tetapi saya cinta pada Mas.

Seusai mengucapkan kalimat itu, sekitar pukul 11.30 WIB jenazah Rendra dibawa ke musala untuk disembahyangkan. Budayawan dan penyair yang meninggal, Kamis (6/8), pukul 22.05 WIB itu akan dimakamkan sehabis salat Jumat, tidak jauh dari makam Mbah Surip yang meninggal dua hari sebelumnya.

"Tempatnya memang sudah dipersiapkan sejak lama. Rendra juga minta dimakamkan di bawah pohon rindang," kata adik ipar W.S. Rendra, Iwan Burnani di rumah duka Bengkel Teater Rendra, di Depok, Jumat (7/8) pagi.

Tempat pemakaman seluas sekitar 100 meter persegi tersebut memang dipersiapkan sebelumnya untuk sejumlah seniman dan aktivis, seperti Roedjito (seniman teater Artistik), Arie Mocoi, Indra Kesuma Budenani, Ria Rumondang Pardede, Semsar Siahaan (pelukis dan perupa), dan Mbah Surip.

"Ini bukan makam keluarga, siapa saja boleh kalau mendapat persetujuan keluarga Rendra," katanya. Ribuan pelayat hadir di tempat pemakaman. Sejumlah pejabat dan artis datang melayat ke rumah duka tersebut, seperti Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Wakil Wali Kota Depok Yuyun Wirasaputra, Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan, dan Jenderal (Purn) TNI Wiranto.

Dari kalangan seniman hadir, antara lain Slamet Rahardjo, Putu Wijaya, Virgiawan Listianto atau yang lebih dikenal dengan Iwan Fals, Deddy Mizwar, Tarzan, Jamie Aditya, Adi Kurdi, Connie Constantia, dan Bens Leo. Putra dan putrinya yang sedang ditunggu kedatangannya adalah Yonas yang berada di Kalimantan, serta Naomi, Rachael, dan Semy yang tinggal di Yogyakarta. "Sekarang mereka sedang dalam perjalanan," katanya.

Sebelum dimakamkan, Jero Wacik menganugerahkan penghargaan Satya Lencana sebagai pahlawan budaya nasional. Saya merasa sangat berduka atas nama pribadi. Saya mengenal Rendra sejak 40 tahun lalu, saat dia masih duduk di bangku SMA. Kesan saya yang paling mendalam dari seorang Rendra adalah saya harus menggalakkan teater karena dari teaterlah akan muncul bibit-bibit baru yang lebih baik lagi.

Saya merasa tersanjung ketika Rendra mengatakan film dan musik sudah maju. Dan 'PR' saya terbesar adalah teater, katanya dalam sambutannya.

Klara Sinta, putri Rendra, mengatakan bahwa Rendra tidak ingin perjalanan panjang sakitnya ini diumbar. "Saya bicara untuk ketenangan dan kedamaian bapak, ayah, sahabat, dan untuk keluarga, dan semua kerabat yangg datang ke sini. Saya tahu ini perjalanan yang sangat panjang dari beliau. Apa, kenapa, dan perjalanan panjang ini harus dilaluinya tidak akan saya umbar di sini karena beliau ber?pesan, beritahu mereka pada waktu yang tepat," ungkap Klara.

Peduli Masyarakat

Rektor Universitas Paramadhina Anies Baswedan ketika diminta komentarnya menyatakan, WS Rendra merupakan orang yang tidak pernah memandang masyarakat dengan basa-basi. "Saya sangat mengagumi beliau, karena dalam memandang masyarakat tidak  basa-basi," kata Anies. Dia mengatakan, dirinya selalu datang ketika acara-acara yang diselenggarakan oleh WS Rendra, baik pembacaan puisi ataupun diskusi.

"Banyak yang bisa dipelajari dari beliau, terutama masalah kemasyarakatan," ujarnya. Anies menilai kejujuran ekspresi merupakan hal yang selalu melekat pada diri Rendra dan Rendra tidak pernah terpesona pada harta duniawi. Rendra juga dinilai sebagai sosok yang telah menyadarkan masyarakat dengan perspektif yang dimilikinya. "Beliau adalah orang yang telah menyadarkan kita dengan semua perspektif berbeda yang dimilikinya," katanya. 

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menyatakan, dirinya sangat kehilangan penyair W.S. Rendra, karena sosoknya yang sangat peduli pada masyarakat. "Mas Willy orang yang sangat peduli dengan masyarakat," katanya  di Bengkel teater Rendra, Jumat.

Jusman juga menyatakan kagum dengan penyair yang mendapat julukan "Si Burung Merak" karena dedikasi hidupnya untuk kesenian yang tiada henti sampai akhir hayatnya dengan menyuarakan kekritisannya. "Hidupnya dicurahkan untuk mengembangkan kesenian yang bebas berekspresi, dan kritis terhadap realitas sosial. Ini menjadikan ia begitu dikenal," ujar Jusman.

Ia mengatakan, Rendra selalu mengingatkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan seharusnya bisa bersatu dan bekerja sama untuk membangun bangsa, demi kesejahteraan masyarakat.

Salah satu sikap Rendra yang tidak dapat dilupakannya adalah ketika bertemu selalu dengan wajah gembira, tidak pernah sedih. Rendra kata Jusman juga tidak segan-segan mengatakan sesuatu yang ia tidak suka dengannya. "Kalau tidak suka, dia menyatakan dengan terus terang, karena sudah dianggap keluarga," katanya.

Jusman mengatakan terakhir kali bertemu Rendra dua minggu yang lalu saat penyair dengan julukan "Burung Merak" tersebut masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kelapa Gading.

Ketika itu, kata dia, mereka membicarakan realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Jusman mengatakan bahwa ia kenal dengan Rendra pertama tahun 1978. "Ketika itu saya masih jadi mahasiswa ITB dan beliau sedang menjadi ikon atas kekritisannya," katanya.

Ketua Majelis Sastra Bandung Mat Don mengatakan, W.S. Rendra merupakan budayawan dan penyair yang hadir di setiap angkatan. Karya-karyanya mudah dicerna masyarakat, termasuk oleh masyarakat  awam sekalipun," katanya.

Kepergian Rendra, kata Mat Don, merupakan kehilangan besar buat sastra Indonesia. Ia merupakan salah satu penyair yang mamiliki karakter khas melalui syair-syair pedasnya yang langsung menohok. "Salah satu ciri khasnya adalah mengukir syair-syair pedas yang langsung pada persoalan, puisinya bisa dicerna siapa pun. Itu kekuatannya," kata penyair Kota Bandung itu.

Rendra, kata Mat Don, merupakan orang tua, guru, dan teman bagi para penyair, seniman, dan budayawan. Ia merupakan salah satu dari sekian banyak penyair yang cukup produktif dan tetap kritis dalam mengungkap fenomena di masyarakat Indonesia.

Sebagai penyair, katanya, ia mengaku sulit mengklasifikasikan sosok almarhum karena karya-karyanya selalu hadir dan mengikuti setiap angkatan. Syair-syair pedasnya, ujarnya, tidak hanya menyentil kebijakan pemerintah, namun juga menggugah masyarakat untuk bangkit bersama  semangat syair-sairnya dalam melakukan perbaikan. 

"Rendra merupakan tipikal orang yang konsisten dan berjuang tanpa jeda untuk puisi dan sastra Indonesia, humanis dan enak diajak berdiskusi," katanya. (ant).
***

http://sastra-indonesia.com/2009/08/ribuan-orang-melayat-ws%e2%80%88rendra/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati